Type Here to Get Search Results !

Jacob Ereste : Nilai Spiritual Kebangsaan Dalam Pidato Presiden Prabowo Subianto di PBB Dalam Perspektif GMRI

Saripati dari pidato Presiden Prabowo Subianto di PBB, menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu menjadi bahasan ngobrol bareng rutin mingguan GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) pada Kamis - Senin, 25 September 2025. Karena pernyataan politik luar negeri yang diungkapkan Prabowo Subianto dalam pidatonya itu, juga manifestasi dari spiritualitas kebangsaan yang mengekspresikan keimanan kepada Tuhan, keberpihakan kepada keadilan serta rasa tanggung jawab bangsa Indonesia di kancah internasional.

Joyo Yudhantoro dan Gus Baidhowi serta Wowok Prastowo pun sepakat untuk menilik muatan nilai-nilai spiritual kebangsaan dari pidato Presiden Prabowo Subianto yang sangat mengesankan ini menjadi kajian lebih lanjut bagi GMRI pada kesempatan diskusi informal yang rutin dilaksanakan pada Senin-Kamis, atau Kamus-Senin, karena pidato Presiden di forum resmi pertemuan ke-80 dari bangsa-bangsa yang ada di dunia sungguh fenomenal, minimal telah menggeser posisi Indonesia dalam pandangan dunia yang patut untuk diperhitungkan sekarang. Setidaknya, bukan hanya sekedar pengikut atau peserta belaka, tetapi telah mengukuhkan peran Indonesia sebagai penentu arah dari masa depan bersama bangsa-bangsa yang ada di dunia. 

Nilai-nilai spiritualitas kebangsaan yang terkandung di dalam pidato Presiden Prabowo Subianto di PBB, secara tersirat dan tersurat mencerminkan sila pertama dari Pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia serta ideologi negara Indonesia. Dari landasan pijak sil pertama Pancasila ini -- Ketuhanan Yang Maha Esa -- jelas menuntun dunia untuk menciptakan perdamaian bukan hanya dari kepentingan politik, tetapi sebagai amanah titipan ilahi Rabbi. Karena perdamaian dan keberkahan seperti tersurat dalam Al Qur'an (Al Anfal 61 dan Al A'raf 96) h anya akan datang dari iman dan taqwa.

Demikian juga dengan sila Pancasila yang menyatakan bahwa "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab", pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam membela hak rakyat Palestina secara jujur dan tegas sekaligus menawarkan keamanan bagi Israel sungguh merupakan kesadaran dan pemahaman spiritualitas yang tinggi dan sangat terpuji. Karena keadilan sosial bagi seluruh rakyat -- sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia, hanya dimungkinkan oleh sikap dan sifat kesatria yang tidak melupakan kasih dan sayang kepada seluruh umat manusia tanpa kecuali.

Sikap dan sifat kesatria bangsa Indonesia -- untuk warga masyarakat dunia -- mencerminkan sikap dan sifat yang kompak, siap berkorban dengan menawarkan 20.000 pasukan perdamaian melalui PBB untuk menciptakan kedamaian dan ketenteraman kehidupan manusia di Palestina. Pernyataan kesediaan memberi bantuan ini jelas mencerminkan nilai nasionalisme bangsa Indonesia yang konsisten untuk ikut menciptakan suasana perdamaian dunia, seperti yang termaktub dalam Mukadimah UUD 1945 yang asli.

Sikap kerakyatan serta etis diplomasi yang diusung Presiden Prabowo Subianto di kancah pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia, diungkapkan Presiden dalam bahasa yang tegas dan keras, namun tetap lembut -- tidak konfrontatif -- sehingga sungguh sangat mengesankan diplomatis penuh nilai etis dan solutif yang khas dalam tradisi dan budaya bangsa yang selalu mengedepankan pendekatan khas kerakyatan dan semangat musyawarah yang telah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia yang diperoleh dan dipelihara secara turun temurun dari para leluhur bangsa Nusantara hingga menjadi lebih matang setelah bersepakat menjadi satu bangsa Indonesia.

Jadi cukup jelas, bahwa pidato Presiden Prabowo Subianto di hadapan perwakilan semua bangsa-bangsa yang ada di dunia pada 23 September 2025 ingin menggedor sikap kesadaran bangsa-bangsa yang ada di dunia melalui Sidang Umum PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) ke - 80 di New York. Muatan spiritual kebangsaan Indonesia jelas dan terang menempatkan posisi Indonesia tegas menyuarakan tentang perdamaian dan keadilan dunia. Pernyataan penyampaian dukungan Indonesia untuk solusi kedua negara tersebut, yaitu Palestina dan Israel, merupakan bagian dari perdamaian global. Oleh karena itu Indonesia siap berperan sekaligus berkontribusi secara nyata untuk mengirim pasukan peace keepers, atau pasukan penjaga perdamaian untuk kedua negara yang terus bertikai tersebut.

Pidato Presiden Prabowo Subianto di forum perkumpulan bangsa-bangsa di dunia tidak hanya mencerminkan sikap berani -- yang juga mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang tidak cuma "cuma jago Kate" di kandang sendiri, tapi juga mencerminkan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia yang kuat dan perkasa untuk tampil di palagan dunia. Sebab pendekatan yang tidak cuma sekedar retorika itu, komitmen Indonesia jelas menawarkan 20.000 pasukan penjaga keamanan itu sungguh dapat meyakinkan wujud dari tanggung jawab moral yang bernilai spiritual tidak sedikit dan tidak murah. Tapi siap ditanggung oleh bangsa Indonesia demi dan untuk perdamaian dan kemanusiaan.

Diplomasi moral bangsa Indonesia yang diusung Presiden Prabowo Subianto untuk menempatkan peran bangsa dan negara Indonesia berkiprah di kancah global, bukan sekedar untuk tampil untuk merebut pencitraan murahan, tetapi merupakan wujud nyata dari sikap dan komitmen bangsa dan negara Indonesia untuk membangun suasana damai dan nyaman di dunia yang harmoni dan tidak mencederai nilai-nilai kamusiaan yang manusiawi dan bersifat ilahiah.

Pecenongan, 25 September 2025

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.