Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Dengungan Alquran Itu Membahana di PWI Pariaman

Kegiatan tadarusan di PWI Pariaman usai Tarawih, Jumat malam kemarin. (ad)

Pariaman, Sigi24.com--Dengungan ayat Alquran itu seolah menghilangkan suara lain. Begitu semangat kawan wartawan ini mengaji secara tadarusan, Jumat 29 Maret 2024 malam di kantor PWI, Pariaman.

Irama dan bacaan bebas, sesuai kebiasaan masing-masing dalam membaca kitab suci umat Islam itu.

Yang cepat membaca, terdengar cigin iramanya, dan lekas pula dia menuntaskan sejuz Al-Quran. 

Seperti Bustanul Arifin. Cekatan mantan Caleg DPRD Padang Pariaman dari PKB ini mengaji. Dia pertama selesai rupanya. Namun, lebih kencang lagi H Suardi Aminsyah Koto.

Di tengah kawan selesai satu juz, Saco, begitu wartawan pensiunan Kemenag ini akrab disapa sudah selesai dua juz.

Yang penting, atas dasar kesepakatan bersama di organisasi PWI, Ramadan tahun ini dibuat juga agak sekali tadarus Alquran sampai khatam.

Yang sekali itu, jatuh pada Jumat. Acara diawali dengan buka puasa bersama. Mengaji dilangsungkan setelah Tarawih.

Sajian buka puasa tak begitu mewah, tapi berkesan. Sebungkus nasi yang diselingi sop buah dan sala lauak, sepertinya ikut memberi semangat untuk menuntaskan bacaan Quran, yang masing-masing peserta dikenakan dua juz seorang.

Ketua PWI Pariaman Ikhlas Bakri dan Sekretaris Idham Fadhil memang luar biasa melahirkan ide kreatif untuk pengisi jiwa dan nurani kawan wartawan ini.

Sehingga, malam yang semalam, waktu yang sebentar itu, kawan wartawan yang sudah menyatakan dirinya ikut tadarus, sejenak melupakan kesibukan dalam urusan warta berita atau ikut kegiatan serimonial lainnya.

Fokus untuk menuntaskan bacaan Quran. Tujuan tadarus bersama ini, adalah untuk menambah ibadah Ramadan.

Apalagi Alquran adalah kitab suci yang diturunkan pada bulan puasa. Di tambah, ayat pertama turun itu, erat sekali hubungan dengan dunia wartawan.

Ya, dunia tulis dan baca. Itu kesimpulan ayat pertama turun. Paling tidak, dengan tadarus ini, PWI ingin para wartawan kembali bergairah untuk mengutamakan bacaan kitab yang jadi pedoman hidup itu.

Nabi Muhammad Saw pun menganjurkan umatnya untuk menyinari tempat kediaman, tempat nongkrong dan tempat lainnya, dengan banyak shalat dan membaca Alquran.

Bahkan, siapa yang sering mengkhatam Al-Quran, ada jaminan baginya untuk tidak pikun dalam hidup ini.

Hari ini, kita sinari PWI dengan cahaya Alquran. Dari hikmah bacaan Quran ini, kita tebar narasi kebaikan, narasi yang berpihak pada masyarakat, narasi yang bisa dipedomani oleh pemimpin dan orang yang dipimpinnya.

Tentu kegiatan semacam ini jadi perdana dilakukan wartawan lewat kesatuan PWI di Pariaman. Soal buka puasa bersama, itu kegiatan yang acap dan hampir tiap bulan puasa dilakukan PWI.

Tapi, soal tadarus, mendengungkan Alquran secara bersama, mungkin pertama dan tentu untuk dijadikan sebagai kalender tetap PWI, setidaknya dalam momen Ramadan.

Masing-masing wartawan sengaja bawa Alquran dari rumahnya. Sudah pasti. PWI bukan masjid dan surau yang selalu tersedia Alquran. Tapi, PWI sebuah kantor tempat ngumpul, tempat diskusi, dan sekali ini tempat tadarus, yang Alqurannya dibawa dari rumah.

Tapi banyak juga kawan yang memakai Alquran di handphone. Yang paling istimewa tentu Bustanul Arifin Khatib Bandaro.

Dua buah Alquran dibawanya. Hebatnya, kata dia, Quran itu langsung dari Mekkah dibawanya. Wartawan yang mencaleg itu memang sering ke Tanah Suci. Dia penggiat umrah.

Alqurannya bagus. Tulisan rancak, kualitas kertas cetaknya pun membuat semakin bagus untuk dibaca, menyenangkan sekali kalau membaca Alquran yang bersumber dari tempat turunnya itu.

Bagi Bustanul Arifin, Quran itu sekalian diberikan kepada dua peserta sesuai persediannya. Terima kasih Bustanul Arifin, semoga ke Mekkah besok ini kembali membawa Alquran untuk kami wartawan.

Ikhlas Bakri memang sangat terinspirasi sekali untuk mengangkat acara ini. Sepertinya, Pemimpin Umum Minangkabaunews.com ini banyak membaca dan mengetahui tentang keistimewaan membaca Alquran di bulan puasa.

Apalagi bagi yang sempat jadi hafidz Quran. Ini akan jadi manfaat yang luar biasa terhadap diri dan orangtuanya sekaligus di akhirat kelak.

Tak heran, pengalaman dan pengetahuan Ikhlas Bakri semacam itu, dia selalu apresiasi terhadap anak yang hafidz Quran.

Malam itu, sebelum tadarus dimulai, Ikhlas Bakri dan Fadhil memberikan reward kepada dua anak wartawan yang tergolong hafidz Quran.

Sayang, tadarusan di PWI itu belum diikuti oleh semua wartawan yang tergabung di PWI.

Tapi tak masalah. Yang penting, ajakan untuk kebaikan, seruan untuk menegakkan Ramadan lewat membaca kitab suci secara bersama, sudah disebar, dan sudah dierdarkan.

Pesan tersiratnya dari tadarusan ini, adalah bagaimana wartawan menggelorakan kegiatan tadarus. Tradisi mengaji bersama di masjid dan surau.

Dulu, tadarus di masjid dan surau itu tiap malam dilakukan. Kala itu Quran masih terbilang sedikit, penerangan listrik belum merata, tetapi di masjid dan surau tidak ada yang pengeras suara yang mengaji.

Tapi langsung orang yang mengaji. Sekarang, masjid dan surau juga ada kesibukannya untuk mengaji, tapi suara rekaman. (ad/red)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies