![]() |
Oleh: Akaha Taufan Aminudin
Karya Koeboe Sarawan yang berjudul "Sesungguhnya Hari Kemudian (Hari Akhir) Itu Lebih Baik dari Hari Ini", dengan media Cat Air di atas Kertas, berukuran 64 x 54 cm, dan visual lukisan yang menampilkan suasana transenden dengan figur-figur yang diselimuti, berikut adalah esai yang menarik dan penuh refleksi.
Di tengah hiruk pikuk Pameran "The Power of Qur'an: Aksara Ilahi", Koeboe Sarawan kembali menghadirkan karya yang mengajak pemirsa untuk berhenti dan merenung.
Lukisan cat air di atas kertas berjudul "Sesungguhnya Hari Kemudian (Hari Akhir) Itu Lebih Baik dari Hari Ini" (mengutip QS. Ad-Dhuha: 4) adalah sebuah perjalanan visual ke alam yang tak terjamah, sebuah janji optimisme yang diselimuti misteri.
Dengan dimensi 64 x 54 cm, karya ini terasa seperti jendela kecil menuju keabadian. Koeboe Sarawan memanfaatkan kelembutan dan transparansi khas cat air untuk menciptakan suasana transenden yang sarat kabut dan cahaya.
Puncak Optimisme Spiritual
Inti dari karya ini adalah pesan yang ditawarkan oleh ayat tersebut: bahwa masa depan spiritual (Akhirat) jauh lebih berharga daripada kehidupan duniawi (Hari Ini).
Pesan ini diwujudkan dalam komposisi yang mendominasi: pencahayaan dramatis.
Di bagian atas lukisan, langit atau cakrawala dipenuhi oleh gumpalan awan bergolak yang memantulkan cahaya putih keemasan yang intens—sebuah portal suci.
Cahaya ini bukan sekadar penerangan fisik, melainkan cahaya Ilahi (Nur) yang melambangkan kebaikan, ketenangan, dan kepastian janji Tuhan. Energi visual ini mengarah pada optimisme spiritual yang mutlak.
Figur di Gerbang Transendensi
Di bawah langit yang bercahaya itu, berdiri beberapa figur berjubah yang diselimuti kabut dan bayangan, nyaris menyerupai siluet ruhani. Figur-figur ini tidak memiliki wajah, menjadikannya representasi universal dari setiap jiwa yang sedang berada di ambang gerbang transendensi.
Mereka tampak tegak, menghadap langsung ke arah cahaya, seolah-olah baru saja menyelesaikan perjalanan panjang dan kini bersiap menyambut janji Tuhan.
Unsur kaligrafi, meskipun hadir, berintegrasi secara organik dengan lanskap spiritual. Tidak ditulis sebagai teks dominan yang terpisah, aksara-aksara ini tampak terukir dalam kabut dan menjadi bagian dari arsitektur alam ruhani tersebut.
Beberapa lafadz ditempatkan di bagian kiri atas, berbaur dengan lingkaran-lingkaran cahaya berwarna, menegaskan bahwa lanskap ini adalah manifestasi dari Firman Tuhan.
Koeboe Sarawan, melalui Cat Air di atas Kertas yang rapuh, berhasil melukiskan kekuatan terbesar—yaitu Harapan. Karya ini adalah sebuah sajak visual yang menawarkan kedamaian dan penegasan bahwa setiap perjuangan di Hari Ini akan berpuncak pada kebaikan yang tak terhingga di Hari Kemudian.
Ia adalah Aksara Ilahi yang diterjemahkan menjadi lanskap spiritual, membimbing pandangan kita menjauh dari kegelapan dunia menuju janji cahaya yang tak pernah padam.
Senin Pahing 27 Oktober 2025
Drs. Akaha Taufan Aminudin
Sisir Gemilang Kampung Baru Literasi SIKAB Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR
#KoeboeSarawanMaestroLukisDunia
#PondokSeniBatuMaestroLukisDunia
#AksaraIlahi #ThePowerOfQuran
#KaligrafiNasional #SeniRupaIslamModern
#PameranBatu2025 #HariSantriNasional2025
#HSN2025 #HUTKotaBatu24 #KotaWisataReligi #GrahaPancasila
#SeniYangMeneduhkan #EstetikaTauhid
#CahayaIlahi #DialogSpiritual
#KekuatanMakna #KoeboeSarawan
#KHDZawawiImron #ImronFathoni
#PerupaBatu #HP3NKotaBatu
#SatuPenaJawaTimur
Nurochman Heli Suyanto

