Type Here to Get Search Results !

Bangun Santri Tani Milenial: HMTN Merah Putih Berkolaborasi dengan Gema Santri Nusa

KH Akhmad Khambali 

MEDAN, Generasi Muda biasa sekarang diidentikkan dengan generasi milenial sebagai harapan dan tulang punggung dalam menunjang pembangunan di Indonesia, khususnya pertanian. Potensi untuk regenerasi petani dari Pondok Pesantren sangat dimungkinkan, terlebih saat ini banyak orang tua mempercayakan pendidikan di Pondok Pesantren Modern atau Boarding School.

Terkait peluang di era ekonomi digital saat ini, Himpunan Masyarakat Tani Nusantara Merah Putih (HMTN MP) dan Gema Santri Nusa melihat adanya potensi besar yang bisa dikembangkan di lingkungan pondok pesantren. 

"Seluruh sumber daya termasuk para santri ini harus dilatih semaksimal mungkin, agar sasaran-sasaran tersebut bisa tercapai," ujar Kyai Khambali selaku Ketua Dewan Pembina dan Penasehat DPP HMTN Merah Putih sekaligus Ketua Umum Gerakan Mitra Santri Nusantara (Gema Santri Nusa).

Katanya, pesantren menjadi potensi untuk menciptakan regenerasi petani, melalui program santri tani milenial. "Kita dorong generasi santri untuk terjun ke pertanian. Sekarang pertanian sudah canggih, alat-alat pertanian sudah banyak tersebar seperti alat mengolah, menanam dan panen," ungkap Kyai Khambali selaku Ketua Dewan Pembina DPP HMTN MP di sela sela selesai gelar deklarasi dan pelantikan DPW dan DPD 33 kabupaten/kota se Sumatera Utara, Kamis (31/7).

Kyai Khambali menyampaikan, selain mendapat pendidikan utama di pesantren, santri-santri ini bakal mendapat pembekalan ilmu dan pendampingan yang komprehensif. Termasuk kegiatan budidaya, teknologi pertanian, pascapanen dan pemasaran. HMTN Merah Putih akan dorong mereka bertani dengan teknologi digital. Sebab, era milenial dikenal sebagai era yang serba digital, serba cepat, dan mudah diakses.

HMTN MP sudah berjalan dari awal tahun 2023 dengan 45 program andalannya. "Maka, kita akan luncurkan program tani santri milenial, dengan program awal lomba Santri tani milenial, dengan judul: Pangan Lokal Adalah Basis Ketahanan Pangan Nasional," katanya.

"Para santri ini nantinya setelah keluar dari pondok memiliki life skill, dan syukur-syukur bisa menjadi job seeker dan job creator hingga jadi eksportir milenial," tutur Kyai Khambali yang juga Pengurus MUI Pusat.

Kyai Khambali meyakini, eksportir milenial bisa saja munculnya dari jebolan pondok pesantren. 

Hal ini dikarenakan penanaman kepribadian, agama, dan kemandirian dibina sejak dini sehingga akan mengantarkan jiwa siap untuk mengembangkan potensi. 

Lingkungan dan ekosistem di pesantren pun dianggap sangat mendukung. Di beberapa pondok yang memiliki lahan yang luas, sudah banyak santrinya dibekali untuk berternak, sehingga lebih mudah untuk membimbing dan membinanya.

"Nanti santri-santri itu akan kita kelompokkan, kemudian kita arahkan minatnya. Apa ke ternak, budidaya tanaman, pengolahan hasil atau pemasaran produk pertanian. Kita memiliki Balai-balai pelatihan dan pakar-pakar pertanian pun kita cukup lengkap ditambah teknologi yang siap diterapkan dimasyarakat. Kita akan dampingi para santri tersebut melalui kelompok, kita arahkan ke beberapa komoditas semisal berternak ayam, domba atau kambing dan berkebun," tutur Kyai Khambali.

Program santri tani milenial ini, kita perlu berkolaborasi dengan semua multi stackholder, khususnya institusi Kepolisian yang sangat concern dan terdepan dengan program ketahanan pangan, sesuai komitmennya menjadi garda terdepan untuk mewujudkan program Asta Cita Presiden Prabowo, apalagi ketahanan pangan yang di inisiasi Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto selaku Kapolda Sumatera Utara dengan penanaman jagungnya yang sangat luar biasa, dan di apresiasi langsung oleh Kapolri belum lama ini. "Maka HMTN Merah Putih dan Gema Santri Nusa siap berkolaborasi demi mewujudkan santri mandiri dan berkemajuan," tutup Kyai Khambali yang juga Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom.

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.