Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pisang Goreng Hangat Penuh Canda Penulis: Ririe Aiko

Dulu, di meja ruang tamu yang sempit,

ibu menyajikan sepiring pisang goreng hangat.

Aroma manisnya menguar, memanggil tawa,

mengundang tangan-tangan kecil berebut dalam canda.


Adik kakak tak kenal kata kalah,

yang cepat menang, yang lambat tertawa pasrah.

Tak ada dendam, hanya bahagia yang renyah,

seperti gigitan pertama pada pisang goreng ibu. 


Tak ada hitung-hitungan, tak ada sekat,

hanya gelak yang pecah di ruang sempit,

mengisi rumah dengan nyanyian bahagia.


Dulu, kakak bukan sekadar nama,

adik bukan sekadar panggilan.

Kita adalah tangan yang saling menggenggam,

mata yang saling memahami,

hati yang tumbuh dalam hangatnya dapur ibu.


Namun waktu melipat kenangan seperti lembaran buku tua,

kita tumbuh, menjelma nama tanpa makna.

Kakak bukan lagi pelindung,

adik bukan lagi teman bermain.


Kini pertemuan hanya basa-basi,

senyum kaku, percakapan kosong tanpa hati.

Saling melempar tanggung jawab,

Seolah orang tua bukan milik bersama.

Memperdebatkan hak, melempar tanggung jawab 

Berebut harta dalam luka.


Adik kakak tak lagi dewasa dalam dekapan ibu,

Terpisah dalam keluarga baru 

Yang hidup tanpa mau saling tahu

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies