![]() |
LANGIT di Ngrambe, mendung meski tak hujan. Padahal hawa panas menyengat seharian. "Biasanya kalau ada pasar malam, hujan dialihkan sama pawang," begitu kata orang-orang.
Beberapa hari ini sedianya saya memang harus pulang lebih awal, tapi kaki ini terasa berat untuk diangkat.
Jum'at ini pun mestinya pulang, untuk pamitan ibu, dan menyiapkan ubo rampe pameran seni di Jakarta. Sebab mulai tanggal 11 Juni harus sudah memasang foto-foto makro jepretan mas Rifai dan Malika Dwi Ana di Gallery.
Menjelang senja, baru sebentar belok kanan keluar dari Malawu Omah Kopi, sepertinya minyak motor habis, dan harus didorong. Lumayan jauh. Keringat pun membasahi kaos hitam, #MenjadiBermakna.
Belakangan Jacob Ereste, budayawan asal Yogya, selalu menulis tentang spiritualitas, aku masih getas. Memang untuk hidup bermakna, tak cukup dengan kata-kata. Apalagi hanya berkata-kata pada semesta. Tak sehati dengan budi jati.
Aku masih belajar tentang kopi dan ngopi, gelas-cangkir, pait-legi, dan teguk-seruput.
Ngawi, 30 Mei 2025