Type Here to Get Search Results !

Laszlo Krasznahorkai Raih Nobel Sastra 2025

László Krasznahorkai

oleh ReO Fiksiwan

„Dia ingin menyelamatkan sesuatu dari perang eksistensi yang tiada akhir, sesuatu yang akan tetap ada, meski hanya sebagai bisikan.“ — László Krasznahorkai (71), War and War (1999).

Akademi Swedia baru saja menganugerahkan Hadiah Nobel Sastra 2025 kepada penulis asal Hungaria, László Krasznahorkai, sebagai pengakuan atas karya-karyanya: “menarik dan visioner, yang di tengah teror apokaliptik menegaskan kembali kekuatan seni.” 

Di usia 71 tahun, Krasznahorkai dikenal sebagai salah satu penulis paling intens dan melankolis dalam panorama sastra kontemporer, dengan reputasi global yang dibangun melalui novel-novel distopia menggugah dan penuh kedalaman.

Lahir di Gyula, Hungaria, tahun 1954, Krasznahorkai mulai dikenal luas lewat novel debutnya Sátántangó(1985), sebuah penggambaran suram tentang kehancuran komunitas pedesaan. 

Kelak, diadaptasi(1994) menjadi film legendaris berdurasi tujuh jam tiga puluh menit oleh sutradara film eksperimental dan kontemplatif senegaranya, Béla Tarr(70). 

Kolaborasi kreatif mereka, Krasznahorkai dan Tarr, menjadi ikon dalam sinema eksperimental(arthouse) di Eropa. 

Karya-karya Krasznahorkai, khususnya, sering digambarkan sebagai postmodern dengan ciri khas kalimat-kalimat panjang, berliku, dan atmosfer naratif yang menekan serta melankolis. 

Ia kerap dibandingkan dengan Gogol, Melville, dan Kafka karena intensitas dan kompleksitas visinya. Karier literasinya dibentuk oleh pengalaman lintas budaya. 

Setelah meninggalkan Hungaria Komunis pada 1987, ia menetap di Berlin Barat dan kemudian menjelajahi Asia Timur—terutama Mongolia dan Tiongkok—yang menginspirasi karyanya seperti The Prisoner of Urga(1999) dan Destruction and Sorrow Beneath the Heavens (2004).

Saat menulis War and War, ia berkeliling Eropa dan sempat tinggal di apartemen milik penyair Beat Allen Ginsberg di New York, yang menurutnya sangat berperan dalam menyelesaikan novel tersebut.

Sedikit ihwal novel War and War bukan hanya tentang perang literal, tetapi tentang perang

batin, perang melawan absurditas, dan perang melawan pelupaan.

Dengan War and War, Krasznahorkai menempatkan pembaca dalam ruang yang tidak nyaman, memaksa mereka untuk menghadapi

kehampaan dan mencari makna di dalamnya.

Ia juga menegaskan bahwa seni dan kata-kata tetap memiliki kekuatan untuk menyelamatkan jiwa manusia.

Selain itu, Krasznahorkai telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Man Booker International Prize pada 2015 dan National Book Award untuk sastra terjemahan pada 2019. 

Ia menjadi penulis Hungaria pertama yang meraih Man Booker International, menegaskan posisinya sebagai figur penting dalam sastra dunia. 

Susan Sontag(1933-2004), kritikus budaya, aktivis asal Amerika Serikat dan penulis, Against Interpretation(1965), menyebutnya sebagai “ahli kiamat Hungaria kontemporer.“

Sementara W.G. Sebald(1944-2001), profesor kritikus sastra asal Jerman di University of East Anglia di Inggris asal dan mendirikan British Centre for Literary Translation, memuji universalitas visinya.

Dengan Nobel Sastra 2025, László Krasznahorkai tidak hanya menegaskan kekuatan sastra dalam menghadapi dunia yang retak.

Akan tetapi, ia juga memperlihatkan bahwa dalam bayang-bayang kehancuran(apokalips), seni tetap mampu menyuarakan harapan dan ketahanan manusia.

#coversongs: „Top of the World” adalah lagu ikonik dari duo pop Amerika, The Carpenters(Karen dan Richard Carpenter), pertama kali direkam untuk album A Song for You pada 1972 dan versi singlenya dirilis secara resmi pada 17 September 1973 setelah versi cover oleh Lynn Anderson sukses di tangga lagu country.

Lagu ini menggunakan metafora alam dan keindahan hidup untuk menyampaikan bahwa cinta adalah sumber sukacita yang paling murni dan universal.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.