Foto bersama peserta dengan pemateri Media Eka Putra. (ist) |
Padang, Sigi24.com---Kewirausahaan pesantren. Ini materi di hari ketiga, Rabu (15/3/2023) untuk peserta pelatihan manajemen pondok pesantren di lingkungan Kanwil Kemenag Sumbar dan Jambi.
Ya, masih dengan pembicara dan motivator hebat, Media Eka Putra. Tetap sebelum masuk kelas, peserta apel pagi dulu di halaman Balai Diklat Keagamaan (BDK) Padang, tempat pelatihan berlangsung.
Seperti biasa, Media Eka Putra tetap dan memang sudah menjadi khasnya barangkali, selalu senyum, menyapa semua peserta.
Tampil necis, Media Eka Putra tampak selalu memberikan semangat tersendiri bagi peserta yang tentunya sudah sekian hari berpisah dengan orang terkasihnya.
Kewirausahaan, yang intinya menggali potensi diri dan pesantren itu, adalah hal-hal yang menjadi peluang untuk dikembangkan, agar pesantren mampu mandiri.
Hebat dan luar biasa, Media Eka Putra sangat mengenal baik seluruh peserta. Dan ini tentunya tidak mudah. Dan tidak semua pemateri dalam pelatihan itu mengenal peserta, atau jemaah oleh seorang buya besar misalnya.
Sapaan yang santun dan bersahabat, terkesan sekali ditebar Media Eka Putra diawal kegiatan pada sesi dia.
"Apa kabar ustadz dan ustadzah," begitu kira-kira awal mula, tatkala kegiatan akan dimulai.
Ya, tetap sapaan dengan itu, meskipun diantara peserta mungkin ada akrap disapa Gus di pesantrennya atau kiyai dan tuanku, bisa buya lainnya.
Mungkin untuk menjaga netralitas, biar terkesan semua sama, dan ustad maupun ustadzah adalah panggilan dan sapaan keren tentunya.
Keren bagi pesantren salafiyah, dan sudah biasa bagi pesantren khalafiyah dan modern tentunya.
Masing-masing peserta dimintai oleh Media Eka Putra untuk bicara apa adanya, soal unit usaha yang ada di pesantren yang diwakilinya.
Semuanya, menyampaikan apa adanya, sesuai fakta yang terjadi. Namun, ini bukan untuk dinilai dan gagah-gagahan.
Usaha atau unit usaha penting sekali bagi pesantren. Apalagi ekonomi kreatif yang lagi trend saat ini, akan sangat patut dikembangkan di pesantren.
Secara umum, pesantren yang jadi peserta dalam Diklat itu menyampaikan, bahwa unit usaha yang ada banyak mengelola koperasi.
Diniyyah Puteri Padang Panjang dan Pesantren Sabihisma cukup menonjol bidang usaha yang dikelolanya.
Sangat banyak sekali. Unit usaha yang ada di pesantren hebat itu, sudah mafhum diketahui banyak orang. Dari kegigihan dan semangat barangkali, unit usaha itu dari satu sampai berpuluh-puluh.
Paling tidak, peserta lain nantinya bisa belajar usaha mandiri dari kedua lembaga tersebut.
Potensi besar pesantren, ilmu yang luas harus dikembangkan, dengan mengaktualisasikan lewat pembangunan sentra ekonomi tentunya.
Apalagi, sebagian besar pesantren sudah punya unit Balai Latihan Kerja (BLK Komunitas), dan ini harus dikembangkan sesuai potensi yang ada.
Barangkali, semangat dan rasa ingin punya usaha inilah yang patut dikembangkan di kalangan pengurus pesantren.
Lewat unit usaha, dan banyak macam jenis usaha yang dikelola, pesantren punya nilai tawar. Apalagi ekonomi kreatif, yang tentunya orang lain semakin melirik pesantren tersebut.
Saatnya ilmu teori itu langsung dieksekusi oleh pelaku pesantren itu sendiri. Lewat dakwah pesantren, tentunya masyarakat akan mendapatkan sesuatu yang amat luar biasa.