Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

MERAWAT LEGACY MENGEJAR PRESTASI: STIT YAYASAN ISLAMIC CENTRE SYEKH BURHANUDDIN MENUJU KAMPUS UNGGUL Oleh: Duski Samad

"Legacy" punya beberapa makna tergantung konteksnya, diantaranya adalah warisan umum dan budaya. Legacy itu sesuatu yang diwariskan dari generasi ke generasi, bisa berupa nilai, tradisi, atau prestasi. Contohnya, warisan budaya dari kerajaan Majapahit.

Merawat legacy Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin adalah memastikan kelurusan sejarah, visi, misi dan orientasi lembaga ini. Yayasan ini bermula dari YDSI.

Yayasan Dana Sosial Islam (YDSI) didirikan pada tahun 1978 di Kabupaten Padang Pariaman atas inisiatif para ulama dan tokoh masyarakat, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Padang Pariaman. Yayasan ini berfungsi sebagai lembaga sosial yang berfokus pada pengembangan pendidikan Islam di daerah tersebut. 

Pada tahun 1984, YDSI berhasil membangun fasilitas pendidikan yang didanai melalui wakaf dari masyarakat Kabupaten Padang Pariaman. Penerimaan siswa baru pertama kali dilakukan pada tahun 1985, dan angkatan pertama lulus pada tahun 1988. 

Pada tahun 2018, yayasan ini mengalami perubahan nama menjadi Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman, sesuai dengan Surat Keputusan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Perubahan nama ini mencerminkan komitmen yayasan untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman, sambil tetap mempertahankan tujuan awalnya dalam memajukan pendidikan Islam di wilayah tersebut. 

Yayasan ini mengelola beberapa institusi pendidikan, termasuk Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin, Madrasah Aliyah Swasta (MAS) YDSI Islamic Centre, dan Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) YDSI Islamic Centre. Pada tahun 2022, Prof. Dr. H. Duski Samad dilantik sebagai Ketua Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin untuk periode 2022-2027. 

Perjalanan sejarah yang panjang, Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin telah menjadi aset berharga bagi Kabupaten Padang Pariaman dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berilmu dan religius.

Dalam perkembangannya Yayasan dan STIT SB tengah menghadapi masalah sesuai situasi Perguruan Tinggi Swasta kotemporer.Masa depan pengelolaan kampus perguruan tinggi swasta (PTS) di Sumatera Barat menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang akan menentukan arah perkembangannya.

Beberapa aspek yang memengaruhi pengelolaan PTS di daerah ini:

1.Tantangan Pengelolaan PTS di Sumatera Barat

• Persaingan dengan PTN: Kampus negeri seperti Universitas Andalas (Unand), UIN Imam Bonjol, dan Politeknik Negeri Padang semakin berkembang, menarik lebih banyak mahasiswa yang sebelumnya mungkin memilih PTS.

• Keterbatasan Dana dan Sumber Daya: Banyak PTS di Sumbar masih bergantung pada dana yayasan dan SPP mahasiswa, dengan keterbatasan dana untuk riset, fasilitas, dan pengembangan SDM.

• Akreditasi dan Mutu Pendidikan: Beberapa PTS masih berjuang meningkatkan akreditasi agar lebih kompetitif di tingkat nasional dan internasional.

2. Peluang dan Masa Depan PTS di Sumatera Barat

• Kolaborasi dengan Industri dan Pemerintah: Meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi luar negeri untuk meningkatkan daya saing.

• Digitalisasi dan Pendidikan Online: Tren e-learning dan hybrid learning dapat memperluas jangkauan mahasiswa dari luar Sumbar.

• Peningkatan Keunggulan Lokal: PTS di Sumbar dapat mengembangkan keunggulan berbasis budaya Minangkabau dan Islam untuk menarik mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri.

• Kemandirian Finansial: Kampus swasta perlu mendorong sumber pendanaan alternatif seperti bisnis kampus, unit usaha, atau kerja sama dengan dunia industri.

Ke depan, pengelolaan PTS di Sumbar akan sangat bergantung pada inovasi dalam manajemen pendidikan, penguatan jaringan kerja sama, serta peningkatan kualitas SDM dan fasilitas kampus. Jika tantangan ini bisa diatasi, PTS di Sumbar berpotensi menjadi pusat pendidikan Islam dan budaya yang lebih maju di tingkat nasional.

STRATEGI PENGEMBANGAN 

Memajukan perguruan tinggi swasta Islam (PTSI) di Sumatera Barat dalam persaingan dengan perguruan tinggi Islam negeri (PTIN) memerlukan strategi yang komprehensif. Berikut beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan:

1. Peningkatan Kualitas Akademik.

• Akreditasi dan Kurikulum: Memperbaiki akreditasi institusi dan program studi agar setara atau lebih baik dari PTIN.

• Dosen Berkualitas: Rekrut dan tingkatkan kapasitas dosen melalui pendidikan lanjut (S3) dan sertifikasi kompetensi.

• Kolaborasi dengan Ulama dan Akademisi: Menghadirkan dosen tamu atau pengajar dari kalangan ulama dan akademisi yang kredibel.

2. Diferensiasi dan Keunggulan.

• Fokus pada Keilmuan Islam Lokal: Menawarkan kajian keislaman yang khas Minangkabau, seperti Islam dan Adat, Ekonomi Syariah berbasis kearifan lokal, dll.

• Program Unggulan: Mengembangkan program studi atau jurusan yang unik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat serta industri.

• Pembelajaran Berbasis Digital: Mengadopsi teknologi dalam proses pembelajaran, seperti e-learning dan hybrid learning.

3. Penguatan Jaringan dan Kemitraan.

• Kerjasama dengan Pesantren dan Sekolah Islam: Memperkuat hubungan dengan pesantren dan madrasah sebagai sumber calon mahasiswa.

• Kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Industri: Mengembangkan program magang dan penelitian yang berorientasi pasar kerja.

• Kemitraan Internasional: Menjalin kerja sama dengan universitas luar negeri, khususnya Timur Tengah dan Asia Tenggara.

4.Pengelolaan Keuangan dan Beasiswa

• Diversifikasi Sumber Dana: Menggalang dana dari wakaf produktif, filantropi, dan hibah dari alumni serta tokoh masyarakat.

• Beasiswa dan Bantuan Pendidikan: Menyediakan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu agar dapat bersaing dengan PTIN yang memiliki subsidi negara.

5.Peningkatan Branding dan Promosi.

• Strategi Marketing Digital: Memanfaatkan media sosial, website interaktif, dan podcast untuk menarik calon mahasiswa.

• Testimoni Alumni Sukses: Menampilkan kisah sukses alumni dalam berbagai bidang untuk meningkatkan daya tarik kampus.

• Kegiatan Akademik dan Sosial: Menggelar seminar, pelatihan, dan event keislaman yang melibatkan masyarakat luas.

Dengan strategi ini, PTSI di Sumatera Barat bisa lebih kompetitif dan mampu menarik minat mahasiswa, meskipun bersaing dengan PTIN. Apa ada aspek tertentu yang ingin lebih dikembangkan, bro?

Kesimpulan

STIT Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin memiliki warisan sejarah panjang dalam pengembangan pendidikan Islam di Sumatera Barat.

Sejak berdiri sebagai Yayasan Dana Sosial Islam (YDSI) pada tahun 1978, hingga bertransformasi menjadi Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin, lembaga ini telah menjadi pilar dalam mencetak generasi berilmu dan berakhlak Islami.

Namun, di tengah persaingan ketat dengan perguruan tinggi negeri dan tantangan finansial serta akademik, STIT Syekh Burhanuddin perlu melakukan inovasi dan adaptasi agar tetap relevan dan unggul. 

Tantangan utama meliputi keterbatasan sumber daya, akreditasi, serta daya saing dengan kampus negeri. Namun, peluang besar tetap terbuka melalui strategi penguatan akademik, digitalisasi pendidikan, kolaborasi dengan dunia usaha dan industri, serta diversifikasi sumber pendanaan.

Dengan menerapkan strategi peningkatan kualitas akademik, diferensiasi berbasis keunggulan lokal, penguatan jaringan kerja sama, dan branding yang efektif, STIT Syekh Burhanuddin dapat terus merawat legacy sambil mengejar prestasi. Dengan komitmen kuat dari seluruh elemen kampus, lembaga ini berpotensi menjadi pusat pendidikan Islam yang berdaya saing tinggi di Sumatera Barat dan di tingkat nasional. DS.01022025.

*Ketua Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin Pariaman 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies