Lubuk Alung, Sigi24.com--Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Padang Pariaman Aminuddin mengaku musim kemarau debit air berkurang.
"Dengan itu, pasokan air ke pelanggan jadi terganggu. Terutama pelanggan di Batang Anai dan Lubuk Alung sangat merasakan dampak debit air berkurang ini," kata dia, Kamis (14/4/2022).
Namun demikian, Aminuddin memastikan pula tangki air berjalan ke perumahan-perumahan yang ada di wilayah tugas PDAM Kabupaten Padang Pariaman, mengisi kekurangan ini.
"Kalau untuk komplek, kita gratiskan air, dan itu diantar lagi dengan tangki, sepanjang gangguan ini masih berlangsung," ujar dia.
Ada beberapa tangki yang berkeliling di seluruh komplek perumahan tiap hari mengantisipasi debit air yang kian menurun ini.
Jadi, katanya, tangki itu adalah solusi di masa emergency. Namun, pelayanannya belum begitu maksimal.
"Yang jelas, kita terus berupaya untuk hal yang terbaik, dalam memenuhi kebutuhan mendasar konsumen itu sendiri," ungkapnya.
Bagindo Ruswan Tanjung, salah seorang pelanggan PDAM di komplek Bung Hatta Pasar Kandang Lubuk Alung mengakui kesulitan terhadap air sejak beberapa hari ini.
"Sudah lima hari ini saya mandi dengan air galon. Untuk sekali mandi bisa habis uang Rp25 ribu, tentu kalau mandi dua kali sehari, jadi Rp50 ribu sehari itu baru untuk urusan mandi," ujar Ruswan Tanjung.
Di komplek tempat dia tinggal itu, semua warga amat sangat bergantung pada pasokan PDAM. Bila perusahaan ini tak lagi mengalirkan air, atau air terganggu seperti saat ini, jelas pasti kalang kabut seisi komplek ini.
Menurut Ruswan Tanjung, air adalah kebutuhan mendasar setelah listrik. Untuk itu, persoalan ini jangan biarkan terganggu secara terus-menerus.
"Harus ada intervensi dari kepala daerah, bagaimana perusahaan ini sehat, dan mampu tak mengecewakan pelanggan setianya.
Di sisi yang lain, terutama masyarakat yang masih bergantung pada resapan air dalam sumur, sejak beberapa hari ini pun mulai mengeluh.
"Sumur saya sudah kering sejak dua hari belakangan ini. Kalau ada sedikit air, itu warnanya mengkeruh," cerita warga Palembayan, Sintuak yang masih setia dengan sumur.
Kemarau yang panjang sejak puasa, tentu bagian dari ujian untuk kesempurnaan ibadah Ramadhan dari Allah SWT. (***)

