 |
Shalat Tarawih. Shalat sunah Tarawih hanya dilakukan pada malam-malam di bulan Ramadhan setelah shalat Isya. Ada yang melaksanakannya dengan 8 rakaat dan ada pula yang melaksanakan 20 rakaat, ditambah dengan witir 3 rakaat. Puasa akan lebih sempurna jika dibarengi dengan shalat Tarawih, yang bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendirian di rumah. Shalat Tarawih merupakan bagian dari qiyamul lail dan memiliki keutamaan besar sebagaimana hadis Rasulullah SAW: "Barang siapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari dan Muslim).
Amalan-Amalan Ibadah di Bulan Suci Ramadhan
Menyegerakan Berbuka dan Mengakhirkan Sahur. Dalam menjalankan puasa, kita harus tetap menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh. Oleh karena itu, berbuka dan sahur dengan makanan sehat serta bergizi sangat dianjurkan. Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur adalah sunnah Nabi SAW. Dalam hadis disebutkan: "Umatku akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur" (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Hikmah dari sunnah ini adalah agar tubuh tetap kuat dalam menjalankan ibadah. Jika tidak sahur, tubuh bisa menjadi lemas dan ibadah pun tidak maksimal. Menyegerakan berbuka juga menjadi kenikmatan tersendiri, karena setelah menahan haus dan lapar seharian, saat berbuka kita benar-benar merasakan nikmat yang Allah berikan. Selain itu, puasa mengajarkan kita untuk memahami penderitaan fakir miskin, sehingga menumbuhkan niat untuk membantu mereka.
I’tikaf. I’tikaf adalah ibadah yang sangat dianjurkan, terutama di bulan Ramadan. I’tikaf berarti berdiam diri di masjid atau tempat tertentu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Ibadah ini sering dilakukan pada sepuluh hari terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil, untuk mengharapkan Lailatul Qadar. Rasulullah SAW juga melaksanakan i’tikaf, sebagaimana dalam hadis: "Rasulullah SAW menetap di masjid pada sepuluh hari terakhir Ramadan dan bersabda, 'Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan'" (HR. Bukhari dan Muslim).
Doa dan Zikir. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan Allah SWT. Oleh karena itu, di bulan Ramadan kita dianjurkan untuk memperbanyak doa dan zikir agar Allah memberikan kemudahan dalam kehidupan kita. Dengan berzikir, kita mengingat Allah dan meminta pertolongan-Nya agar segala urusan hidup kita terselesaikan dengan baik.
Qiyamul Lail (Shalat Malam). Qiyamul lail adalah ibadah yang utama, terutama di bulan Ramadan. Sebelum sahur, sebaiknya kita melaksanakan shalat tahajud, hajat, dan shalat sunah lainnya. Shalat tahajud merupakan shalat sunah yang sangat utama dan memiliki banyak keistimewaan. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat malam hingga kakinya bengkak. Ketika Aisyah RA bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini (shalat hingga kaki bengkak), padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang?" Rasulullah SAW menjawab, "Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Bukhari dan Muslim).
Berinfak dan Bersedekah. Jika memiliki rezeki, sebaiknya kita menyisihkan sebagian untuk berinfak dan bersedekah di bulan Ramadan. Infak dan sedekah sangat dianjurkan, terutama di bulan penuh berkah ini. Dengan berinfak, kita bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan. Allah akan membalas kebaikan kita dengan keberkahan harta dan kesucian rezeki. Di bulan ini, memberi jamuan kepada orang yang berpuasa juga sangat dianjurkan karena pahalanya akan mengalir kepada kita.
Bagi umat Islam di Indonesia, bulan Ramadan adalah waktu untuk melatih diri, memperbaiki akhlak, dan membentuk karakter bangsa yang peduli terhadap sesama. Semoga amalan yang kita lakukan di bulan Ramadan diterima oleh Allah SWT dan dibalas dengan pahala yang besar. Aamiin.
*Dosen STIT Syaikh Burhanuddin Pariaman
