Type Here to Get Search Results !

WAMY Sumatera Barat Antarkan Paket Bantuan ke Surau Gadang Tanjung Medan

Pembina WAMY Sumatera Barat, Prof. Duski Samad menyerahkan paket bantuan ke Amsaidi Lutan Tuanku Khalifah di Surau Gadang Tanjung Medan.

PADANG PARIAMAN, -- Khusus orang surau yang korban bencana atau terdampak banjir dan longsor, terkenal dengan sebutan orang siak, sepertinya dapat perhatian oleh World Assembly of Muslim Youth (WAMY).

Ada 20 paket bantuan sembako yang terdiri dari beras, minyak dan makanan serta amplop berisi uang Rp 300 ribu diantar ke Padang Pariaman. Satu paketnya senilai Rp 500 ribu.

Langsung Pembina WAMY Sumatera Barat, Prof. Duski Samad Tuanku Mudo, Firdaus Djafri yang mengantarkan paket bantuan itu.

"Kita berbagi lokasi. Semua pengurus WAMY turun ke daerah bencana banjir dan longsor. H. Faridansyah dan rombongan mengantarkan bantuan ke Kabupaten Agam, rombongan kami ke Padang Pariaman," kata Duski Samad.

12 paket dibagikan di Surau Gadang Tanjung Medan dan Masjid Syekh Madinah Sungai Gimba Ulakan. Surau Gadang Tanjung Medan adalah surau yang didirikan Syekh Burhanuddin. Di sana bantuan diterima oleh Amsaidi Lutan Tuanku Khalifah. Surau Gadang Tanjung Medan adalah korban bencana banjir.

Air bah yang melanda Sungai Batang Ulakan, ikut melanyau Surau Gadang Tanjung Medan. Bahkan, Jumat kemarin Masjid Syekh Burhanuddin di komplek Surau Gadang Tanjung Medan itu tak bisa melaksanakan Jumat, lantaran dalam masjid penuh dengan air.

Surau Gadang Tanjung Medan terletak di Nagari Sandi Ulakan. Punya peradaban tinggi. WAMY melihat ini sebagai orang yang patut dibantu. Orang siak yang menghidupkan surau itu, sangat patut dibantu. Apalagi, mereka juga korban bencana.

WAMY adalah salah satu organisasi kepemudaan Islam terbesar di dunia. WAMY didirikan pada tahun 1392 H / 1972 M. H. Faridansyah dikenal sebagai Kepala Perwakilan WAMY Sumatera Barat.

Sementara, di Masjid Syekh Madinah Sungai Gimba, WAMY juga menyentuh orang siak yang menghidupkan masjid itu. Di sana, bantuan diterima Tuanku Khatib Ibrahim dan Tuanku Kaciak Syafri.

WAMY melihat, dalam kondisi apapun juga, masjid dan surau tak boleh mati. Sarana ibadah ini harus terus hidup dan bergerak. Makanya, di tengah musibah dan bencana ini, para penggerak masjid dan surau ini dikuatkan dengan bantuan ini.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.