![]() |
Perubahan dalam gaya bahasa komunikasi yang ingin langsung dan praktis menyampaikan pesan, dipengaruhi oleh teknologi dan media sosial yang menginginkan pesat cepat dan singkat, seperti makanan siap saji untuk dapat disantap seketika saat selera masih hangat untuk melahapnya. Globalisasi dan modernisasi sebagai biang keladi pembawa gaya dan bahasa bicara yang lebih efektif dan efisien pada to the point, sehingga bahasa kiasan dianggap tidak lagi diperlukan.
Kecuali itu, persepsi terhadap bahasa kiasan juga dianggap terlalu rumit dan kuno, sehingga pengaruh bahasa populer -- kekinian -- memiliki kesempatan dan peluang yang dominan dalam bahasa literal untuk menggeser atau bahkan menumbangkan peran bahasa kiasan dalam tatanan komunikasi sehari-hari di Indonesia. Padahal, bahasa kiasan dapat memperkaya bahasa dan makna dalam khazanah bahasa dan sastra dalam arus komunikasi yang semakin binal dan buas merusak tradisi dan budaya suku bangsa Nusantara yang pernah ada.
Nilai-nilai positif dalam bahasa kiasan dapat mempertajam -- memperindah dan memperluas cakrawala pandang -- dalam proses belajar dan memperhalus bahasa ucap untuk pengembangan karakter dan kepribadian setiap orang yang mengucapkan serta yang menyimak arti yang termuat dalam bahasa kiasan tersebut. Karenanya, bahasa kiasan dapat dipahami mampu mengasah daya kreatifitas dan imajinasi setiap orang yang mengucapkan bersama orang yang mendengarkan dan menyimak maksud bahasa tutur yang dikemas dalam bahasa kiasan itu.
Dalam.khazanah sastra, bahasa Ucup dalam bentuk kiasan diyakini mampu untuk melatih kemampuan dan kepiawaian dalam interpretasi dan pemahaman terhadap teks yang kompleks dan tersamar. Tidak fulgar seperti tampilan wanita yang seksi tidak terkesan mesum, namun erotis dan indah hingga sungguh menawan. Tidak cabul, namun tetap bernilai estetik bahkan mungkin memuat juga nuansa yang romantik.
Bahasa kiasan pun mampu memperluas daya ingat, memori tentang banyak hal yang pernah dilihat, didengar dan dirasakan dalam pengembaraan spiritual karena bahasa kiasan yang unik dan menarik dapat membangun daya nalar lebih menjulang untuk melihat hamparan Ilmu maupun pengetahuan yang belum pernah terjangkau sebelumnya.
Begitulah peran bahasa kiasan dalam memperkaya warna warni batin dan jiwa melalui bahas literal yang indah dan halus sebagai ruh dari beragam bentuk sastra lisan maupun yang tertulis.
Syahdan, bahasa kiasan juga mampu memperkuat daya ingat, sekaligus mengembangkan jenis varian dari model komunikasi yang halus, sopan dan santun sebagai ciri khas suku bangsa Nusantara yang pernah berjaya di dunia. Inilah bagian dari kearifan lokal yang tertanam dalam serta mengakar pada tradisi dan budaya suku bangsa Nusantara yang telah bersepakat menyebut dirinya Indonesia Raya. Karena itu, keanehan menjadi terasa sangat mengganggu bahkan menggoda untuk mempertanyakan mengapa bahasa kiasan kita yang khas jadi membias keberadaan dan perkembangannya sekarang.
Banten, 29 Juni 2025