Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Guru dan Pengelola Pesantren Dilatih Jurnalistik dan Kepenulisan

Kasi Pondok Pesantren dan Diniyyah Kemenag Padang Pariaman Suhendrizal diskusi soal rencana pelatihan menulis guru dan pengelola pesantren dan Diniyyah di Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan. (ist)

Padang Pariaman, Sigi24.com---Banyak ulama hebat yang lahir dari pendidikan surau sejak dulu hingga saat ini.

Namun, cerita dan kisah ulama hebat itu banyak didapatkan dari cerita mulut ke mulut. Hanya sebagian kecil dari mereka yang kisahnya ditemukan secara tertulis.

Sepertinya, generasi hari ini punya tanggungjawab moral untuk mewujudkan itu. Bagaimana kisah ulama dan pejuang keagamaan dulu itu diangkat kisahnya secara tertulis.

Begitu juga pondok pesantren, MDTA, serta lembaga pendidikan agama lainnya harus tersosialisasi dengan baik.

Kasi Pondok Pesantren dan Diniyyah Kementerian Agama Padang Pariaman H. Suhendrizal melihat, para guru dan pengelola pendidikan demikian penting dilatih untuk bisa menulis.

Dari pandai menulis itu, katanya, semuanya sudah bisa dikembangkan. "Apapun medianya, cetak, elektro, online adalah pakai tulisan," kata dia.

Begitu juga media sosial alias medsos pun butuh tulisan. Ya, tulisan yang mengedukasi, bukan tulisan yang penuh dengan propokasi.

"Kita akan menggelar pelatihan menulis ini bagi guru dan pengelola pendidikan pesantren dan Diniyyah se Padang Pariaman," katanya.

Hari ini, katanya, para guru pesantren dan Diniyyah kita latih ilmu pencak silat selama 10 hari di Ponpes Nurul Yaqin Ambung Kapur. 

"Harapan kita, para peserta itu mampu mengembangkan ilmu pencak silat di pesantrennya masing-masing," ujar Suhendrizal.

Jurnalistik dan kepenulisan pun demikian. Peserta yang berasal dari seluruh pesantren dan Diniyyah diharapkan mampu pula menuangkan ilmu menulis itu di kemudian hari.

"Sebab, kita belajar praktek dan teori. Langsung tayang pula tulisan yang dipraktekkan itu di media online," ulas dia.

Jangka panjangnya, para guru dan pengelola pendidikan agama ini bisa melahirkan website lembaganya masing-masing.

Dari website itulah pesantren dan Diniyyah berselancar, menuangkan ide dan gagasan pemikiran, lalu disebar di berbagai saluran yang ada.

"Kita ingin kaya dengan literasi ulama yang pandai menulis. Melahirkan karya tulis sesuai dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi saat ini," ungkapnya.

Kini, dunia digitalisasi telah merambah kehidupan masyarakat. Tak terkecuali dunia pesantren dan Diniyyah. 

"Momen inilah yang kita tanggap dengan baik, menyiapkan tenaga profesional dari pesantren untuk melahirkan karya yang mampu mengguncang dunia lewat kepenulisan," ulas Suhendrizal, Senin kemarin. (ad/red)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies