![]() |
MEDAN, -- Majlis Sholawat Ahlul Kirom bersama Forum Kyai Tahlil melakukan Refleksi Damai Muharrom, melalui menunjukkan pendekatan humanis dalam program Jaga Kondusifitas Sumatera Utara Bersama.
Kali ini, mereka menyelenggarakan kegiatan berskala lokal dan berimpact nasional, bertema "Refleksi Muharrom Damai Sumatera, Damai Indonesiaku".
Kegiatan digelar di Markaz Sholawat Ahlul Kirom pada Ahad (06/7/2025).
Peserta inti dalam kegiatan ini adalah jamaah Majlis Sholawat Ahlul Kirom dan Forum Kyai Tahlil dari berbagai daerah di seluruh Sumatera Utara.
Kehadiran mereka sebagai bagian dari upaya preventif dan penguatan komitmen kebangsaan.
Suasana kegiatan menjadi hidup ketika Kyai Akhmad Khambali, Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom dan juga sebagai Ketua Forum Kyai Tahlil, tampil menyampaikan pidato penuh semangat dan inspirasi. Ia mengawali sambutannya dengan yel-yel lantang yang menggema di seluruh ruangan:
“Indonesia Jaya! NKRI harga mati! Pancasila dasar Negara!”
Yel-yel itu pun disambut antusias, membakar semangat kebangsaan para hadirin.
Dalam pidatonya, Kyai Khambali mengingatkan pentingnya menjaga toleransi dalam bingkai keberagaman Sumatera Utara. Mengutip QS Al-Hujurat ayat 13, ia menegaskan bahwa perbedaan adalah bagian dari sunnatullah yang harus dijaga agar tidak menjadi sumber perpecahan.
“Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal,” ujar Kyai Khambali.
Ia menekankan bahwa perbedaan adalah keniscayaan, tetapi intoleransi merupakan awal dari perpecahan.
“Bila tidak diputus sejak dini, ia bisa berkembang menjadi radikalisme, bahkan terorisme,” tegas Kyai Khambali yang juga Pengurus Badan Penanggulangan Ekstrimisme Terorisme (BPET) MUI Pusat di hadapan para jamaah dan pengurus FKT.
Kyai Khambali yang juga dikenal aktif sebagai narasumber di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), turut menyelipkan pantun yang membuat suasana forum menjadi cair dan akrab :
Burung merpati terbang di awan,
Melambai indah tanda harapan.
Intoleransi kita lawan,
Radikalisme tak diberi ruang kehidupan.
Kehadiran para Pengurus dalam forum ini juga memperkuat pesan moral dalam upaya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan.
Kyai Khambali menegaskan bahwa menjaga toleransi adalah fondasi utama kehidupan berbangsa.
“Sumatera Utara adalah miniatur bangsa Indonesia yang dibangun di atas pondasi keberagaman. Tanpa toleransi, Sumatera Utara ini akan mudah goyah,” tutur Kyai Khambali.
Acara ini menjadi salah satu momentum penting dalam membangun sinergitas antara kalangan ustadz-ustadz kampung dengan aparat penegak hukum, khususnya Kepolisian Republik Indonesia.
"Kita dukung secara moralitas Kepolisian Sumatera Utara, khususnya Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, Kapoldasu dan jajarannya yang telah menjaga keberagaman dan kesejukan serta keharmonisan lintas agama. Apalagi ujung tombak Kota Medan, juga ada Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setiawan dan jajaran yang tiada jenuh dan selalu terdepan dalam menjaga dan mengayomi keberagaman yang ada di wilayah hukum Polrestabes Medan".
"Kita doakan, agar Kapoldasu dan Kapolrestabes Medan selalu diberikan kesehatan lahir batin dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa," tutup Kyai Khambali. (***)