Pertemuan sejumlah tokoh membicarakan program tahfidz Quran. |
TIRAM--Berkaca kepada keadaan di era digital 4.0 saat ini, dimana perkembangan kemajuan teknologi sedemikian pesat bahkan melampaui kemampuan masyarakat itu sendiri dalam mengikuti dan memahami perkembangannya. Maka, dikhawatirkan akan terjadinya penurunan akhlak serta nilai-nilai keagamaan juga norma positif yang ada di tengah masyarakat.
Sebut saja yang namanya kenakalan remaja, pergaulan bebas, gaya hidup hedonis, serta nilai-nilai
yang menegasikan peninggalan budaya luhur bangsa dengan adat ketimurannya
membuat segelintir tokoh yang peduli akan perkembangan anak dan remaja tersebut
mengadakan ajang silaturahmi dan bincang-bincang mencarikan solusinya.
Telah dilaksanakan temu silaturahmi tokoh peduli anak di antaranya H. Mahyuddin, pemilik Rumah Makan Putra Minang dan Ketua IKSSB- Ikatan Keluarga Suku Sikumbang Bersatu Jabodetabek, H. Syafrizal, Tuanku Sidi Sati, Ketua Yayasan Darul Musthafa Padang Sago, Abdul Jabar, Toko Bintara Bangunan Lubuk Linggau, yang mewakafkan tanah 3.600 m2, di dalamnya sudah ada satu unit bangunan dan sebagai putra Padang Sago.
Selanjutnya, Masywarah, Walinagari Koto Dalam Selatan, Kecamatan Padang Sago, Dr. Ns. H. Amril, salah seorang Dewan Penyantun dan H. Amir Azli
sebagai Pembina dan Penanggungjawab Program Tahfidz Akademi Al-Quran.
Pertemuan ini berlangsung, Ahad, 6 Juni 2021 di Pantai Tiram, Nagari Tapakis, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman,
Provinsi Sumatera Barat, yang dimulai sejak selesai
shalat Zhuhur dan berakhir menjelang shalat Ashar. Membicarakan program
Tahfidz Akademi Al-Quran di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman.
Pembahasan berkenaan
dengan bagaimana cara efektif dan efisien dalam mengelola program Tahfidz
Al-Quran di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, sehingga terbentuk
generasi Qurani, calon imam dan pemimpin masa depan.
Hasil pertemuan ini adalah
kesepakatan untuk meningkatkan pengelolaan tahfidz melalui gerakan dan motivasi
masing-masing kecamatan dan/atau nagari/desa.
Begitu juga dilakukan
pendekatan kepada pengurus masjid, mushala, pimpinan sekolah dan madrasah, agar
melanjutkan dan meningkatkan mutu hasil pembinaan yang telah dilakukan selama
ini.
Jumlah kelompok belajar
tahfidz, rumah tahfidz dan sejenisnya lebih dari 200-an sejak tahun 2015, yang
dikelola oleh rumah tahfidz seperti: IKAPS, masjid, mushala, sekolah, SDIT,
pesantren, madrasah dan yayasan.
Generasi Qurani adalah pemuda yang berpegang
teguh pada Al-Quran, menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya, membaca,
menghafal dan memahami isinya, serta mengamalkannya dalam seluruh aspek
kehidupan dan kelakuan
“Sebagaimana diketahui bahwa manusia memiliki hati, akal, dan
fisik. Maka, jika ingin menjadi generasi Qurani, ketiga komponen ini harus
diisi dengan bacaan ayat suci Alquran,” kata Mahyeldi seperti dikutip dalam
rilis Republika.co.id (06/05/2020).
Kontribusi
Pemkab Padang Pariaman dan Pemko Pariaman, adalah adanya upaya memberikan
dorongan dan reward melalui dana Baznas – Badan Amil Zakat Nasional.
“Harapan kedepan, agar Pemkab Padang Pariaman dan Pemko Pariaman, dapat memasukkan program Tahfidz sebagai program yang dibiayai dengan APBD,” H. Amir Azli, Pembina dan Penanggungjawab Program Tahfidz Akademi Al-Quran mengakhiri wawancaranya dengan pewarta media ini. (aa)