Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pembangunan Perumahan Graha Dirga Bakrie II Dinilai Asal Jadi, Menuai Banyak Masalah

Aliran limbah perumahan dialirkan lewat jalan dan terus ke tanah kaum Suku Tanjung. (foto Ali)

Pariaman, Sigi24.com--Masyarakat Desa Kotomarapak, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, khususnya Dusun Garinggiang resah. Pasalnya dampak limbah dari komplek perumahan Graha Dirga Bakrie II yang dibangun oleh PT. Bukit Menara Perkasa sejak tahun 2016 lalu itu makin meluap dan berbau busuk.

Pembangunan perumahan yang tidak memikirkan dampak lingkungan ini sangat merusak, memberikan dampak tidak sehat kepada masyarakat sekitarnya, termasuk kepada warga perumahan sendiri. 

Pasalnya 50 unit lebih rumah yang telah ditempati oleh pemiliknya ini, tidak memiliki drainase atau pembuangan air limbah yang jelas.

Pihak pemerintahan Desa Kotomarapak dari dahulu sudah memberi hal kepada pihak pengelola/deploper Bakri (Kadepok) yang nota bene adalah anggota DPRD Kota Pariaman, tapi tidak mengindahkannya.

Drs. Ali Nurdin dari kaum Suku Tanjung ketika ditemui mengatakan, pihaknya sudah mulai habis kesabaran melihat situasi ini.  

"Persoalannya semua air limbah dari perumahan ini di alirkan ke tanah kaum kami, aliran dari limbah ini telah mengakibatkan / mencemarkan 6 buah sumur air bersih/minum yang ada di sepanjang aliran limbah perumahan ini," kata dia.

Menurutnya, 3 buah sumur air bersih ini diantaranya tidak bisa dimanfaatkan lagi, karena sudah mengeluarkan bau busuk. 

Aliran limbah perumahan dialirkan lewat jalan dan terus ke tanah kaum Suku Tanjung. (foto Ali)

Sementara, kata Yani, warga setempat dan akibatnya terpaksa pakai air dari Pansimas yaitu sumur rumah haji Banun, Fit dan Surau Sakinah, ambo yo ndak mangarati pulo doh bantuak lanteh angan bana anggota dewan ko nampaknyo, keluh Yani.

Ketua komplek perumahan Yusri ketika ditemui juga merasa sangat resah dengan kondisi seperti ini. 

Dia berjanji akan menyurati pengembang dan BTN untuk mengatasi persoalan ini. "Andaikan kami tinggal di blok A itu, kami mungkin tidak sanggup karena di sana tumpuan tergenangnya air limbah ini dan kemudian mengalir ke lurah yang ada 6 buah sumur air bersih tersebut," ujarnya.

Tomi, Kepala Dusun Garinggiang merasa panik melihat kondisi itu. "Saya beberapa kali ajukan ke kantor Desa dan Kantor Desa pun sudah ke Dinas Lingkungan Hidup dan juga sudah datang melihat kondisi ini, dan menyarankan agar dibuatkan oval komunal, namun butuh dana besar untuk menampung debet limbah ini bisa mencapai anggaran Rp 800 juta," ungkap Tomi.

"Kami sebagai pihak pemilik tanah dari penerima aliran limbah, selama ini sudah bersabar. Rasanya sudah cukup sabar dan jika dalam waktu dekat jika hal ini tidak ada juga solusi dari semua pihak yang terkait, kami akan buat pagar beton untuk mencegah aliran air limbah ini nantinya," tegas Ali Nurdin. (nd/red)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies