![]() |
Oleh: Prof. Duski Samad
Madrasah Muallimin Azhari Muara Bungo muncul sebagai model pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan tradisi klasik (Al-Azhar) dengan standar internasional (Cambridge Curriculum). Untuk mengelola integrasi ini dibutuhkan pendekatan kurikulum yang sistematis, adaptif, dan berbasis musyawarah kolektif. Konsep “Three in One Curriculum” dipandang relevan, karena menghadirkan tiga kekuatan kurikulum ke dalam satu kesatuan utuh:
1. Kurikulum
Al-Azhar → berbasis tafaqquh fiddin (pendalaman ilmu agama).
2. Kurikulum Cambridge → berbasis kompetensi global (bahasa Inggris, sains, teknologi).
3. Kurikulum Nasional (Indonesia/Kemenag) → berbasis regulasi, standar mutu, dan karakter kebangsaan.
Konsep Three in One Curriculum
Ibarat sebuah pohon:
Akar → Tradisi keilmuan Islam klasik (Al-Azhar, turats, tafaqquh).
Batang → Kurikulum nasional (struktur formal, regulasi, standar pendidikan Indonesia).
Ranting dan Daun → Kurikulum Cambridge (kompetensi abad 21, global literacy, sains, bahasa).
Tujuan utama: mencetak kader ulama-intelektual (alim, faqih), sekaligus profesional-global citizen yang kompetitif.
Metode Multaqo dalam Optimalisasi Kurikulum
Definisi
Metode Multaqo adalah pendekatan forum musyawarah, halaqah ilmiah, dan diskusi kolektif yang melibatkan guru, murabbi, santri, pakar kurikulum, bahkan wali murid dalam merancang dan mengevaluasi implementasi kurikulum.
Prinsip-prinsip Multaqo
1. Syura (musyawarah kolektif) → setiap keputusan kurikulum lahir dari diskusi ilmiah bersama.
2. Tabayun (klarifikasi) → materi yang tumpang tindih (overlap) antara kurikulum didiskusikan agar sinkron.
3. Tadarruj (bertahap) → integrasi kurikulum dilakukan bertahap, dari level dasar hingga menengah.
4. Tawazun (keseimbangan) → menjaga proporsi ilmu agama, ilmu umum, dan keterampilan global.
Implementasi di Madrasah Muallimin Azhari
Multaqo Guru Mingguan → forum internal guru untuk sinkronisasi materi Al-Azhar, Cambridge, dan Kemenag.
Multaqo Santri Bulanan → forum siswa untuk menyampaikan pengalaman belajar, kesulitan, dan solusi.
Multaqo Kurikulum Semesteran → melibatkan wali santri, pakar, dan pimpinan madrasah untuk evaluasi besar.
4. Strategi Optimalisasi
1. Mapping Mata Pelajaran → mengintegrasikan fiqh, tafsir, hadis (Al-Azhar) dengan sains & matematika (Cambridge), tanpa mengorbankan muatan nasional.
2. Bilingual Learning → sebagian mata pelajaran dengan bahasa Arab (agama), sebagian bahasa Inggris (sains/teknologi), tetap memperkuat bahasa Indonesia.
3. Blended Learning → kombinasi kitab kuning (turats), modul modern, dan platform digital.
4. Assessment Integratif → ujian mencakup hafalan, analisis, keterampilan berpikir kritis, dan aplikasi ilmiah.
5. Tantangan dan Solusi
Tantangan
Beban belajar santri terlalu berat (overload).
Kesenjangan kompetensi guru (tidak semua menguasai Cambridge).
Adaptasi santri terhadap bahasa (Arab-Inggris).
Solusi dengan Multaqo
Mengurangi duplikasi materi lewat musyawarah guru.
Program pelatihan guru bilingual.
Sistem mentoring (santri senior membimbing junior).
6. Kesimpulan
Kurikulum Tree in One yang diimplementasikan di Madrasah Muallimin Azhari Muara Bungo adalah model integrasi pendidikan Islam klasik, nasional, dan internasional. Dengan menggunakan Metode Multaqo, optimalisasi kurikulum menjadi lebih terarah, partisipatif, dan adaptif. Hasilnya diharapkan lahir generasi ulama-intelektual global yang berakar kuat pada tradisi Islam, berpijak pada konteks kebangsaan, dan siap menghadapi kompetisi dunia.
Penguatan
Model Kurikulum Three in One yang diterapkan di Madrasah Muallimin Azhari Muara Bungo memperlihatkan inovasi penting dalam lanskap pendidikan Islam kontemporer. Integrasi Al-Azhar – Nasional – Cambridge bukan sekadar penjumlahan tiga sistem, tetapi sebuah sintesis kurikulum yang menghasilkan keunggulan ganda: ketajaman spiritual-intelektual dari Al-Azhar, keteguhan identitas kebangsaan dari Kurikulum Nasional, serta keterampilan global dari Cambridge.
Keberhasilan model ini sangat ditentukan oleh Metode Multaqo, karena:
1. Memberikan ruang partisipasi kolektif (guru, murid, wali, pakar) dalam desain dan evaluasi kurikulum.
2. Menjadi mekanisme pengendali keseimbangan agar tidak terjadi dominasi satu kurikulum di atas yang lain.
3. Menjadi wadah solusi adaptif atas problem overload, kesenjangan kompetensi guru, maupun hambatan bahasa.
4. Menghidupkan kembali semangat syura dalam pendidikan Islam, sehingga proses belajar mengajar bersifat kolaboratif, bukan instruktif semata.
Dengan demikian, Multaqo bukan hanya metode teknis, tetapi juga filosofi pengelolaan kurikulum yang berakar pada nilai Islam (syura, tabayun, tawazun, tadarruj) sekaligus relevan dengan manajemen pendidikan modern.
Kesimpulan
Kurikulum Three in One di Madrasah Muallimin Azhari Muara Bungo adalah terobosan strategis dalam mengintegrasikan tradisi Islam klasik, regulasi nasional, dan standar global. Dengan memakai Metode Multaqo, madrasah ini berhasil:
Menyatukan tiga sumber kurikulum ke dalam satu kesatuan organik, ibarat pohon yang kokoh akarnya, kuat batangnya, dan rindang daunnya.
Menjadikan proses pendidikan lebih adaptif, partisipatif, dan transformatif.
Mempersiapkan lahirnya generasi alim-intelektual global: santri yang menguasai ilmu agama secara mendalam, berkarakter kebangsaan, sekaligus siap bersaing di tingkat internasional.
Model ini layak dijadikan rujukan bagi madrasah dan pesantren di Indonesia yang ingin menjaga tradisi, menguatkan identitas bangsa, sekaligus tampil dalam percaturan global.ds.19082025.

