![]() |
Oleh: Duski Samad
Ilmu dan Kecerdikan Itu Berbeda.Profesor mewakili orang yang punya banyak ilmu, pengetahuan tinggi, bahkan bisa menjawab pertanyaan sains.
Tetapi tukang kebun menunjukkan bahwa kecerdikan, strategi, dan cara berpikir kreatif juga bisa mengalahkan pengetahuan akademik semata. Tidak semua masalah selesai dengan teori dan hafalan; kadang butuh akal sehat dan cara sederhana.
2. Nilai Pengetahuan Relatif
Dalam perjanjian, Profesor harus membayar 1 juta bila kalah, sedangkan tukang kebun hanya 100 ribu. Artinya, nilai sebuah pengetahuan berbeda-beda tergantung posisi dan modal yang dimiliki orang. Profesor dihargai lebih tinggi karena status dan ilmunya, sementara tukang kebun dianggap rendah. Tapi ternyata, di akhir cerita justru tukang kebun yang lebih “menang”. Ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan orang kecil, karena setiap orang punya cara dan kebijaksanaan sendiri.
3. Hidup Bukan Hanya Soal Jawaban, Tapi Soal Strategi
Profesor mencari jawaban “benar” berdasarkan logika dan ilmu. Tukang kebun justru tidak tahu jawabannya, tetapi ia menang karena pintar mengatur permainan. Pesannya:
Dalam hidup, kadang bukan siapa yang paling pintar yang menang, tapi siapa yang paling cerdas mengatur langkah.
Strategi dan kearifan praktis bisa mengalahkan keunggulan akademis.
4. Rendah Hati dalam Ilmu
Profesor merasa yakin dengan ilmunya, namun ternyata kalah oleh pertanyaan sederhana. Kisah ini mengingatkan bahwa ilmu setinggi apapun tetap terbatas, dan selalu ada ruang untuk hal-hal yang kita tidak tahu. Itulah sebabnya ulama selalu berpesan, "Semakin berilmu seseorang, seharusnya semakin tawadhu’ dan menyadari keterbatasannya."
5. Hikmah Kehidupan
Tukang kebun tidak tahu jawaban, tapi ia tetap “menang”. Artinya, dalam hidup kadang kita tidak perlu tahu semua jawaban, yang penting kita tahu bagaimana menyikapi keadaan. Hidup bukan lomba siapa paling banyak tahu, tapi siapa yang bijak dalam bertindak.
Kesimpulan:
Kisah ini mengajarkan bahwa ilmu itu penting, tapi kecerdikan, kebijaksanaan, dan strategi juga bagian dari kecerdasan hidup. Jangan meremehkan orang kecil, jangan sombong dengan ilmu, dan jangan takut jika tidak selalu punya jawaban — karena yang lebih penting adalah bagaimana kita bersikap. DS. 28082025.

