Type Here to Get Search Results !

Kehadiran Sosok Topik Hidayat Dibalik Meredanya Polemik Helat Kebudayaan: Manyauak di Nan Janiah Bagolek di Nan Data

Topik Hidayat 

PADANG PARIAMAN, --- Agaknya, rapat dengar pendapat antara DPRD Padang Pariaman dengan masyarakat Katapiang, Selasa 15 Juli 2025 yang diwakili unsur niniak mamak, bundo kanduang, LKAAM, pengurus sanggar silek dan sanggar seni lainnya, dalam mencari solusi terbaik agar persoalan yang terjadi di Padang Pariaman bisa diselesaikan dengan baik, menjadikan reaksi itu pun sedikit mereda.

Meski dalam rapat itu, perwakilan niniak mamak mengeluarkan semua unek-unek ke wakil rakyat yang hadir dalam forum resmi itu, pasca dengar pendapat, ketegangan agak sedikit mereda.

Ketua Komisi IV DPRD Padang Pariaman Topik Hidayat yang memimpin forum itu, mampu memberikan yang terbaik. Politisi PAN ini tampak mampu meredam suasana yang sebelumnya amat sangat menegangkan itu.

Topik Hidayat, anggota dewan asal Dapil II Padang Pariaman ini, mengerti betul pergolakan dan denyut nadi tokoh masyarakat Katapiang. Istilah maelo rambuik dalam tapuang, rambuik indak putuih, tapuang ndak taserak, menjadi solusi terbaik dari polemik Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis dan Rangkayo Rajo Sampono.

Anggota dewan dua periode ini bukan niniak mamak, bukan pula seorang datuak ataupun penghulu, tapi bahasa yang dipakainya dalam memimpin dengar pendapat itu, masuk dan menyentuh rasa yang paling dalam, dari kurenah kaum adat itu sendiri.

Sampai niniak mamak itu menyebutkan, kalau kaki tataruang inai tantangannyo, muluik tacalua ameh tantangannyo. Menurut niniak mamak, ketentuan demikian, sesuatu yang berlaku di sepanjang adat. Niniak mamak merasa dipermalukan. Ditambah kipasan dari orang-orang dekat JKA yang mengancam Rangkayo Rajo Sampono, Pucuak Adat Nan Berulayat di Katapiang.

Di sini, kejelian Topik Hidayat mengendalikan forum. Gejolak yang awalnya akan membuat seolah-olah runtuh gedung DPRD oleh kerasnya suara niniak mamak, oleh Topik Hidayat diredakan, dengan mengembalikan kekuatan budaya dan adat adalah marwah kita bersama.

"Kita inginkan, manyauak di nan janiah, bagolek di nan data. Rambuik ndak putuih, tapuang ndak taserak," kata Topik Hidayat sambil memegang mikropon.

Kenapa demikian! Topik Hidayat, tokoh tua belum muda terlampau ini memandang jauh ke muka. JKA adalah Bupati Padang Pariaman. Rangkayo Rajo Sampono adalah raja kita bersama. Keduanya, adalah kebanggaan Padang Pariaman. "Kurang elok kata-kata "kaki tataruang inai tantangannyo, muluik tacalua ameh tantangannyo", kita sematkan dalam persoalan yang sedang hangat saat ini.

Semua bentuk narasi yang dibangun di media sosial tentang persoalan pekan kebudayaan ini, kita sudahi. "Mari kita bangun narasi yang mampu menjadikan Padang Pariaman lebih baik lagi kedepannya," ulas Topik Hidayat.

Wakil Ketua DPD PAN Padang Pariaman ini pantas saja diinginkan oleh konstituennya untuk jadi Ketua DPRD daerah ini. Dia idola anak muda, tempat menambah ilmu bagi mahasiswa, dan sosok yang sering menyimak pituah dari yang tua-tua.

Di tengah gejolak Padang Pariaman yang cukup tinggi, Topik Hidayat tampil ke muka, memfasilitasi keluh-kesah masyarakat terhadap bupatinya. Dia tidak lagi mengingat dentuman keras Pilkada tahun lalu. Tapi, Topik Hidayat melihat dan memandang, persoalan ini adalah wujud dari baik dan buruknya Padang Pariaman.

"Kita sepakati, bahwa manyauak di nan janiah, bagolek di nan data. Kucikak seorang anak dengan ayahnya, sebagai pelajaran bagi kita semua," ungkapnya. (***)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.