![]() |
Manajemen wangsit, seperti yang dikatakan Wowok Prastowo sebagai kesaksiannya selama mendampingi Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu bisa dipahami bukan dalam pengertian klenik seperti yang salah dipahami oleh banyak orang, karena pengertiannya sulit diterima akal. Sebab untuk semua hal yang masuk dalam wilayah spiritual memang dominan tidak mampu dipahami akal secerdas apapun. Sebab landasan pijak spiritual itu mengajar dalam hati, rasa, kalbu yang bergerak oleh kekuatan rasa, insting, feeling, naluri atau sejenisnya yang muncul dari wilayah kesadaran -- bukan pemikiran -- yang harus diuji secara ilmiah.
Karena itu, laku spiritual hingga hasil keluarannya berada dalam wilayah batin, sehingga hampir semua hal yang dilakukan mengacu pada bisikan hati, naluri, insting yang menggumpal dalam satu bentuk keyakinan untuk lakukan seperti yang dimaksud dengan istilah manajemen wangsit yang ditakbiskan oleh Wowok Prabowo selama mendampingi laku spiritual Sri Eko Sriyanto Galgendu sejak 30 tahun silam lebih melalui berbagai pengalaman dan penghayatan yang dia lakukan, sebagai staf ahli sekaligus asisten ahlinya Sri Eko Sriyanto Galgendu yang kini lebih banyak cenderung menyuarakan gerakan moral rekonsiliasi Indonesia (GMRI) dengan bahasa bumi yang disebut Prof. Ravik Karsidi adalah bahasa langit.
Manajemen wangsit yang dimaksudkan Wowok Prastowo itu, untuk merumuskan cara berpikir seorang yang meletakkan sesuatu gerak perbuatannya berdasarkan bisikan hati, kendati dalam berbagai sudut pandang yang lain pilihan sikap untuk melakukan sesuatu telah sangat nyata dan jelas adanya prospek yang baik dan menguntungkan, namun keputusan tetap dikembalikan kepada keputusan batin yang meliputi segenap potensi dan kemampuan instingtif -- sesuatu yang dapat dilakukan atas dasar insting, feeling, naluri yang muncul ketika hendak melakukan sesuatu, bukan karena pikiran. Layak keyakinan yang menggumpal dalam intuisi yang telah terasah tajam -- yang selalu dijadikan pedoman batin untuk menentukan suatu pilihan atau keputusan secara final.
Dalam manajemen wangsit memang banyak hal yang tidak dapat dinalar dengan akal sehat sekalipun. Seperti keinginan yang tiba-tiba muncul untuk memberi pertolongan atau bantuan kepada orang lain atau sebuah instansi, maka pertolongan atau bantuan itu akan segera dilakukan dengan kesulitan seperti apapun yang harus dihadapi.
Maka itu -- pada suatu kesempatan manajemen wangsit itu muncul dalam batin Sri Eko Sriyanto Galgendu untuk memberi sumbangan sebuah ambulance dengan harga yang relatif mahal -- sementara dia sendiri hanya memiliki dana yang terbatas, maka jalan pilihan untuk merealisasikan manejemen wangsit itu dilakukan dengan cara akad kredit hingga pembayaran unsuran untuk ambulance yang harus segera diwujudkan itu dia bayar dengan cara cicilan.
Secara logika akal sehat, pilihan keputusan serupa ini sungguh sulit diterima olek akal, tetapi bagi Sri Eko Sriyanto Galgendu telah menjadi keputusan yang harus dilakukan atas petunjuk dan perintah hati yang mendapat bisikan dari langit.
Untuk banyak hal yang lain, tidak kalah banyak yang telah dilakukan sebagai bukti dari perwujudan manajemen wangsit itu, seperti ada semacam bisikan untuk mengunjungi tempat tertentu yang acap tidak dapat dicerna oleh akal sehat, lantaran semuanya selalu berpihak pada bisikan hati, naluri, firasat, insting serta petunjuk gaib yang datang mengetuk hati untuk melakukan sesuatu, sesuai dengan petunjuk dan keyakinan yang diperolehnya ketika itu. Maka itu, banyak hal pula yang datang dan menghampirinya untuk memberi tanggapan atau perhatian -- meski hanya sekedar apresiasi dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun -- jika mendapat semacam restu dari bisikan batin yang diperolehnya ketika itu, maka segala sesuatu yang terkesan harus dilakukan itu akan ditunda, atau bahkan sama sekali ditolak. Begitulah manajemen wangsit rumusan Wowok Prastowo dalam konteks khazanah spiritual yang maha luas dan tak bertepi, semua bermula untuk kemudian kembali bermuatan pada hati -- di dalam lubuk batin yang terdalam -- yang sulit dipahami apalagi hendak dijelajah kedalamannya yang maha dalam dan dahsyat.
Tebet Barat, 14 Mei 2025