Heri Firmansyah Tuanku Khalifah. |
Padang Pariaman, Sigi24.com---Jumat (17/3/2023) ulama Syathariyah menggelar sidang isbat, dan menetapkan, Kamis (23/3/2023) sebagai hari untuk melihat hilal.
Sidang isbat dipimpin Ali Amran Tuanku Kadhi dan Heri Firmansyah Tuanku Khalifah. Dan dihadiri oleh mayoritas ulama dan tokoh agama se Nagari Ulakan.
"Ya, sidang isbat kita gelar di Masjid Raya Syekh Burhanuddin Kampung Koto Ulakan. Dan sidang isbat sudah menjadi ketentuan dilakukan setiap Jumat terakhir di bulan Sya'ban," kata dia, Senin (20/3/2023).
Menurut Tuanku Khalifah XV Syekh Burhanuddin ini, sistem hisab yang dilakukan selama ini, adalah warisan dari pendahulu.
"Warih bajawek, pusako batarimo, yakni bilangan khamsyiah dalam tahun yang delapan bulan nan dua belas," katanya.
Memang, katanya, sidang isbat ini dikhususkan untuk Nagari Ulakan. Namun, ini juga keputusan yang berlaku bagi masyarakat dan jemaah Syathariyah yang ada di belahan Sumatera Barat.
Makanya, hasil sidang isbat ini disebar ke seluruh pimpinan Syathariyah yang ada di Sumbar, bahkan luar Sumbar.
"Dan biasanya, hari melihat bulan itu, para pimpinan dan warga Syathariyah datang ke Ulakan, tepatnya ke tepi pantai, guna memastikan satu Ramadhan," ujar Tuanku Khalifah.
Namun demikian, perbedaan cara pandang dan keputusan untuk mengawali puasa, tentu tak boleh dijadikan pertentangan di tengah masyarakat.
Sebab, Rabu dan Kamis sudah orang yang mulai puasa, sementara Syathariyah Kamis itu baru melihat bulan. Kalau hilal kelihatan, Jumat puasa pertama. Kalau tidak tampak, maka Sya'ban dicukupkan 30 hari, dan Sabtu baru berpuasa pertama.
Perbedaan adalah rahmat, yang harus dijunjung tinggi. Tidak boleh ada yang saling menyalahkan, karena yang pasti itu hanya milik Allah SWT.
Di Padang Pariaman, perbedaan mulai puasa itu sering dan bahkan tiap tahun. Beda keputusan pemerintah, beda pula Muhammadiyah, dan juga Syathariyah sebagai kelompok sosial keagamaan yang terbesar di daerah ini. (ad)