Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Syauqi tak Ingin Ada "Kuda Troya" di Pilkada Padang Pariaman

Syauqi, pemilik Kampoeng Roti Bandung bicara politik Pilkada di Istana Seafood Ketaping. (ist)

Padang Pariaman, Sigi24.com--Satu pesan yang disampaikan Syauqi, siapa pun kontestan Pilkada nantinya, harus mengedepankan kesejahteraan masyarakat.

Baik Pilkada Gubernur Sumbar maupun ajang pemilihan Bupati Padang Pariaman. 

Tokoh yang mengaku tidak pengamat tetapi mengamati dinamika politik lokal Sumatera Barat ini, setidaknya Syauqi punya pandangan tersendiri soal helat yang akan dilangsungkan November tahun ini tersebut.

Senin 29 April 2024 di Istana Seafood, Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Syauqi yang mantan Caleg DPRD Sumbar dari NasDem ini bercerita lepas soal Pilkada ini.

Kemunculan Bupati Solok Epiardy Asda lewat jargon "Otewe Sumbar" dinilainya cukup menantang, dan membuat denyut politik mulai terkuak.

Tapi di sisi lain, jargon Gubernur Sumbar Mahyeldi dengan "Tetap di Sumbar, Melaju Lebih Kencang", tentu tak bisa pula dianggap enteng.

"Itu dua hal yang berbeda. Kedua tokoh itu dari partai yang berbeda. Satu dari PAN dan satu lagi dari PKS," katanya.

Syauqi, pemilik Kampoeng Roti Bandung, kelahiran Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung 1969 ini melihat efek dari "benturan" Bupati Solok dengan Gubernur Sumbar ini, memberikan "goresan" tersendiri di Padang Pariaman.

Kenapa! Bisa kita lihat dan sudah beredar luas di jagat dunia maya. Justru kemunculan Epiardy Asda di mulai dari daerah ini.

Lalu muncul dan dengan "beraninya" seorang Yohanes Wempi, putra Enam Lingkung, yang notabene sekampung dengan Bupati Suhatri Bur, setidaknya pengaruh dari bola luar politik Sumbar.

Syauqi mengajak seluruh tokoh masyarakat, terutama di Dapil I Padang Pariaman. Dapil sejak dari ikue darek kapalo rantau di ujung Guguak Kayu Tanam hingga ke ombak nan badabue di Ulakan Tapakis untuk tidak memanfaatkan momen Pilkada ini.

"Kita sudah komitmen dengan Bupati Suhatri Bur untuk maju kembali dalam ajang Pilkada serentak itu," katanya.

Tentu kemunculan nama Yohanes Wempi, Idarussalam Tuanku Sutan, Endarmy dianggap sebagai "Kuda Troya" yang akan mengalahkan kekuatan incumbent Suhatri Bur.

Selaku tokoh masyarakat, Syauqi agak bingung mengamati kondisi ini. Kondisi di kampungnya sendiri.

"Bila ini terjadi, saya tidak bisa mengapa-ngapa. Tentu sebuah kondisi yang tidak kita inginkan," ulas dia.

Dia mengamati selama ini, bahwa Dapil I Padang Pariaman yang terdiri dari Kecamatan Ulakan Tapakis, Enam Lingkung, Nan Sabaris, 2X11 Kayu Tanam, dan 2X11 Enam Lingkung adalah satu kesatuan yang sulit dipisahkan.

Meskipun "godaan politik" bagi Caleg yang nyaris menang dalam Pileg Februari kemarin, Syauqi lebih memilih ikut bersama Suhatri Bur.

"Ya, karena trah itu tadi. Kita satu kesatuan adat dan budaya lokal," sebutnya.

Selaku beda garis partai, Syauqi tak pula bisa berbuat banyak, ketika nama Yohanes Wempi (PKS), Idarussalam (PKB), dan Endarmy (NasDem) ikut pula bersaing nantinya.

Dia menitipkan kesejahteraan masyarakat, mohon untuk dinomor satukan.

Syauqi pun menyoroti jebolnya bendungan Ladang Laweh Sicincin, yang cenderung dibiarkan bertahun-tahun.

"Dari Sicincin hingga ujung Enam Lingkung, tak kurang dari seribuan hektar sawah yang belakangan beralih fungsi jadi ladang dan sebagian dibiarkan terlantar," katanya.

Kesejahteraan masyarakat yang menurun, ekonomi yang mandek, menjadikan bendungan ini penyebab utamanya.

Begitu juga persoalan banjir di sepanjang aliran Sungai Batang Ulakan, yang membuat masyarakat ketakutan.

Kerugian materi yang tidak sedikit setiap banjir, hingga saat ini belum ada solusi. Solusi yang tepat dan cepat dari pemerintah Sumatera Barat.

"Setidaknya, kondisi demikian harus menjadi prioritas utama oleh mereka yang hari ini akan maju menjadi peserta Pilkada," ungkapnya. (ad/red)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Below Post Ad

Hollywood Movies