Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Fomo, Yolo, Fopo: Tiga Penyakit Mental Pembunuh Gen Z Oleh Mila Muzakkar

Skizofrenia, stress pasca trauma (PTSD), mood swing, gangguan makan, dan depresi. Itu beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang sejak dulu dikenal banyak orang.

Tapi sekarang uda berkembang, guys. seiring makin kencengnya era digital, macam-macam gangguan kesehatan mental juga bermunculan. Yah, sebut saja gangguan kesehatan mental kekinian, karena baru terjadi beberapa tahun terakhir, ketika internet dan media sosial makin banyak dipakai.

Tebak, siapa yang paling sering ngalamin jenis gangguan mental kayak gini? Yup, bener banget. Dialah gen-Z.

Banyak data yang bilang, Gen Z adalah generasi yang paling banyak mengalami gangguan kesehatan mental, sekitar 2,8% (Survei Kesehatan Indonesia, 2023). Saah satu bentuknya, menurut survei Amerikan psychological Association, 46% Gen Z stres di tempat kerja. 

Kenapa Gen-Z? Karena mereka yang paling banyak maen internet dan medsos, sementara di dunia online inilah virus-virus mematikan berkeliaran. 

Jadi, apa aja tuh gangguan kesehatan mental yang kekinian? Yuk kita bahas satu-satu.

Satu , FOMO (fear of missing out). Orang kayak gini tuh selalu dihantui kecemasan dan ketakutan. Takut kalau ketinggalan berita yang paling update, cemas kalau enggak langsung buka HP pas bunyi, takut nggak bisa ngikutin gaya hidup yang keren menurut narasi yang dibangun di medsos. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, HP nya bakal di tangan terus, cek trus, scroll trus. 

Lah, emang napa? Masalah? Ya kali, nggak masalah. Banyangin aja dalam 24 jam sehari, hidup hanya dipake hampir sepenuhnya melototin HP, kepoin hidup orang lain, mikirin gimana bisa jadi kayak orang-orang yang kebetulan terkenal, sampai nyakitin diri sendiri kalau enggak mampu kayak orang yang diidolakan. 

Trus, kapan produktifnya? Kapan bikin karya yang bisa kamu banggakan dan dikenang orang lain? kapan ngobrol sama diri sendiri , sama keluarga, dan sama Tuhan? 

Dua, YOLO (you only live once). “Hidup hanya sekali bro, kesempatan enggak datang dua kali, nikmatilah hidupmu!” kata mereka yang hidup dengan prinsip YOLO. 

Karena hanya sekali, jadi jangan sampai ada kesenangan yang kelewat, bersenang-senanglah selama ada kesempatan, coba semua hal yang menantang, lakukan yang nggak banyak orang lakukan.

Hmm…, satu sisi bagus sih prinsip kayak gini karena bikin berani mencoba hal-hal baru. Tapi, mikir kayak gini juga bisa kebablasan, Sist! Bisa nekat ngelakuin hal-hal yang nggak bener atau merugikan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Ada surveinya tuh, katanya, 75% anak muda ngalamin kesulitan finansial karena pengeluaran impulsif, karena Yolo (National Endowment for Financial Education). 

Karena mikir hidup sekali, jadinya pas dapat gaji atau bonus, langsung tuh dipake liburan keluar kota tiap bulan, nonton konser berjuta-juta, beli handphone puluhan juta, nyewa privat jet sambil live di Instagram. Ada lagi yang karena udah mikir kesempatan hanya sekali, pas pacaran “maennya” kejauhan, atau korupsi sebanyak-banyaknya mumpung lagi menjabat di tempat “basah”. 

Habis itu, tanpa diduga dan nggak diperhitungkan, tiba-tiba jatuh sakit, hamil tanpa perencanaan, di PHK, kena OTT KPK, ada bencana alam, sementara tabungan udah nggak ada, tetiba teman-teman pun menjauh. 

Tinggallah penyesalan, yang datang belakangan. Ya iyalah, penyesalan emang selalu diakhir, karena kalo di depan itu namanya pendahuluan.

Tiga, FOPO (Fear of Other People's Opinions). Kalau yang ini, terlalu mikirin pendapat dan penilaian orang lain. Misalnya orang lain bilang: “Udah umur 26 kok belum nikah?”

 “katanya muslim, tapi kok nggak berjilbab?”, “Warna baju lo nggak match sama warna kulit lo”, 

“suami kok jaga anak di rumah? Nggak gentle banget!” 

atau “sekarang udah nggak zaman pacaran sambil pegangan tangan, langsung chek in dong!” 

Pendapat-pendapat orang itu terlalu dihayati sampai kebawa mimpi. Setelah bangun, dipikirin lagi, dan akhirnya bikin cemas sampai stres.

Setelah itu, karena orang kayak gini pengen selalu merasa diterima oleh horang-horang, jadinya diikutin tuh pendapat orang lain itu, meski pun mungkin bertentangan dengan kata hatinya. Yang penting di depan orang lain, di medsos, terlihat baik, bagus, dan keren. 

Hadeuhhh…, hidup macam ini kayak gitu? Yakin hidup kayak gitu yang kamu mau? Think again deh…!

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies