![]() |
Solok Selatan, -- Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan menyelenggarakan sebuah program sosial bertajuk "Gerakan Berkaplah" (Gerakan Berbagi Perlengkapan Sekolah).
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian dan perhatian Kemenag terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik, khususnya dalam meringankan beban orang tua dalam mempersiapkan anak-anak mereka menyongsong tahun ajaran baru. Gerakan ini dilaksanakan serentak pada enam titik lokasi, dengan rincian: lima titik berada di lingkungan madrasah se-Kabupaten Solok Selatan yang pelaksanaannya berlangsung hari ini, Senin, 14 Juli 2025, sementara satu titik lainnya berlokasi di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada hari Selasa (15 Juli 2025) besok.
Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat gotong royong, kepedulian sosial, serta sinergi antar lembaga dan masyarakat dalam mendukung dunia pendidikan semakin tumbuh dan mengakar kuat di tengah kehidupan umat.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan, Fitriyoni, menjelaskan bahwa Gerakan Berkaplah merupakan program yang digagas oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, yang bermuatan sosial dan menumbuhkan semangat gotong royong. "Program ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam membantu peserta didik yang membutuhkan dukungan perlengkapan sekolah," kata dia.
Fitriyoni menambahkan, di tingkat daerah, Gerakan Berkaplah dilaksanakan secara kolaboratif oleh seluruh jajaran Kemenag Solok Selatan, baik dari satuan kerja Madrasah maupun Kantor Urusan Agama (KUA). “Kegiatan ini tumbuh dari semangat kebersamaan dan kepedulian yang tinggi, sebagai bentuk kontribusi ASN Kementerian Agama terhadap peningkatan kualitas layanan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan,” ungkapnya.
"Tujuan utama dari gerakan ini adalah mendorong partisipasi aktif seluruh ASN Kemenag Solok Selatan dalam mendukung keberhasilan program prioritas Kementerian Agama Republik Indonesia, khususnya Asta Protas Tahun 2025–2029, yang menekankan pada penguatan Layanan Keagamaan yang Berdampak serta Pendidikan yang Unggul, Ramah, dan Terintegrasi,” ungkap Fitriyoni.
Ia juga menambahkan, bahwa program ini tidak sekadar kegiatan simbolis, tetapi merupakan wujud nyata keterlibatan Kementerian Agama dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih layak dan inklusif bagi seluruh peserta didik.
Pada pelaksanaan Gerakan Berkaplah ini, tercatat sebanyak 600 kodi buku tulis berhasil dikumpulkan sebagai bentuk bantuan perlengkapan sekolah. Bantuan tersebut disalurkan kepada siswa-siswi madrasah, baik negeri maupun swasta, yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sasaran program ini difokuskan untuk meringankan beban ekonomi peserta didik sekaligus menumbuhkan semangat belajar mereka dalam menyambut tahun ajaran baru. Distribusi bantuan dilakukan di enam titik lokasi yang telah ditetapkan. Di MAN 1 Solok Selatan, penyerahan bantuan dilakukan secara langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan, yang turut didampingi oleh para kepala madrasah dari MAN 1, MTsN 1, MTsN 5, MIN 1, dan MIN 2 Solok Selatan.
Selanjutnya, di MTsN 4 Solok Selatan, bantuan diserahkan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Sementara di MTsN 3 Solok Selatan, bantuan disalurkan oleh Kepala Seksi Pendidikan Islam, dan di MTsN 6 Solok Selatan, diserahkan oleh Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah. Adapun penyerahan bantuan di MAN 2 Solok Selatan dilakukan oleh Penyelenggara Zakat dan Wakaf. Untuk penutupan kegiatan, penyerahan bantuan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan akan dilaksanakan langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Solok Selatan bersama seluruh jajaran pejabat dan ASN yang turut ambil bagian dalam menyukseskan gerakan ini.
"Kami berharap melalui kegiatan ini, partisipasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama semakin meningkat dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Yang terpenting, bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan perlengkapan sekolah anak-anak mereka. Dengan demikian, para siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, dan angka putus sekolah pun dapat ditekan secara signifikan,” tutup Fitriyoni dengan penuh harap.
Kontributor: Tata Handika

