Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Membaca Pikiran Tuhan? oleh ReO Fiksiwan

"Sains bukanlah tentang kepastian; sains adalah tentang menemukan cara berpikir yang paling dapat diandalkan pada tingkat pengetahuan mutakhir saat ini.“ — Paul Davies (78).

Paul Davies, fisikawan dan penulis terkenal, yang menulis beberapa buku tentang hubungan antara sains dan agama. 

Di antara buku-bukunya, yang paling terkenal adalah "God and the New Physics"(1983) dan "The Mind of God"(1992). 

Buku pertama, saya beli di Gramedia Semarang(02/10/2002); kedua, dibeli di Komunitas Utan Kayu Jakarta(24/04/2002) dan kedua-duanya merupakan hasil terjemahan Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Kedua buku ini, secara konklusif membahas tentang konsep Tuhan dan bagaimana sains dapat membantu kita memahami seluk-beluk(labirin) dan sifat “membaca pikiran” Tuhan?

Kalau di buku God and the New Physics(terjemahan: Tuhan, Doktrin dan Rasionalitas), Davies membahas tentang bagaimana fisika modern dapat membantu kita memahami hakikat “pikiran” Tuhan. 

Pendapatnya mengatakan bahwa fisika kuantum dan teori relativitas dapat memberikan wawasan baru tentang kompleksitas fisika dan labirin “pikiran Tuhan” sebagai titik tolak fundamental cara kerja logika ilmiah(lihat Popper, The Logic of Scientific Discovery, 1934).

Ia pun membahas tentang konsep Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan bagaimana sains dapat membantu kita memahami proses penciptaan itu?

Ringkasnya, buku ini membahas kosmologi secara mendasar, meskipun di seluruh teks disebutkan kaitan beberapa ilmu pengetahuan, seperti fisika, matematika, neurologi, dan filsafat. 

Demikian pula, dibahas berbagai macam masalah filosofis, seperti hakikat Tuhan, mukjizat, kehendak bebas, waktu, dan kesadaran. 

Davies berusaha menjelaskan perubahan peran agama dan sains, dan cara fisika memberikan wawasan tentang apa yang dulunya dianggap semata-mata sebagai pertanyaan agama atau filosofis.

Sementara, The Mind of God (terjemahan: Membaca Pikiran Tuhan: Dasar Ilmiah untuk Dunia yang Rasional), ia membahas tentang bagaimana sains dapat membantu kita memahami sifat Tuhan. 

Dalam pandangannya, sains dapat memberikan wawasan baru tentang sifat Tuhan dan bagaimana Tuhan berinteraksi dengan alam semesta. 

Bagi Davies, konsep Tuhan sebagai sumber kesadaran bisa membantu bagaimana sains memahami sifat fondasi kesadaran.

Konsep Tuhan, menurut Davies, bukanlah sosok yang dapat dipahami secara literal, tetapi lebih sebagai konsep yang dapat membantu memahami bagaimana sifat alam semesta bekerja dan berfungsi.

Ia berpandangan bahwa Tuhan dapat dipahami sebagai sumber kesadaran dan pencipta alam semesta. 

“Berdasar basis kerja sains, saya makin yakin bahwa alam semesta fisik ini disusun dengan kecerdasan yang begitu mencengangkan sehingga saya tidak dapat menerimanya sebagai fakta yang tidak masuk akal... 

Saya tidak percaya bahwa keberadaan kita di alam semesta ini hanyalah sekadar kebetulan, kecelakaan sejarah, atau sekadar titik kecil dalam drama kosmik yang agung.”

Pandangan ini secara mutakhir bisa dirujuk kembali pada The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution(2009) dari Richard Dawkins(84) maupun, jauh sebelum itu, dalam Cosmos(1980) dari Carl Sagan (1934-1996).

Dengan kata lain, sains dapat memberikan wawasan baru tentang hakikat dan sifat Tuhan(asmaul-husnah) dan bagaimana Tuhan berinteraksi dengan alam semesta melalui perspektif mutakhir di luar doktrin-doktrin tradisional.

Hal lainnya, minat penelitian Davies, merambah fisika teoretis, kosmologi, dan astrobiologi. Risetnya, terutama di bidang teori medan kuantum dalam ruangwaktu lengkung. 

Kontribusi sains penting lain dari Davies disebut efek Fulling–Davies–Unruh, yang menyatakan bahwa pengamat yang berakselerasi melalui ruang hampa akan mengalami radiasi termal terinduksi.

Juga, keadaan vakum Bunch–Davies sering digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan fluktuasi latar belakang gelombang mikro kosmik yang tersisa dari Big Bang. 

Dalam sebuah makalah yang ditulis bersama Stephen Fulling dan William Unruh, terungkap: “yang pertama kali menyatakan bahwa lubang hitam yang menguap melalui efek Hawking kehilangan massa sebagai akibat dari aliran energi negatif yang mengalir ke dalam lubang dari ruang di sekitarnya.”

Davies telah lama dikaitkan dengan masalah panah waktu(time’s arrow) dan juga telah mengidentifikasi misteri 'energi gelap'(dark energy) sebagai salah satu masalah terpenting yang dihadapi sains fundamental.

Dia pun dianggap sebagai sainstis pendukung awal teori bahwa kehidupan di bumi mungkin berasal dari Mars yang terbungkus dalam bebatuan yang terlempar akibat tabrakan asteroid dan komet. 

Selain itu, kiprah Davies merupakan penyebar penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi untuk mencegah tabrakan komet di masa mendatang yang mengancam perkembangan atau keberadaan umat manusia.

Ia mengusulkan bahwa perjalanan satu arah ke Mars bisa menjadi pilihan yang layak di masa depan. 

Selama berada di Australia, 1990 ia membantu mendirikan Pusat Astrobiologi Australia dan SETI((Search for Extraterrestrial Intelligence) yang ditutup 2007 silam karena dianggap oleh komunitas ilmiah “pendek pandang” (myopic).

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies