Type Here to Get Search Results !

Manifesto Pena di Tengah Ledakan Algoritma: Jaga jiwa dan nilai kemanusiaan

 


Oleh: Akaha Taufan Aminudin

🧠 *Resensi Buku: Peran Penulis di Era AI*

---

📖 Paragraf Pembuka

Ketika algoritma mulai menulis puisi dan menggubah novel, banyak orang khawatir bahwa kecerdasan buatan (AI) akan mengambil alih peran manusia. Namun buku Peran Penulis di Era AI justru menghadirkan optimisme baru. Dihimpun oleh Forum KEAI dan disunting Satrio Arismunandar, buku ini berisi 78 esai dari penulis Indonesia dengan pengantar reflektif Denny JA berjudul “Artificial Intelligence Tak Membunuh Penulis, tapi Mengubahnya.”

---

✍️ Isi Resensi

Buku ini bukan sekadar antologi, tetapi peta pemikiran kolektif penulis Indonesia di era kecerdasan buatan. Para penulis datang dari latar beragam — sastrawan, akademisi, jurnalis, dan aktivis literasi — namun disatukan oleh satu pertanyaan besar: masih adakah ruang bagi manusia ketika mesin bisa menulis lebih cepat dan lebih pintar?

Denny JA dalam pengantarnya menegaskan bahwa AI tidak membunuh kreativitas, tetapi mengubah cara kita mencipta. Ia mengajak penulis untuk tidak takut beradaptasi, karena sejarah sastra selalu ditandai oleh perubahan alat dan medium — dari pena, mesin tik, komputer, hingga AI. Yang perlu dijaga adalah jiwa dan nilai kemanusiaan di balik tulisan.

Esai-esai di dalam buku ini menampilkan pandangan yang beragam. Ada yang menyambut AI sebagai rekan kreatif baru, seperti dalam tulisan “AI Teman Cerdas Manusia untuk Lebih Sukses”, namun ada pula yang menyoroti bahaya hilangnya keaslian, seperti “Takkala Mesin Menulis, Manusia Diam.”

Sebagian lagi melihat AI sebagai cermin peradaban baru, tempat manusia diuji: apakah kita mampu tetap bermakna dalam dunia yang serba otomatis?

---

💬 Kutipan Tengah

> “Mesin bisa meniru gaya, tapi tidak bisa meniru jiwa.”

— Salah satu pesan yang bergaung dari keseluruhan antologi ini.

---

Di antara 78 penulis itu, saya menulis esai berjudul “Transformasi Jiwa Berkobar: Artificial Intelligence Mengubah Peran Penulis di Era Modern.” Dalam tulisan tersebut, saya menegaskan bahwa AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang spiritualitas dan kesadaran manusia. Bahwa pena tidak pernah mati — ia hanya berganti tangan, dari masa ke masa.

---

🌍 Makna dan Kontribusi Buku Ini

Buku Peran Penulis di Era AI dapat disebut sebagai manifesto literasi Indonesia di abad ke-21. Ia menandai kebangkitan kesadaran baru bahwa menulis bukan sekadar pekerjaan intelektual, tetapi juga tindakan eksistensial: menegaskan kemanusiaan di tengah revolusi digital.

Dengan menggabungkan pemikiran 78 penulis, buku ini menjadi arsip zaman — dokumentasi bagaimana bangsa Indonesia menafsirkan AI bukan sebagai ancaman, melainkan mitra refleksi dan inovasi.

Bagi para pembaca, buku ini memberikan peta arah menuju masa depan literasi yang etis, kreatif, dan manusiawi.

---

🔖 Kesimpulan

Peran Penulis di Era AI bukan hanya kumpulan tulisan, tetapi juga dialog antara manusia dan mesin, antara etika dan efisiensi, antara jiwa dan algoritma.

Dari setiap halaman, kita diajak menyadari bahwa AI mungkin bisa menulis teks, tetapi manusia-lah yang memberi makna.

---

🏷️ Tagar Rekomendasi

#AI #LiterasiDigital #ForumKEAI #DennyJA #SatrioArismunandar #PenulisIndonesia #EsaiNasional #Kompasiana #KecerdasanBuatan #Buku #ResensiBuku #MenulisDiEraAI #AkahaTaufanAminudin

---

Sabtu Kliwon 25 Oktober 2025

Drs. Akaha Taufan Aminudin 

KETUA SATUPENA JAWA TIMUR 

KREATOR ERA AI (KEAI) JAWA TIMUR 

Buku Cetak Hubungi 08123366563

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.