Type Here to Get Search Results !

Smart Surau: Kita Mesti Berterima Kasih Kepada Walikota Padang

Oleh: Duski Samad

Gerakan Cerdas dari Masjid. Kalimat “Kita Mesti Berterima kasih pada Walikota” menjadi ungkapan tulus dari hati umat kepada Pemerintah Kota Padang yang telah menggagas dan menjalankan Program Smart Surau — sebuah inovasi sosial-keagamaan yang diresmikan pada awal Oktober 2025 dan kini diterapkan di seluruh masjid dan mushalla di Kota Padang.

Ungkapan itu disampaikan oleh Buya Masoed Abidin, ulama tuo Sumatera Barat, dalam sambutannya di Masjid Al-Munawwarah Siteba, pagi ini dalam menjelaskan bahwa program ini lahir dari keprihatinan dan harapan panjang para ulama serta pengurus masjid atas makin menurunnya minat anak-anak dan remaja untuk hadir ke rumah Allah.

Sejak era reformasi, keluhan seperti “susah sekali mengajak anak-anak ke masjid” menjadi kenyataan yang menyedihkan di hampir setiap nagari dan kelurahan.

Smart Surau hadir sebagai jawaban: menghidupkan kembali surau (dalam makna Masjid, Mushalla dan Surau itu sendiri) sebagai pusat pendidikan iman, karakter, dan sosial—dengan pendekatan yang cerdas, menyenangkan, dan terintegrasi antara pendidikan agama, teknologi, dan budaya lokal ABS-SBK (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah).

Tujuan dan Spirit Program Smart Surau. Program ini bertujuan untuk:

Menumbuhkan kecintaan anak-anak dan remaja kepada masjid. Surau kembali menjadi tempat yang “disukai”, bukan ditakuti.

Mendidik generasi muda menjadi Muslim yang taat, berakhlak, dan berkarakter.

Membangun kolaborasi antara pengurus masjid, guru, orang tua, dan pemerintah.

Menjadikan masjid sebagai pusat literasi dan pembinaan moral masyarakat.

Kegiatan yang digerakkan melalui Smart Surau mencakup shalat berjamaah sekolah, kelas Qur’an tematik, literasi digital islami, pelatihan adab dan karakter, serta kompetisi kebaikan (Smart Challenge) berbasis komunitas.

Sinergi Empat Unsur: Sekolah, Orang Tua, Masjid, dan Pemerintah

Smart Surau tidak dapat berdiri sendiri. Ia menuntut sinergi empat unsur penting:

1. Sekolah, melalui kebijakan mengarahkan siswa untuk shalat berjamaah di masjid terdekat setiap pagi dan zuhur.

2. Orang tua, yang memastikan anak-anak siap berangkat lebih awal dan menjadikan masjid sebagai bagian rutinitas keluarga.

3. Pengurus masjid, yang menyambut anak-anak dengan ramah, bukan dengan amarah.

4.Pemerintah kota dan Satgas Smart Surau, yang memfasilitasi, memantau, dan memberikan dukungan logistik serta penghargaan.

Menurut data Bagian Kesra Pemko Padang (2025), program ini mencakup:

±800 masjid dan mushalla aktif di 11 kecamatan.

±42.000 siswa dari SD hingga SMA yang ikut dalam shalat berjamaah rutin pagi dan siang.

Lebih dari 300 Satgas Smart Surau yang dibentuk untuk koordinasi dan pelaporan kegiatan di tingkat kelurahan.

Dampak Sosial dan Pendidikan. Dampak positif dari pelaksanaan Smart Surau mulai terlihat hanya dalam beberapa minggu:

Disiplin waktu sekolah meningkat. Anak-anak datang lebih awal karena shalat berjamaah menjadi pembuka aktivitas belajar.

Kenakalan remaja berkurang. Surau menjadi ruang sosial positif yang menggantikan nongkrong di warung atau game online.

Syiar Islam menguat. Suara adzan dan aktivitas ibadah makin ramai dan hidup.

Akhlak dan karakter anak terbentuk lebih baik. Anak-anak belajar sopan santun, adab berjamaah, serta tanggung jawab sosial.

Riset lapangan yang dilakukan oleh UIN Imam Bonjol Padang (Pusat Studi Pendidikan dan Dakwah, 2025) mencatat peningkatan signifikan:

45% siswa lebih sering ke masjid dibanding sebelum program.

60% orang tua melaporkan perubahan positif perilaku anak.

70% guru menyatakan peningkatan kedisiplinan dan fokus belajar.

5. Revitalisasi Surau: Kembali ke Fitrah Minangkabau

Smart Surau sejatinya adalah bentuk revitalisasi surau dalam tradisi Minangkabau. Dahulu, surau bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga lembaga pendidikan moral, sosial, dan spiritual. Anak-anak belajar mengaji, silek, sopan santun, dan tanggung jawab sosial di bawah bimbingan guru tuo.

Kini, semangat itu dihidupkan kembali dengan pendekatan digital dan sistematis. Surau bukan hanya tempat shalat, tetapi pusat pembentukan “smart generation” yang beriman, berilmu, dan berakhlak.

Catatan dan Harapan.

Program Smart Surau perlu dijaga keberlanjutannya. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri; ulama, ninik mamak, guru, dan masyarakat harus menjadi pelaku utama.

Setiap pengurus masjid perlu membuat program pembinaan rutin, seperti:

Subuh Berjamaah dan Kajian Anak

Kompetisi Tahfidz Mini

Surau Literasi dan Jurnal Anak Soleh

Pelatihan Adab dan Etika Digital Islami

Serta didukung dengan sistem evaluasi berbasis reward and recognition seperti “Surau Inspiratif”, “Anak Surau Hebat”, dan “Satgas Berprestasi”.

Penutup

Smart Surau adalah strategi cerdas membangun akhlak bangsa dari akar spiritual masyarakat.

Kita berhutang budi pada para ulama, guru, dan pemimpin daerah yang telah menjadikan masjid pusat solusi sosial.

Dan karena itu — sebagaimana kalimat Buya Masoed Abidin — kita pun sepakat mengucapkan: “Terima kasih Pak Walikota. Smart Surau bukan hanya program, tapi gerakan kebangkitan moral generasi kita.”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.