![]() |
PADANG PARIAMAN - Sigi24.com: Dewan Pimpinan Pusat (DPP) BAKTI Taskin (BATAS) menunjukkan keseriusan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui rapat koordinasi virtual yang mempertemukan perwakilan dari Sabang hingga Merauke. Dipandu oleh Ketua Deputi I Esti Herawati dan Alan Keba, pertemuan ini menjadi wadah sinergi untuk menggali potensi, mengidentifikasi tantangan, dan merancang solusi strategis di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di seluruh Indonesia.
Diskusi hangat yang terjalin membuka cakrawala potensi bisnis kuliner unik yang tersebar di berbagai pelosok negeri. BATAS menyadari betul kekayaan kuliner Indonesia bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikembangkan dengan tepat. Selain itu, suara riil dari lapangan, seperti tantangan yang dihadapi peternak sapi di Bali, menjadi perhatian utama untuk dicarikan solusi yang berkelanjutan.
Lebih dari sekadar identifikasi masalah, rapat koordinasi ini menghasilkan rancangan program pemberdayaan yang komprehensif bagi petani, peternak dan nelayan. BATAS berupaya untuk hadir sebagai fasilitator yang mempermudah akses permodalan, memperkuat mata rantai produksi dan distribusi pangan yang adil dan merata, serta memastikan adanya sinergi yang solid antar wilayah dan Deputi I.
Strategi cerdas untuk membangun ekonomi daerah yang adaptif menjadi salah satu fokus utama. BATAS menekankan pentingnya merumuskan pendekatan yang holistik, mengintegrasikan seluruh rantai pasok pangan dari hulu hingga hilir. Dengan memahami karakteristik unik setiap daerah, diharapkan pembangunan ekonomi dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Sebagai langkah konkret, seluruh perwakilan wilayah diinstruksikan untuk segera menyampaikan informasi detail mengenai potensi dan kendala spesifik di daerah masing-masing kepada Deputi I. Proses pengumpulan data ini akan difasilitasi dengan format terstruktur yang disiapkan oleh Deputi I, memastikan informasi yang diterima komprehensif dan mudah diolah sebelum diteruskan kepada Sekretaris Jenderal.
Inovasi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya BATAS. Deputi III tengah mengembangkan sebuah aplikasi yang diharapkan dapat menjadi jembatan langsung antara produsen dan konsumen. Langkah ini diyakini akan memangkas rantai pasok yang panjang dan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para produsen sekaligus memudahkan konsumen mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif.
Semangat kolaborasi juga tercermin dari inisiatif Koordinator Wilayah Bali Bima yang menjajaki peluang kerjasama strategis dengan manajemen Masjid Istiqlal untuk mendistribusikan rendang daging sapi berkualitas. Sementara itu, Lisda Dwi dari DPP BATAS siap memaparkan enam model pembiayaan yang dapat diimplementasikan untuk mendukung berbagai program BATAS di lapangan.
Komitmen untuk bergerak bersama demi mewujudkan ketahanan pangan yang kuat semakin ditegaskan melalui agenda pertemuan rutin yang akan dijadwalkan oleh masing-masing koordinator wilayah. Deputi I akan menyusun peta produksi dan distribusi pangan nasional yang detail berdasarkan data yang terkumpul. Seluruh anggota BATAS pun didorong untuk aktif mencari cara memangkas rantai pasok dan mengembangkan industri pengolahan makanan berbasis potensi lokal, menunjukkan langkah nyata BATAS dalam memberdayakan sektor pangan Indonesia.
Dibuat oleh: Ali Akbar