Type Here to Get Search Results !

Baliphex ke-17, Pamerkan 56 Koleksi Filatelis

Mahpudi

Denpasar,-- Pengurus Daerah Perkumpulan Penggerak Filatelis Indonesia (PD PFI) Provinsi Bali merupakan daerah yang paling aktif dan hebat dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan filateli di Indonesia. Buktinya, bisa menyelenggarakan Pameran Filateli Nasional (Panfila) & Kompetisi Filateli Persahabatan Internasional (Baliphex) secara berturut-turut 17 kali. Ini patut diapresiasi karena rutin menyelenggarakan kegiatan Filateli.

Demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat PFI Mahpudi pada pembukaan Baliphex ke-17 di Museum Bali Jalan Mayor Wisnu Denpasar, Bali, Kamis (11/12/2025). Menurut Mahpudi, saat ini terdapat 22 PD PFI seluruh Indonesia. Dulu setiap provinsi ada PD PFI yang berjumlah 27 PD PFI. Justru setelah bertambah provinsi menjadi 38, jumlah PD PFI makin berkurang. 

“Organisasi filateli merupakan organisasi hobi tertua di Indonesia, karena sudah berusia 103 tahun. PFI lahir 29 Maret 1922, yang saat itu masih zaman kolonial Belanda. Kehadiran filateli tidak terlepas dari penggunaan prangko dalam berkirim surat,” kata Mahpudi yang memulai hobi filateli sejak di bangku sekolah dasar ini.

Mahpudi mengakui, perkembangan digital yang saat ini memasuki berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengiriman surat, menjadikan prangko mengalami pasang surut. Penggunaan prangko makin berkurang. Tapi dunia penggemar prangko tetap bertahan. Filateli menumbuhkan rasa kecintaan terhadap nilai-nilai budaya, sejarah dan membangun silaturrahmi sesama filatelis yang tidak hanya antar daerah, tapi juga antar negara. Buktinya, pada Baliphex kali ini ada filatelis yang datang dan memamerkan koleksinya dari India. Filatelis di Bandung juga pernah mengundang 5 negara dalam pameran filatelinya,” kata Mahpudi.  

Pameran filateli akan memberikan nilai baik terhadap koleksi prangko seseorang. Melalui pameran mendorong filatelis untuk menampilkan koleksinya yang terbaik. Tahun depan kita akan menyelenggarakan Jambore Nasional Filatelis sehingga memberikan kesempatan kepada para filatelis untuk menyiapkan koleksinya dari sekarang, tutur Mahpudi.

Staf Ahli Gubernur Bali Dr. I Wayan Ekadina SE, M.Si yang membuka Baliphex ke-17 mengatakan, digitalisasi memang merubah kehidupan masyarakat kita. Namun jangan lupa sejarah yang disampaikan melalui prangko. Banyak prangko yang menyajikan peristiwa sejarah, sehingga bernilai sejarah. 

|”Filateli ternyata juga bisa menjadi usaha. Dari hobi, ditekuni, akhirnya menumbuhkan usaha yang mendatangkan nilai ekonomis. Dengan filateli menuju dunia melalui kearifan lokal yang banyak ditampilkan benda-benda prangko. Baik terkait budaya, sejarah maupun sisi lain kehidupan,” kata I Wayan Ekadina.

Ketua Panitia Baliphex Gede Ngurah Suryahadinata, SST.Par,M.Par. sebelumnya mengatakan, tempat Baliphex ke-17 ini diselenggarakan, adalah untuk ketiga kalinya. Pertama tahun 1993, 2023 dan 2025 ini. Tujuan Baliphex, bagaimana meningkatkan literasi melalui filateli tentang sejarah dan kebudayaan. 

Pada Baliphex ke-17 menampilkan pameran kompetisi dan non kompetisi. Ada 56 koleksi yang dipamerkan, lebih dari 100 fram yang berarti ribuan prangko. Mulai dari prangko pertama terbit tahun 1840, hingga prangko terbitan terbaru di tahun 2025 ini. Ada pula surat-surat tempo dulu, zaman kolonial Belanda, kartu pos, dan benda pos lainnya.

“Baliphex ini digelar bagaimana menunjukkan filateli tetap eksis di tengah gempuran digitalisasi. Filateli tetap menjadi daya tarik yang tidak hanya sekedar hobi, tapi memberikan banyak kepada orang yang menekuni filateli,” kata Gede Ngurah Suryahadinata yang juga Ketua PD PFI Provinsi Bali ini.

Hadir Konsulat India di Bali, EGM KCU Denpasar PT Pos Indonesia Arya Febrianto dan undangan lainnya. Usai pembukaan Baliphex, dilanjutkan penandatanganan sampul peringatan Baliphex, foto bersama dan peninjauan ke pameran filateli.

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.