Dalimi Abdullah. |
Ada kebiasaan ayahnya yang sampai kini menurun ke Dalimi Abdullah. Yakni rajin shalat malam dan mengaji Quran. Sejak kecil, Dalimi Abdullah sudah diterpa dengan ibadah itu.
Makanya, Abdullah sangat ingin anaknya Dalimi Abdullah yang satu-satunya laki-laki jadi orang yang pintar beragama. Bisa jadi khatib, pendakwah, serta jadi guru mengaji di surau kelak sudah dewasa yang ada di kampung.
Pendidikan agama, serta dunia akhirat langsung dari orangtuanya itu, sangat dirasakan sekali oleh Dalimi Abdullah beradik kakak.
Satu hal yang dilihat Dalimi Abdullah terhadap ayahnya, adalah Shalat Subuh berjemaah, tak pernah telat waktunya. Selalu tepat waktu.
Kemudian, ayahnya juga ulama yang pandai mengaji Quran. Irama dan makrajuf huruf sangat teliti dibaca ayahnya ketika jadi imam shalat.
Bagi ayahnya, tidak boleh meninggalkan shalat, puasa dan kewajiban lainnya dengan alasan apa pun juga.
"Biar hidup miskin, melarat, dihina orang, tapi perintah agama jangan tinggalkan," begitu ayahnya mengingatkan anaknya dalam beragama yang dikenang kembali oleh Dalimi Abdullah.
Disiplin dalam ketaatan beragama ini, menurut Dalimi Abdullah, tak ada pula tandingan ayahnya di tengah masyarakat Tanjung Raya Maninjau.
Dan Maninjau memang kampung yang terkenal kuat soal agama. Banyak tokoh ulama yang lahir dan besar di daerah ini.
Salah satunya, Buya Hamka adalah orang maninjau. Ulama besar, penulis hebat yang sudah mendunia.
Berkat didikan agama yang kuat sejak kecil itulah, Dalimi Abdullah mampu melewati setiap ujian dan gelombang hidup dengan baik dan benar, hingga menyelesaikan banyak tugas dan tanggungjawab, dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dan sukses pula meniti karir di lingkungan Kementerian Agama. Bahkan, untuk jadi Kepala Kanwil Kemenag sendiri tak pernah terbayang, dan tidak pula diidam-idamkan oleh ayahnya.
Semuanya, gelombang karir itu, suka duka, hantaman dan goncangan mampu dihadapi dan dilalui dengan baik dan benar berkah ridho Allah SWT.
Shalat malam dan membaca kitab suci Quran, adalah modal utama dalam hidup dan kehidupan. Rutin mengerjakan hal itu, insya Allah dalam bentuk apa pun kesulitan hidup, akan mudah dilalui.
Tentu mengerjakan itu dengan tulus dan ikhlas, khusuk di tengah malam, mengadu hanya kepada Allah SWT, dan segala doa dan harapan itu akan diijabahNya.
Ketulusan itu terpancar dan tercermin dari perilaku dan tindakan. Kitab suci Quran adalah pedoman hidup, kompas dalam perjalanan jauh dan panjang. Modal didikan agama, Dalimi Abdullah tentu mengerti makna yang dia baca itu.
Sehingga, kadang-kadang dalam suatu ketika, di tengah asyik mengaji Quran, tak terasa air matanya keluar, menitik dan sempat membasahi tempat shalat.
Kenapa! Ya, itulah hati yang ikhlas dan khusuk. Terbayang olehnya, betapa besar nikmat Tuhan yang dia rasakan terhadap dirinya, namun syukur dan terima kasihnya masih kurang dan jauh dari kesempurnaan.
"Kalau kita bandingkan kasih sayang Allah SWT dengan ketaatan kita, terasa belum sebanding. Masih jauh dari kesempurnaan. Makanya, acap saya menangis sendiri ketika sedang mengaji sendiri," ucapnya.
Nikmat besar yang dirasakan Dalimi Abdullah dari rajin ibadah tengah malam dan mengaji Quran ini, adalah terasa kuat dan awet di usianya yang tidak muda lagi.
Banyak orang bilang ke dia, mengapa dia tampak sehat dan kuat di usia lanjut. "Saya jawab saja, kalau saya tidak hobby berolahraga. Tetapi saya membiasakan diri ibadah tengah malam dan mengaji Quran".