Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

HANTU KAPITALISME oleh ReO Fiksiwan

‘’Di bawah kapitalisme, manusia mengeksploitasi manusia. Di bawah komunisme, justru sebaliknya.’’’ — John Kenneth Galbraith(1908-2006, Ekonom.

Ketika merkantelisme sedang merangsek seluruh daratan Eropa hampir lebih dari 200 tahun, Adam Smith pada 1776 tak kalah provokatif untuk mengingatkan adanya bahaya hantu invisible hand dengan mengatakan dalam buku ekonomi klasiknya, Wealth of Nation: “Dia dipimpin oleh tangan tak terlihat untuk mempromosikan tujuan yang bukan merupakan bagian dari niatnya”(He is led by an invisible hand to promote an end which was no part of his intention).

Seratus tahun kemudian, 1846, Karl Marx dan Friedrich Engels juga memprovokasi hal yang sama dalam German Ideology:

“A specter is haunting Europe—the specter of Communism. All the powers of old Europe have entered into a holy alliance to exorcise this specter; Pope and Czar, Metternich and Guizot, French radicals and German police spies.”

(Sebuah momok sedang menghantui Eropa — momok Komunisme. Semua kekuatan Eropa kuno telah mengadakan aliansi suci untuk mengusir hantu ini; Paus dan Tsar, Metternich dan Guizot, radikal Prancis dan mata-mata polisi Jerman).

Hantu komunisme ini, kelak akan menjelma jadi hantu kapitalisme (specter), setelah buku Das Kapital lebih dari 2000 halaman dalam empat edisi justru menjadi rujukan paling otoritatif ihwal hantu pengancam bagi seluruh ideologi dunia dan bukan lagi pada soal ekonomi belaka. 

Dan di akhir kata pengantarnya, ada kutipan dari Dante(1265-1321): Segui ik tuo corso,,e lascia dir le gentil*), London, 25. Juli 1867. *) Jerman: ‘’Geh deinen Weg, und laß die Leute reden“(Tempuhlah jalanmu. Biarkan mereka yang cerewis).

Setelah hantu kapitalisme menjadi makin masif pada seluruh tatanan global “ekopol” dunia — dua filsuf mutakhir pos-marxisme, Jacques Derrida(1930-2004); Ben Anderson(1936-2015) — ikut menabalkan penjelmaan bahaya hantu itu dalam Specters of Marx(1993) dan The Spectre of Comparison (1998). 

Ringkasnya, segala hantu yang terus menjadi momok peradaban, tak berada jauh dari seluruh tatanan kehidupan kita yang kini mewujud pada istilah yang lebih adem: kapitalisme global. Segala peralihan ritus hantu kapitalisme itu terus menyaru dengan model dan feysen lebih manis dan legit bernama industri budaya.

Jika para pemikir mutakhir tak pernah menyerah pada bahaya dan momok hantu-hantu (specters) itu, mustahil peradaban hari ini akan bertahan hingga dual capitalism Boeke yang terus menghantui sejak VOC 1602, akhirnya sampai juga pada hantu IKN(Ikatan Kapitalisme Nusantara) dekade ini.

Hantu IKN ini sejatinya hanya metamorfosa dari kritik kapitalisme pribumi(1977) dari S.H. Alattas (lazy native) dan Kunio Yoshihara dalam Ersatz Capitalism (Kapitalisme Semu) se-Asia Tenggara(1988), masih mencerminkan protes atas ketidakadilan yang diedarkan oleh segala bentuk kapitalisasi ekonomi. John Redwood menyebut „popular capitalism“(1989).

Walhasil uraian kecik dan pendek ihwal hantu kapitalisme ini — kini punya nama baru oligarki — cuma mau bikin jeda sejenak dari hiruk-pikuk IKN-isme yang terus menjadi momok milenial bagi ekopol pra Pilpres dan Pileg maupun Pilkada 2024 silam.

Karena itu, buku Concious Capitalism(2013) John Mackey dan Raj Sisodia dengan subjudul „liberating the heroic spirit of business“(liberalisasi semangat heroik bisnis), cukup penting dan genting untuk berurusan dengan hantu-hantu kapitalisme pribumi lokal yang telah jadi drakula bagi saudaranya sendiri dalam seluruh aspek dan kategori urusan publik. Esemka, IKN, pagar laut, korupsi para markus hingga tikus-tikus birokrasi pengemplang pajak maupun mafioso tanah.

Akhirnya, kapitalisme berkesadaran Mackey dan Sisodia adalah suatu tawaran “etik-spiritual publik” bagi keganasan hantu-hantu kapitalisme lokal pribumi yang bernama: OLIGARKI!

Hanya soalnya, apakah keganasan hantu-hantu oligarki itu masih menyisakan nyali belas kasih(compassionate) yang mustahil dienyahkan dari publik begitu saja. Terutama, ketika mereka mulai melihat dan merasakan tuntutan etikapabilitas publik sesuatu gelombang sejarah yang tak bisa diremehkan. Karena pergeseran semua kekuasaan(powershift) merupakan keniscayaan sejarah yang terus beralih dan bertransformasi.

Bagi segala bentuk hantu, tak ada yang paling menakutkan selain keganasan dan kerakusannya terhadap ikatan ekologinya sendiri. Setiap ancaman dan gertakan hantu dalam bentuk horor akan sama persis dengan cerita ghostbuster dan film Ghost. Artinya, semua kejahatan tak ada romantikanya.

*Ditulis ulang dari „65 Risalah Akal Profetis“(2024) dan poster dibikin dengan bantuan Meta AI. Musik soundtrack film The Wolf of Wall Street(2013).

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies