Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

PT Milek Jaya Dianggap Tidak Bertanggung Jawab atas Kecelakaan Kerja

PT Milek Jaya. (ist)

Padang, Sigi24.com--Tepat hari ini, Selasa (14/03-2023), Abdul Yusra Effendi, harusnya genap berusia 29 tahun. Tapi, nasib naas telah menimpa. Mesin penghancur kertas di PT Milek Jaya, tempatnya bekerja, telah melumat sebagian besar jasadnya hingga lebur berkeping bersama tumpukan serpihan kertas dan kardus, Sabtu (11/03-2023).

Kedukaan dan kesedihan mendalam tidak berhenti, ketika pemuda beralamat di Korong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman itu, meregang nyawa saat terjadi kecelakaan kerja.

Ibaratnya, sudahlah jatuh tangga pun menimpa, pihak perusahaan seolah berlepas-tangan akan nasib pekerja yang telah mengabdi sekitar tiga tahun itu.

“Hingga detik ini, pihak perusahaan seolah melepas tanggungjawabnya terhadap kami sekeluarga. Sudah empat hari sejak kematian anak sulung saya, belum ada itikad baik perusahaan terhadap kami keluarga korban. PT Milek Jaya belum pernah memberikan apa-apa. Bahkan seluruh biaya hingga pemakaman, kami yang menanggung,” ungkap ibunda korban, Tina dengan isak tangis yang tak mampu ditahannya.

“Jangankan biaya pemakaman, biaya ambulan dan materai untuk kelengkapan surat, pada awalnya juga di bebankan kepada kami. Namun ada adik saya yang kerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit di Kota Padang, marah kepada perusahaan. Barulah pihak perusahaan mau memenuhinya. Dari sini, jelas itikad baik pihak perusahaan terhadap kecelakaan kerja karyawannya tidak ada sama sekali,” tangis Tina didampingi istri dan anak almarhum, saat ditemui di kediamannya, Selasa (14/03-2023).

Anehnya, lanjut Tina, para aparat penegak hukum yang ikut hadir pada waktu itu, tidak terlihat berpihak kepada korban. 

”Padahal di tempat kejadian, sudah ada berapa orang polisi dan tentara berpakaian lengkap bernama Andri, yang mengaku bertugas sebagai Humas di sana. Malah mereka ikut menghalagi kami, ketika mau mengeluarkan jenazah yang terperangkap dalam mesin, agar bisa membuka mesin tersebut untuk mengeluarkan jenazah agar kondisi jasadnya tidak hancur,” beber Tina.

Namun usul Tina sebagai orang tua korban, tidak di gubris. Akhirnya jenazah korban di keluarkan dalam mesin dengan menyalakan mesin tersebut.

“Kami sangat miris melihat jenazah korban. Semua fisiknya jadi hancur berserakan. Terpaksa semua daging dan bagian tubuh dari jenazah dipilih satu persatu. Kejadian inilah yang kami sesalkan. Kenapa pihak perusahaan tidak mau membuka peralatan mesin, untuk mengeluarkan jenazah korban secara utuh,” sesal Tina dengan cucuran air mata yang semakin menderas.

Ketika awak mendatangi perusahaan tempat bekerja korban PT. Milek Jaya di Jl. By Pass Batipuh, Kecamatan Koto Tangah, Selasa sore (14/02-2023), setelah mendapat izin masuk dari petugas satpam, awak media menyatakan ingin konfirmasi kepada pihak berwenang perusahaan.

Tidak lama setelah berada dalam perusahaan, datang seorang petugas perusahaan mengaku bernama Erwin Siregar sambil mengatakan, “Maaf, kami saat ini tidak memberikan komentar apa pun,” tegasnya sambil langsung meminta awak media keluar dari pagar perusahaan.

“Maaf pak, kami sedang berduka. Masalah ini sudah ditangani pihak Polresta Padang. Sekali lagi, kami tidak bisa komentar apapun,” sebut Erwin yang mengaku bertanggungjawab terhadap kejadian itu semua.

Menurut informasi sementara di lapangan, korban mengalami kecelakaan kerja saat tali pegangan untuk pemadatan tumpukan kertas dengan injakan kaki, tiba-tiba putus. Sehingga diduga korban terjatuh ke arah mesin yang sedang berputar menghancurkan kertas atau pun kardus. (ali/fri/beng)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies