Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Rangkaian Ibadah Umrah Al-Wasilah, Begini Nikmanya

Jemaah Al-Wasilah Padang Pariaman foto bersama di rusuk Ka'bah usai umrah dan bersiap-siap berangkat ke Madinah. (ist)

Mekkah, Sigi24.com--Jemaah Al-Wasilah Kabupaten Padang Pariaman, Rabu 1 Mei 2024 selesai melakukan rangkaian ibadah umrah.

Termasuk sekalian badal umrah tentunya oleh jemaah yang dipimpin Bustanul Arifin Khatib Bandaro, yang tiba di Mekkah, Sabtu, 27 April 2024 ini.

"Alhamdulillah, selesai mengerjakan umrah, semoga kita bisa kembali ke sini, dan bersiap-siap menuju Madinah," begitu status pribadi Bustanul Arifin Khatib Bandaro di akunnya, sambil memposting sejumlah foto di depan Ka'bah.

Satu rombongan, 21 jemaah plus seorang pembimbing yang berangkat lewat PT Malika Cabang Sumbar ini, mereka terlihat sehat dan bersemangat sekali dalam beribadah di Masjidil Haram Mekkah itu.

Sebelum terbang ke tanah suci, jemaah ini telah diberikan panduan dan pendidikan tentang umrah dan haji.

Memperkenalkan keistimewaan beribadah di Masjidil Haram ketimbang di masjid lain, yang nilai ibadahnya sekali berbanding 100 ribu kali.

Seluruh rangkaian umrah dilakukan di Mekkah. Mulai dari niat, tawaf, sa'i, tahlul, dan tertib, semuanya di Mekkah.

Menyebutnya ringan, tapi mengerjakannya sungguh terasa berat. Sepertinya, sesuai kadar keimanan dan ketaqwaan seseorang.

Dan tergantung pula dengan niatnya untuk umrah itu sendiri. Secara umum, umrah tidak wajib. Tetapi, karena jauh dan panjangnya antrian ibadah haji, membuat sebagian besar jemaah lebih memilih umrah duluan.

Kadang ada jemaah yang pergi umrah itu dengan niat raun-raun, ada yang karena disuruh anaknya, ada pula tak tahu niatnya, dan lain sebagainya.

Tentu beda dengan jemaah Al-Wasilah ini. Jemaah ini sebelum ke Mekkah, berkali-kali diajarkan tentang umrah.

Mereka dilatih dengan puluhan kali pertemuan, membahas, mengkaji umrah secara syar'i.

Kata akhir, semoga umrahnya mabrur dan mabrurah tidak sekedar pengharapan, tetapi terpatri dari ritual ibadah selama di tanah suci itu sendiri.

Tingginya dan banyaknya nilai ibadah di Ka'bah dan Masjidil Haram, tentu tidak untuk meniadakan ibadah selepas umrah.

Tetapi sebaliknya. Seseorang yang ibadah umrahnya mabrur ditandai dengan meningkatnya ibadah serta kesalehan diri dan sosialnya setelah umrah.

Mekkah adalah kota peradaban Islam. Jauh dari tanah air, membutuhkan materi yang tidak sedikit, juga butuh kekuatan lahir batin untuk bisa sampai ke tanah kelahiran Nabi Muhammad Saw itu.

Semua umat muslim yang melakukan umrah terlihat sama. Tidak ada bedanya umrah orang kaya dengan yang miskin, tidak pula berbeda antara jemaah dengan pembimbingnya.

Semua sama. Hanya hati dan keikhlasan masing-masing jemaah yang diketahui oleh Allah SWT.

Mungkin se ikhlas Nabi Ismail ketika hendak disembelih oleh ayahnya Nabi Ibrahim, se ikhlas Adam dan Hawa yang bertemu di Jabal Rahmah, ketika di musim yang lama dan panjang dipisahkan oleh cinta dan kasih sayang mereka.

Bisa pula se ikhlas perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam menaklukkan Mekkah itu sendiri. Mekkah terkenal keras. Sulit dan amat terasa sulit masuknya cahaya Islam ke umat ketika Nabi Muhammad Saw hadir membawa pesan wahyu kala itu.

Namun, sekeras itu perjuangan Nabi Muhammad Saw, dia tidak pernah merasa lelah dan letih. Berhadapan dengan kafir Quraisy, dengan keluarga sendiri yang kafir, Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat, terus menyebarkan agama Islam.

Tentu semua jejak perjuangan nabi itu dilihat langsung oleh jemaah Al-Wasilah ini. Tak sekedar melihat, tetapi menjadikannya i'tibar, pelajaran, sekaligus sejarah panjang, sehingga Islam yang membawa pesan kedamaian, hadir di ujung negeri, kampungnya para jemaah ini.

"Aku datang memenuhi panggilan Mu, untuk umrah". Itulah awal, ketika pakaian ihram hendak dipasang di tempatnya, sesuai panduan pimpinan jemaah.

Ketika Allah SWT terasa sudah memanggil, semua pernak-pernik yang melekat dalam diri, lupakan.

Jangan ingat yang tinggal di kampung. Jangan pula ingat perjalanan usaha dan harta yang kita tinggalkan di kampung.

Satu ingatan kita, bahwa umrah yang kita lakukan adalah panggilan Allah SWT. Terasa nikmat dan menyejukkan hati.

Tak terasa lelah, meski kurang tidur. Sibuk ibadah di tempat yang tidak bisa tiap sebentar kita datangi. Satukan hati dan pikiran, bahwa rangkaian umrah ini adalah panggilan Allah SWT.

Menurut Bustanul Arifin Khatib Bandaro, keistimewaan umrah dengan Al-Wasilah ini, jemaah dibimbing oleh para tuanku, ulama yang berpengalaman.

Berpengalaman soal umrah dan haji, karena dipelajari. Lama mengaji di surau, sehingga hasil yang dicapai adalah umrah yang mabrur dan mabrurah.

Al-Wasilah Padang Pariaman menyediakan banyak surau dan masjid sebagai tempat manasik sebelum berangkat.

Yang berangkat kali ini, adalah jemaah yang tergabung dalam manasik di Surau Kampung Tangah, Balah Aie Utara dan Masjid Raya Sungai Durian. (ad/red)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Below Post Ad

Hollywood Movies