Type Here to Get Search Results !

Perti Bangkit: Energi Jelang Satu Abad

Oleh: Duski Samad

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat PERTI

1. Momentum Seabad dan Energi Kebangkitan

Menjelang usia satu abad (1928–2028), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) menapaki fase baru dalam sejarah panjang perjuangan keislaman dan keindonesiaan. Usia seabad bukan sekadar penanda waktu, tetapi momentum untuk meneguhkan kembali jati diri, visi kebangsaan, dan khidmat keumatan yang menjadi ruh berdirinya organisasi ini oleh para ulama pendiri di awal abad ke-20.

Tagline “PERTI Bangkit, PERTI Berjamaah, dan PERTI Bersatu” adalah energi perubahan. Ia bukan sekadar semboyan, tetapi seruan moral untuk mengembalikan semangat keulamaan, kebersamaan, dan persaudaraan yang menjadi fondasi awal lahirnya PERTI sebagai ormas Islam berakar kuat di surau, pesantren, dan nagari.

2. PERTI sebagai Gerakan Ilmu dan Umat

Sejarah mencatat, PERTI bukan hanya ormas, tetapi gerakan ilmu dan pendidikan yang melahirkan ribuan ulama, guru, dan pejuang bangsa. Surau dan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) menjadi episentrum dakwah dan pendidikan Islam yang berakar pada prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).

Kini, tantangan baru muncul: digitalisasi, pragmatisme politik, dan krisis moral di tengah masyarakat. PERTI harus menanggapi tantangan itu dengan cara yang bijak — menguatkan kembali tafaqqquh fiddin (pendalaman agama), membangun institusi pendidikan unggul, dan memperkuat soliditas jamaah ulama dan umat.

3. Berjamaah dan Bersatu dalam Tindakan

Semboyan “PERTI Berjamaah” menegaskan pentingnya persaudaraan yang ikhlas dan efektif antar-ulama, kader, dan jamaah di semua level kepemimpinan.0 Jamaah yang kuat akan melahirkan barisan yang solid — bukan karena keseragaman pikiran, tetapi karena kesamaan niat dan cita-cita.

Sementara itu, “PERTI Bersatu” adalah penegasan terhadap komitmen kebangsaan. Persatuan bukan pilihan tambahan, tetapi strategi keberlanjutan organisasi dan bangsa. Perbedaan pandangan harus dikelola sebagai rahmat, bukan sumber perpecahan. Dalam konteks ini, kepemimpinan PERTI harus berperan sebagai penyatu pikir, penyemangat, dan peneguh arah.

4. Membangun Ulang Tradisi Keilmuan dan Kepemimpinan

Menjelang satu abad, kebangkitan PERTI perlu ditopang dengan revitalisasi sistem kaderisasi, pendidikan, dan kelembagaan.

Kaderisasi harus melahirkan generasi muda yang menguasai ilmu agama, sains, dan teknologi.

Pendidikan harus memadukan nilai tradisional surau dengan visi modernitas.

Kelembagaan perlu diperkuat agar setiap madrasah, pesantren, dan yayasan PERTI memiliki tata kelola yang profesional dan mandiri.

Dengan demikian, PERTI bukan nostalgia masa lalu, melainkan jawaban atas krisis masa kini dan panduan untuk masa depan.

5. Seruan Jelang Satu Abad

PERTI Bangkit bukanlah romantika sejarah, tetapi ikrar kolektif untuk bertransformasi.

PERTI Berjamaah adalah manifesto sosial keagamaan untuk menegakkan ukhuwah dan sinergi lintas generasi.

PERTI Bersatu adalah tanggung jawab sejarah agar organisasi ini tetap menjadi pelita bangsa.

Sebagaimana pesan Rasulullah ï·º: “Tangan Allah bersama jamaah.” (HR. Tirmidzi)

Maka, kebangkitan sejati bukan terletak pada jumlah, tetapi pada kekuatan iman, ilmu, dan amal jamaah yang berjuang bersama.

Padang, 2025

Menjelang Seabad PERTI (1928–2028)

PERTI Bangkit – PERTI Berjamaah – PERTI Bersatu. Ds.18102025.



-

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.