![]() |
Oleh: Duski Samad
Kalimat sederhana namun penuh makna,“Bertanamlah sebelum ditanam”, yang ditulis oleh Ir. Djoni di Dangau Inspirasinya di kawasan sawah Kurao Pagang Nanggalo, Padang, menyimpan pesan moral yang dalam. Ia mengajak kita untuk menanam amal, kebaikan, dan karya sebelum ajal menanam tubuh kita kembali ke tanah.
Warung inspirasi Pak Djoni mantan kepala Dinas Pertanian Sumatera Barat memang benar dapat mengundang inspirasi mereka yang berkunjung. Lahan tidak terlalu luas dapat dimaksimalkan perikanan, peternakan dan sekaligus workshop untuk diskusi dan penelitian praktisi dan pakar pertanian.
Satu di antara produknya yang sudah menasional adalah Sawah Pokok Murah. Solusi perubahan iklim yang ekstrim dan mahalnya biaya produksi dapat diminimalisir, yang tentunya meringankan beban petani dan memberikan keuntungan lebih.
SAWAH POKOK MURAH
Penjelasan lebih rinci mengenai tata cara dan proses “Sawah Pokok Murah” (juga dikenal sebagai Basawah Pokok Murah) yang digagas oleh Ir. Djoni dari Padang, berdasarkan sejumlah sumber terpercaya.
Konsep Dasar Sawah Pokok Murah (SPM).
Tujuan utama: Mengurangi biaya bertani secara signifikan, sambil tetap menjaga atau bahkan meningkatkan produktivitas padi.
Prinsip utama:
“Apa yang ada di sawah, kembalikan ke sawah.” Jerami, sisa tanaman, dan bahan organik lainnya digunakan kembali sebagai pupuk alami.
Menghindari pengolahan tanah secara dalam (membajak, mencangkul). Cukup membuat saluran air dan bedeng-bedeng (bedengan).
Mempraktikkan benih sebatang (benih tunggal) untuk meningkatkan efisiensi dan menghasilkan banyak anakan.
Memaksimalkan penggunaan pupuk organik dan meminimalkan penggunaan pupuk serta pestisida kimia.
Tahapan Pelaksanaan Sawah Pokok Murah
1. Setelah Panen
Jerami tidak dibakar. Sebaliknya, jerami dibiarkan melapuk, ditabur ke permukaan sawah, atau diinjak masuk ke dalam tanah sebagai pupuk organik.
2. Pengelolaan Lahan
Tanah tidak dibajak atau dicangkul secara besar-besaran.
Lahan disiapkan dalam bentuk bedeng-bedeng dan saluran air: fungsinya untuk pengaturan distribusi air dan drainase.
3. Penyemaian dan Penanaman Benih
Sistem benih sebatang hanya satu benih utama yang ditanam, kemudian berkembang menjadi beberapa anakan sampai bertunas 56 anakan perumpun.
Penyemaian bisa dilakukan langsung di bedeng tanpa memerlukan bibit pindahan, mempercepat proses tanam.
4. Pengendalian Air dan Hama
Sawah tidak digenangi air secara berlebihan. Ini mengurangi aktivitas hama seperti keong emas, wereng, dan penggerek batang.
Jerami yang dibiarkan dan membusuk menciptakan habitat predator alami (contohnya laba-laba) yang membantu menekan populasi hama wereng.
5. Pemupukan dan Perawatan
Menggunakan pupuk organik seperti kompos dari jerami atau pupuk cikam (cirit kambing).
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida diminimalkan, bahkan bisa dieliminasi sebagian.
6. Hasil dan Manfaat
Produksi naik dari 4 - 5 Ton/Ha Menjadi 6 - 8 ton/Ha
Penghematan biaya sangat besar:
Biaya bajak dan sewa alat turun drastis.
Pengeluaran untuk pupuk kimia dan pestisida bisa ditekan hingga sepertiga atau bahkan tidak digunakan.
Panen bisa dilakukan 3 kali dalam setahun (dengan umur panen rata-rata 105 hari per musim), tadinya hanya 2 kali.
Ringkasan Proses SPM
Tahapan Praktik Sawah Pokok Murah
Panen Jerami dibiarkan, tidak dibakar; menjadi bahan kompos/pupuk alami
Pengolahan Lahan Tanpa bajak/cangkul besar; cukup bedeng dan saluran air
Penanaman Benih Benih sebatang → banyak anakan; penyemaian langsung
Pengendalian Hama & Air Air tidak berlebihan; kemampuan hayati alami mengendalikan hama
Pemupukan Prioritaskan organik; kurangi atau hilangkan pupuk/pestisida kimia
Hasil Panen Produksi bertambah 2–3 kali; biaya jauh berkurang; panen bisa 3 kali/tahun
Kesimpulan
Metode “Sawah Pokok Murah” oleh Ir. Djoni merupakan inovasi bercocok tanam padi yang:
Lebih efisien dan hemat biaya,
Lebih ramah lingkungan,
Menghasilkan panen lebih tinggi,
Memberdayakan petani agar lebih sejahtera.
MAKNA FILOSOFIS BERTANAM
Manusia hidup hanya sekali. Setiap orang akan melalui tiga fase: lahir, hidup, lalu mati. Kalimat ini mengingatkan kita bahwa hidup bukan sekadar mengisi hari dengan rutinitas, tetapi menanam sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain, dan generasi setelah kita.
Pak Djoni bersama komunitas Dangau Inspirasi bertekad untuk terus memberi manfaat pada orang lain, menimal sampai usia 80 tahun. Berpantang mati sebelum wafat begitu tagline yang digunakkannya.
Dalam tradisi Minangkabau, falsafah “alam takambang jadi guru” mengajarkan kita menimba pelajaran dari alam. Petani yang menanam padi selalu berharap panen, begitu pula manusia yang menanam amal akan menuai pahala dan kebaikan.
Al-Qur’an menegaskan: “Barangsiapa melakukan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa melakukan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Hadis Nabi juga menegaskan, “Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim).
Artinya, kehidupan sejati bukan diukur dari berapa lama kita hidup, tapi dari apa yang kita tanam untuk dikenang setelah kita tiada.
Relevansi Sosial
Di tengah budaya materialistik dan hedonistik sekarang, pesan “bertanamlah” menjadi kritik sosial yang kuat. Banyak orang sibuk mengumpulkan harta, jabatan, dan popularitas, tetapi lupa menanam nilai, moral, dan amal yang akan dikenang.
Nagari dan bangsa ini membutuhkan orang-orang yang mau menanam ide, menanam karya, menanam keikhlasan. Karena tanpa itu, yang tertinggal hanyalah nama tanpa makna.
Penutup
“Bertanamlah, sebelum Anda ditanam” adalah ajakan untuk hidup penuh makna. Mari isi kehidupan dengan amal saleh, karya nyata, dan keteladanan. Sebab, yang kita tanam hari ini adalah bekal untuk panen di akhirat nanti, dan warisan untuk generasi yang akan datang.
Mari bertanam kebaikan, sebelum tanah menanam kita. DS.14092025.

