![]() |
Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman suku, budaya, agama, dan bahasa merupakan sebuah kekayaan sekaligus tantangan tersendiri dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman tersebut menuntut adanya nilai-nilai bersama yang menjadi dasar dan pegangan hidup seluruh rakyat Indonesia agar tetap bersatu dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi landasan utama untuk menjaga harmoni dan kebersamaan dalam keberagaman. Data Setara Institut yang menunjukkan bahwa intoleransi masih tantangan Pancasila yang menisbikan harmoni.
Namun, di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat, tantangan terhadap persatuan bangsa semakin kompleks. Arus informasi yang cepat dan massif di media sosial membawa dampak positif sekaligus negatif, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan intoleransi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Di sinilah perlunya dialog kebangsaan sebagai ruang untuk memperkuat komunikasi, saling memahami, dan mencari solusi bersama atas berbagai permasalahan sosial, politik, dan budaya yang muncul.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa “humanity is only one.” Maka dari itu, pendidikan harus menjadi alat untuk memperkuat kemanusiaan dan harmoni, bukan justru menambah sekat-sekat sosial. Dalam konteks inilah, KBC menjadi sangat relevan. Kementerian Agama sedang mempromosikan Kurikulum Berbasis Cinta Kurikulum yang bertujuan membentuk karakter peserta didik yang mampu: Menghargai keberagaman, Menjalin hubungan sosial yang sehat, Menjaga lingkungan, Menunjukkan rasa cinta kepada sesama, diri sendiri, Tuhan, dan bangsa.
Semua tujuan ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi emas yang mampu menghadapi tantangan global secara inklusif dan berintegritas. Prinsip Dasar dan Nilai KBC Panduan KBC dibangun di atas sembilan prinsip utama yang disebut “9K”, yaitu: Keberagaman – Menghargai perbedaan budaya dan keyakinan. Kebersamaan – Menumbuhkan semangat gotong royong. Kekeluargaan – Membangun suasana nyaman dan penuh kasih. Kemandirian – Mendorong inisiatif peserta didik. Kesetaraan – Memberi kesempatan belajar yang setara. Kebermanfaatan – Pendidikan harus berdampak positif. Kejujuran – Mengutamakan nilai-nilai kejujuran dan transparansi. Keikhlasan – Pendidikan dengan hati yang tulus. Kesinambungan – Kegiatan yang berkelanjutan dan terarah. Nilai-nilai seperti empati, kasih sayang, toleransi, keadilan, tanggung jawab, hingga cinta tanah air dijadikan indikator utama keberhasilan kurikulum ini.
DIALOG KEBANGSAAN DI ERA DIGITAL
Dialog kebangsaan menjadi sarana strategis untuk menumbuhkan kembali semangat kebersamaan, menguatkan nilai-nilai Pancasila, dan membangun sikap toleransi serta saling menghormati antarwarga negara. Dengan dialog yang terbuka dan konstruktif, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami perbedaan, mengelola konflik secara damai, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, penguatan Pancasila dan pelaksanaan dialog kebangsaan menjadi sangat penting agar Indonesia tetap kokoh sebagai negara yang berdaulat, adil, dan makmur, sekaligus menjawab tantangan zaman tanpa menghilangkan identitas dan nilai-nilai luhur bangsa.
Esensi Hari Lahir Pancasila bagi Generasi Milenial:
Esensi dan spirit hari lahir Pancasila bagi generasi milenial itu sebenarnya sangat penting banget. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia bukan cuma warisan sejarah, tapi juga panduan hidup yang harus terus dijaga dan dihidupkan, terutama oleh kita generasi milenial yang jadi penerus bangsa, ada beberapa pesan pentingnya. Penguatan Identitas Bangsa. Pancasila mengingatkan kita akan nilai-nilai dasar bangsa: Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Buat milenial, ini kayak “root” kita biar gak gampang hilang arah dalam arus globalisasi dan perubahan zaman.
Penjaga Persatuan dan Toleransi. Di era serba digital, banyak tantangan seperti hoaks, perpecahan, dan polarisasi. Spirit Pancasila mengajarkan kita pentingnya menjaga persatuan dan menghormati perbedaan, supaya tetap solid sebagai bangsa. Landasan Moral dan Etika. Pancasila adalah pedoman hidup agar kita bertindak adil, bertanggung jawab, dan menjunjung nilai kemanusiaan dalam bermasyarakat, apalagi dengan kebebasan digital yang bisa membawa dampak positif maupun negatif.
Motivasi untuk Berkontribusi Positif. Hari lahir Pancasila jadi pengingat bahwa generasi milenial harus aktif berperan dalam membangun bangsa: berinovasi, berwirausaha, berkarya di bidang teknologi, sosial, pendidikan, dan lainnya dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Spirit untuk Generasi Milenial. Bagi generasi milenial, Pancasila bukan hanya sejarah, tapi spirit untuk terus menguatkan jati diri sebagai bangsa yang satu, bersatu dalam keberagaman. Di tengah derasnya arus informasi dan perubahan zaman, mari kita jaga persatuan, hormati perbedaan, dan berkontribusi nyata untuk kemajuan Indonesia.
Sebagai milenial, kita punya peran besar untuk membawa perubahan positif dengan kreativitas, inovasi, dan semangat gotong royong yang menjadi jiwa Pancasila. Mari jadikan Pancasila sebagai panduan hidup kita, supaya Indonesia semakin maju dan bermartabat, dengan generasi muda yang penuh integritas dan cinta tanah air.
Pesan penting dari dialog kebangsaan di era digital ini sangat krusial, terutama karena perkembangan teknologi dan media sosial telah membawa dampak besar bagi cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan memandang identitas kebangsaan. Berikut poin-poin utama pesannya:
Menjaga Persatuan di Tengah Keberagaman dan Arus Informasi Cepat. Di era digital, informasi bisa tersebar sangat cepat, termasuk hoaks dan ujaran kebencian yang bisa memecah belah bangsa. Dialog kebangsaan menekankan pentingnya menjaga persatuan dan memperkuat rasa kebangsaan agar tidak terpecah oleh perbedaan dan berita palsu.
Menguatkan Identitas Nasional dengan Nilai Pancasila
Era digital bukan alasan untuk melupakan nilai-nilai dasar bangsa. Dialog kebangsaan mengajak generasi muda untuk tetap menginternalisasi Pancasila sebagai fondasi dalam berinteraksi secara digital dan sosial.
Mendorong Literasi Digital dan Kritisisme
Pesan pentingnya adalah agar masyarakat mampu memilah dan memilih informasi secara kritis, tidak mudah terprovokasi, dan mampu berdialog secara sehat dan produktif dalam ruang digital.
Memperkuat Rasa Toleransi dan Saling Menghormati
Dalam dunia digital yang sangat terbuka, dialog kebangsaan mengingatkan agar kita selalu menjaga sikap toleran, menghargai perbedaan budaya, agama, dan suku, sehingga tercipta harmoni sosial.
Partisipasi Aktif untuk Membangun Bangsa
Era digital memberi peluang besar bagi semua warga negara untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa lewat berbagai platform. Dialog kebangsaan mengajak kita untuk menggunakan teknologi sebagai alat untuk kebaikan dan kemajuan bersama.
Singkatnya, pesan penting dialog kebangsaan di era digital ini adalah:
“Kita harus menjaga persatuan dan nilai-nilai bangsa di tengah arus informasi digital, sambil meningkatkan literasi dan sikap kritis, agar Indonesia tetap kokoh dan harmonis.”
Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman suku, budaya, agama, dan bahasa, membutuhkan nilai-nilai bersama yang kuat sebagai perekat bangsa. Pancasila hadir sebagai dasar negara dan falsafah hidup yang mengandung nilai-nilai universal seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial, yang menjadi landasan utama dalam menjaga harmoni dan kebersamaan dalam keberagaman tersebut.
Di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat, khususnya di era digital, penyebaran informasi yang cepat, termasuk hoaks dan ujaran kebencian, dapat mengancam persatuan bangsa. Oleh karena itu, dialog kebangsaan menjadi sangat penting sebagai ruang komunikasi dan pemahaman bersama untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila, menumbuhkan toleransi, dan mencari solusi atas berbagai persoalan sosial, politik, dan budaya.
Bagi generasi milenial, hari lahir Pancasila bukan sekadar peringatan historis, melainkan spirit dan panduan hidup yang harus dijaga dan dihidupkan. Pancasila menjadi akar identitas bangsa, penjaga persatuan, landasan moral dan etika, serta motivasi untuk berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa melalui kreativitas, inovasi, dan gotong royong.
Dialog kebangsaan di era digital mengajak kita untuk menjaga persatuan di tengah arus informasi yang sangat cepat, menguatkan identitas nasional, meningkatkan literasi digital dan sikap kritis, serta memperkuat rasa toleransi dan saling menghormati. Partisipasi aktif generasi muda dalam menggunakan teknologi sebagai alat untuk kebaikan dan kemajuan bersama juga menjadi kunci agar Indonesia tetap kokoh, adil, dan makmur.
Singkatnya, spirit lahirnya Pancasila dan dialog kebangsaan di era digital mengingatkan kita bahwa menjaga persatuan, memperkuat nilai-nilai luhur bangsa, dan membangun budaya dialog yang konstruktif adalah fondasi utama untuk menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. DS. 29052025. ISNU Padang Pariaman, Ahad, 01062025 di Lubuk Alung.
*Pengiat Keumatan dan Kebangsaan