Type Here to Get Search Results !

Tawajuh: Pondasi Karakter Bangsa

Oleh: Duski Samad

Makna dan Esensi Tawajuh

Secara bahasa, tawajuh berarti menghadap, memusatkan perhatian, atau berorientasi. Dalam tasawuf dan tarekat, ia adalah sikap hati yang sepenuhnya mengarahkan niat, kesadaran, dan perhatian hanya kepada Allah. Tawajuh menjadi inti dzikir dan ikhtiar spiritual, di mana seorang murid menyingkirkan penghalang duniawi, memusatkan hati pada Allah, dan menjaga keterhubungan ruhani dengan mursyid.

Hakikatnya, tawajuh mengantarkan seorang salik pada maqam fana (melebur dalam Allah) dan baqa (hidup dalam ridha Allah), membersihkan jiwa dari ego dan nafsu, serta menumbuhkan kesabaran, keikhlasan, dan empati sosial.

Ihsan sebagai Inti Tasawuf

Tasawuf adalah dimensi batin Islam yang berakar pada ajaran ihsan—menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya. Ihsan melahirkan akhlak mulia, integritas, dan kesadaran ruhani. Al-Qur’an menegaskan pentingnya ihsan (QS. An-Nahl: 90, QS. Al-Baqarah: 195, QS. Al-Qashash: 77), sementara Hadis Jibril memposisikannya sebagai puncak agama.

Para sufi seperti Imam Al-Ghazali, Ibn ‘Ajibah, dan Syekh Abdul Qadir al-Jilani memandang ihsan sebagai buah dari mujahadah dan muraqabah—kesungguhan ibadah yang disertai kesadaran akan pengawasan Allah. Dari sini lahirlah pemimpin amanah, pelajar jujur, dan masyarakat beradab.

Tarekat sebagai Sistem Pembinaan

Tarekat adalah metode kolektif dalam pembinaan ruhani, berlandaskan mujahadah, dzikir, dan bimbingan mursyid. Landasannya tercermin dalam QS. Al-Ankabut: 69, QS. Al-Fatihah: 6–7, dan QS. Al-Jumu’ah: 2.

Di Nusantara, tarekat seperti Syattariyah, Naqsyabandiyah, dan Sammaniyah telah membentuk pribadi-pribadi yang santun, tahan uji, dan berjiwa sosial tinggi. Mereka tidak hanya ahli ibadah, tetapi juga pejuang kemerdekaan, pendidik, dan penggerak perubahan sosial.

Tawajuh dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis

Dalil-dalil Al-Qur’an menegaskan kedekatan Allah (QS. Al-Baqarah: 186), pentingnya dzikir khafi (QS. Al-A’raf: 205), dan kekhusyukan hati (QS. Al-Hadid: 16). Hadis Qudsi menyatakan: “Aku bersama hamba-Ku apabila ia mengingat-Ku.”

Imam Al-Ghazali menyebut tawajuh sebagai kehendak hati yang sepenuhnya tertuju kepada Allah, sementara Ibn ‘Ajibah menyebutnya permulaan fana—lenyapnya perhatian pada selain Allah.

Relevansi Tasawuf, Tarekat, dan Tawajuh untuk Karakter Bangsa

Krisis moral, korupsi struktural, dan disorientasi nilai yang melanda Indonesia membutuhkan pondasi spiritual yang kokoh. Tasawuf, tarekat, dan tawajuh bukan pelarian eskapis, tetapi energi transformatif yang membentuk emotional intelligence dan spiritual leadership.

Pendidikan karakter yang kini digaungkan pemerintah sejatinya sudah dijalankan dunia tasawuf berabad-abad lalu: menanamkan kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, cinta tanah air, dan moderasi. Pesantren tarekat, majelis zikir, dan halaqah tasawuf telah menjadi pusat pembinaan insan beriman, berilmu, dan berakhlak.

Penguatan Strategis

Integrasi dalam Kebijakan Pendidikan – Tasawuf perlu diberi ruang dalam kurikulum pendidikan formal, bukan sekadar sebagai kajian sejarah, tetapi sebagai praktik pembinaan karakter.

Revitalisasi Lembaga Ruhani – Pesantren tarekat dan majelis zikir harus diperkuat sebagai pusat kaderisasi moral dan kepemimpinan bangsa.

Sinergi Ulama dan Negara – Pemerintah, ormas Islam, dan ulama tarekat bekerja sama membangun budaya spiritual yang berkelanjutan.

Adaptasi Digital – Menghadirkan tawajuh dan dzikir dalam format digital untuk menjangkau generasi muda di era global.

Kesimpulan

Bangsa yang besar bukan hanya yang menguasai teknologi, tetapi yang berjiwa luhur dan berakhlak mulia. Tasawuf, tarekat, dan tawajuh telah membuktikan diri sebagai pilar spiritual yang membentuk karakter bangsa sejak masa lalu.

Membangun insan kamil—manusia yang mengenal Tuhannya, mencintai sesamanya, dan membangun peradaban dengan akhlak—adalah misi tasawuf yang tetap relevan. Inilah fondasi kokoh bagi Indonesia yang beradab, inklusif, dan bermartabat di tengah tantangan zaman. DS. 10082025.

*Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Imam Bonjol Padang

Disampaikan pada Tawajuh Akbar Tarekat Naqsyabandiyah Sumbar, Riau, dan Jambi di Kumpulan, 11 Agustus 2025

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.