![]() |
| Jembatan Koto Buruak Lubuk Alung yang putus awal Desember, membuat keterisoliran Salibutan dan Sikabu bertambah panjang. |
PADANG PARIAMAN, -- Kecamatan Lubuk Alung termasuk kecamatan yang paling lengkap terkena musibah banjir dan longsor di Sumatera akhir November lalu. Longsor yang menelan korban, banjir luapan Sungai Batang Anai yang membelah Lubuk Alung, memutuskan sebuah jembatan panjang.
Jembatan Koto Buruak yang putus pagi hari saat itu, ikut menelan korban. Seorang ibu rumah tangga hingga sekarang belum bersua dalam pencarian petugas bencana.
Jauh sebelum bencana Sumatera, Jembatan Kayu Gadang yang baru siap dibangun BNPB, terban ke sungai. Akses jalan ke bagian timur Lubuk Alung, seperti Sikabu, Salibutan hanya tinggal satu-satunya di Simpang Apa, Sungai Buluah Utara, tepatnya pintu jalan lingkar Duku - Sicincin.
Jalan putus di Sakayan, membuat akses masyarakat Salibutan Lubuk Alung bertambah jauh ke ibu kecamatan. Ya, Simpang Apa, tiga kali lipat dari akses jalan biasa.
Satu jembatan di dekat Simpang Apa itu, pun kondisinya mengkhawatirkan. Banjir luapan Sungai Batang Anai, betul-betul dirasakan amukannya saat bencana besar kemarin.
Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis sempat marabo di dekat jembatan itu. Dia menyetop truk yang sedang melewati jembatan itu, dan memberangi sang sopir.
Kini, jembatan itu sudah dibatasi. Tak boleh truk lewat di Jembatan Buayan Lubuk Alung, Kecamatan Batang Anai itu lagi.
Pasca kejadian itu dan setelah bencana mengantuk, memunahkan sejumlah infrastruktur umum di Lubuk Alung, bersilewan opini di media sosial dan di tengah masyarakat itu sendiri.
Ya, opini tentang kerusakan alam, yang berimbas pada punahnya jembatan, sekolah dan sebagian rumah masyarakat. Opini yang terbesar itu, bencana ini tersebab maraknya tambang galian c di Lubuk Alung dan di sepanjang aliran Sungai Batang Anai itu.
Yosmadi Datuak Pahlawan, pengusaha tambang di Lubuk Alung merasakan kicauan banyak orang itu. Termasuk aksi Bupati John Kenedy Azis yang memarahi truk yang mengakut hasil tambang dia.
"Saya setuju dengan visi misi Bupati Padang Pariaman yang sedang membangun daerah ini. Saya mendukung penuh, keinginan bupati yang melakukan perubahan," kata Datuak Pahlawan, Senin 15 Desember 2025.
Bagi Datuak Pahlawan, situasi yang masih ekstrim saat ini, dia mendukung penuh rencana bupati yang akan menghentikan aktivitas tambang ini.
"Harus semua tambang yang ada di Padang Pariaman ini di hentikan sementara. Baik tambang rakyat maupun tambang yang memakai izin resmi. Sebab, kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini, keputusan menghentikan sementara tambang, adalah keputusan bijaksana dalam menyelamatkan masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Nagari Lubuk Alung, Landi Efendi mengapresiasi apa yang dilakukan Datuak Pahlawan, untuk menghentikan kegiatan tambangnya. "Ini menandakan Datuak Pahlawan betul-betul memiliki sifat niniak mamak "ba hati lapang ba alam leba". Karena berpotensi merusak satu-satunya jembatan yang tersisa akibat dilalui oleh truk pengangkut hasil tambang bertonase besar," katanya.
Dia juga meminta pemerintah, untuk segera membangun jembatan yang telah roboh dan memperbaiki satu-satunya jembatan yang tersisa yang ada di Buayan. (ad)

