Type Here to Get Search Results !

Bantuan Bencana: Kerja Kemanusiaan Bernilai Ibadah

Alhamdulillah siang ini posko bantuan bencana di Markaz Sumbar menerima donasi utk bencana Sumbar sejumlah 100 juta rupiah dari keluarga besar Almarhum H. Aswien, Jazakumullah Khaira jaza


Oleh: Duski Samad

Topik ini saya angkat dari momen mengharukan ketika Ibuk Hajjah Rehan menyerahkan bantuan sebesar Rp100 juta melalui WAMY Sumatera Barat. Bantuan tersebut diterima langsung oleh H. Faridansyah di Posko Bantuan Bencana WAMY Sumatera Barat, Jalan Ikhlas Raya Nomor 18 D, Andalas, Padang Timur.

Di tengah suasana duka akibat banjir bandang dan longsor yang melanda berbagai wilayah di Sumatera Barat, kontribusi ini bukan hanya angka dalam bentuk rupiah, tetapi tanda kasih, kepekaan, dan kepedulian kemanusiaan. Ia menjadi teladan nyata bagaimana kerja sosial dapat berubah menjadi ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT.

Prioritas Bantuan: Menyentuh yang Paling Membutuhkan

WAMY Sumatera Barat menetapkan beberapa prioritas bantuan yang menyentuh inti penderitaan masyarakat, yaitu untuk:

1. Keluarga korban yang wafat

Menghibur mereka yang kehilangan tulang punggung keluarga adalah kewajiban moral dan sosial.

2. Rumah hanyut dan rusak berat

Tempat tinggal adalah kebutuhan dasar. Ketika rumah hilang, korban bukan hanya kehilangan bangunan, tetapi juga rasa aman.

3. Lembaga pendidikan dan rumah ibadah

Sekolah, pesantren, masjid, dan mushalla yang rusak harus dipulihkan segera agar aktivitas ibadah dan pendidikan tidak terhenti.

4. Fasilitas umat lainnya

Jalan, jembatan, dan sarana umum yang rusak memerlukan dukungan kolektif agar kehidupan masyarakat kembali stabil.

Prioritas ini menggambarkan bahwa bantuan bukan sekadar penyerahan barang, tetapi strategi pemulihan kehidupan yang menyeluruh.

Kerja Kemanusiaan dalam Perspektif Islam (Muamalah)

Dalam Islam, kerja kemanusiaan bukan sekadar kesukarelaan, tetapi bagian dari muamalah—aturan hubungan manusia dengan sesama. Setiap tindakan menolong, meringankan beban, atau memberikan pertolongan termasuk dalam kategori amal saleh.

1. Ibadah Sosial (al-‘Ibādah al-Ijtimā‘iyyah)

Islam memandang amal kebajikan kepada sesama sebagai ibadah. Nabi SAW bersabda:

> “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”

(HR. Ahmad)

Memberi bantuan kepada korban bencana berarti menghadirkan manfaat pada saat manusia paling lemah dan membutuhkan.

2. Sedekah dalam Bentuk Tindakan

Sedekah tidak hanya berupa uang. Senyum, tenaga, pikiran, bahkan sekadar membantu mengangkat barang korban adalah sedekah. Apalagi bantuan yang menyelamatkan kehidupan.

3. Tanggung Jawab Sosial Umat (Takāful Ijtimā‘ī)

Masyarakat Islam ditegakkan di atas nilai saling menanggung. Ketika satu wilayah tertimpa musibah, wilayah lain wajib ikut memikul beban itu. Prinsip ini esensial dalam membangun kekuatan umat.

Mengapa Bantuan Bencana Bernilai Ibadah Tinggi?

Karena:

1. Menolong di Saat Paling Krusial

Pahala menolong orang yang sedang dalam kesulitan sangat besar. Derita korban bencana adalah ujian besar; bantuan yang datang tepat waktu adalah karunia Allah yang disalurkan melalui tangan manusia.

2. Pekerjaan Mulia yang Membawa Keberkahan

Al-Qur’an menegaskan bahwa harta yang disalurkan di jalan kebajikan tidak akan berkurang, bahkan dilipatgandakan:

> “Apa yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya.”

(QS. Saba’: 39)

3. Menguatkan Solidaritas dan Keutuhan Sosial

Musibah bukan hanya ujian bagi korban, tetapi ujian bagi umat: apakah kita bersatu atau membiarkan saudara kita sendiri tenggelam dalam derita.

4. Amal Jariyah yang Mengalir Terus

Bantuan untuk fasilitas pendidikan, masjid, dan pesantren adalah investasi akhirat yang pahalanya terus mengalir sepanjang digunakan umat.

Bantuan Ikhlas: Teladan yang Menggerakkan Hati

Apa yang dilakukan oleh Ibuk Hajjah Rehan adalah teladan nyata. Ketika sebagian orang menunggu, beliau bergerak. Ketika sebagian merasa cukup simpati, beliau menunjukkan empati nyata. Ini adalah keteladanan moral, sekaligus sinyal kuat bahwa umat bisa bangkit jika saling menguatkan.

Keikhlasan seperti ini akan membangkitkan semangat banyak jiwa, terutama di tengah situasi sulit di mana masyarakat tertekan oleh kehilangan harta, rumah, bahkan anggota keluarga.

Ajakan untuk Menguatkan Barisan Kemanusiaan

Hari ini, Sumatera Barat membutuhkan lebih banyak orang seperti Ibuk Hajjah Rehan:

orang-orang yang hatinya hidup, yang tangannya ringan, dan yang pikirannya luas terhadap penderitaan sesama.

Kerja kemanusiaan bukan sekadar program sosial—tetapi perintah agama, tugas moral, dan bukti nyata ketakwaan.

Mari bersama kita salurkan tenaga, pikiran, dan harta untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.

Karena:

Kita kuat karena bersatu.

Kita mulia karena membantu.

Kita dekat dengan Allah karena peduli. Ds.29112025

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.