Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

MUJADDID MUSLIM: Cahaya di Tengah Dunia yang Gelisah Oleh: Duski Samad

Abad 21 bukan saja membawa kemajuan luar biasa dalam tekhnologi, transportasi dan fasilitas fisik kehidupan. Bersamaan itu muncul beragam bentuk kegelisahan, khususnya berkaitan dengan keberadaan dan efektifnya kehidupan yang lebih berkualitas, berbudaya dan menjunjung tinggi peradaban luhur di dunia saat ini.

Peradaban luhur kemanusiaan yang mencakup berbagai aspek, baik dari segi spiritual, sosial, ekonomi, hingga budaya tengah rusak, menuju kehancuran, antara lain:

1 Krisis Spiritual dan Identitas. Sekularisasi Ekstrem. Nilai-nilai spiritual sering tergeser oleh pandangan materialisme dan hedonisme, sehingga banyak individu kehilangan makna hidup.

Kehilangan Jati Diri: Globalisasi dan budaya konsumerisme menyebabkan banyak masyarakat meninggalkan agama, tradisi dan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas mereka.

2. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi. Kesenjangan Ekonomi: Ketidakadilan dalam distribusi kekayaan global memperburuk polarisasi antara si kaya dan si miskin. Eksploitasi Tenaga Kerja: Sistem kapitalisme yang berorientasi pada keuntungan sering kali merugikan pekerja dan masyarakat marginal. Gini rasio pendapatan bagaikan langit dan bumi dalam masyarakat. 

3. Konflik dan Intoleransi. Radikalisme dan Ekstremisme. Konflik ideologi yang sering kali berbasis agama atau politik menciptakan perpecahan di antara umat manusia. Krisis Solidaritas. Meningkatnya individualisme melemahkan rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.

4. Degradasi Moral dan Etika. Maraknya Korupsi: Sistem pemerintahan di banyak negara diwarnai oleh penyalahgunaan kekuasaan yang menggerus nilai-nilai moral. Kehilangan Nilai Keluarga: Perubahan budaya melemahkan institusi keluarga sebagai fondasi moral masyarakat.

5. Kerusakan Lingkungan

Eksploitasi Alam. Pengejaran keuntungan ekonomi menyebabkan kerusakan lingkungan yang berdampak pada perubahan iklim dan bencana alam. Krisis Sumber Daya: Overkonsumsi dan pemborosan sumber daya alam memperparah ketidakseimbangan ekologi.

6. Teknologi Tanpa Kendali Etis. Disinformasi dan Hoaks. Teknologi modern, seperti media sosial, sering kali digunakan untuk menyebarkan kebohongan dan kebencian. Kecanduan Teknologi. Ketergantungan pada perangkat teknologi menyebabkan alienasi sosial dan penurunan kualitas hubungan antar manusia.

7. Ketidakpastian Masa Depan Global. Perubahan Geopolitik: Konflik antarnegara, persaingan ekonomi, dan ancaman perang nuklir menciptakan ketidakstabilan global. Krisis Kesehatan: Pandemi dan tantangan kesehatan lainnya menguji daya tahan sistem kesehatan dunia dan solidaritas internasional.

Kegelisahan ini menuntut pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan, baik melalui peningkatan spiritualitas, keadilan sosial, maupun reformasi sistem global yang lebih berlandaskan nilai-nilai luhur.

PERAN MUSLIM MUJADDID 

Kegelisahan pribadi, keluarga, masyarakat bahkan warga dunia tentu harus dikurangi, dikendalikan. Muslim ikut bertanggung jawab dalam mengurangi tensi kegelisahan kolektif ini, itulah peran mujaddid muslim..

Muslim Mujaddid di Tengah Dunia yang Tak Menentu adalah ajakan untuk menjadi seorang mujaddid—yaitu pembaharu dalam Islam—yang menjaga kemurnian ajaran agama dan relevansinya di tengah tantangan zaman yang penuh ketidakpastian. 

Konsep ini berakar pada kewajiban umat Islam untuk terus meluruskan keimanan, memperbarui pemahaman, dan menghadapi perubahan dunia dengan hikmah serta keteguhan iman. Surah Al-Baqarah (2:256) "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Maka barangsiapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, sungguh ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ayat ini menekankan pentingnya memilih jalan kebenaran meskipun dunia sering kali menawarkan kebingungan dan ketidakpastian. Dalam Surah Al-Hijr (15:9) ditegaskan pula "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." Ini mengisyaratkan bahwa pembaharuan dalam Islam tidak berarti mengganti ajaran, melainkan menjaga kemurnian ajaran sesuai dengan bimbingan wahyu.

Hadis bicara tentang Mujaddid, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini di setiap awal seratus tahun seorang yang akan memperbarui (ajaran) agama mereka."

(HR. Abu Dawud, no. 4291). Hadis ini menunjukkan bahwa di setiap masa, akan ada sosok yang bertugas menyegarkan pemahaman umat terhadap Islam sesuai tantangan zamannya.

Dalam Hadis lain dinyatakan tentang keteguhan iman di masa sulit. Rasulullah SAW bersabda: "Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana orang yang bersabar dalam agamanya seperti memegang bara api." (HR. Tirmidzi, no. 2260). Hadis ini menggambarkan bagaimana seorang Muslim harus tetap teguh meskipun menghadapi tantangan berat di era yang penuh ketidakpastian.

RELEVANSI MUJADDID

Seorang mujaddid bukan hanya memperbaharui pemahaman agama secara individu, tetapi juga membangun peradaban Islam yang kokoh, baik dalam dimensi spiritual maupun sosial. Dengan semangat keimanan, keteguhan, dan hikmah, umat Islam dapat menjadi mercusuar di tengah dunia yang tak menentu.

Mujaddid (pembaharu) memiliki relevansi yang sangat penting bagi peradaban Islam karena mereka berperan sebagai agen pembaharuan yang menjaga kesucian ajaran Islam dan memastikan bahwa ajaran tersebut tetap relevan dengan perkembangan zaman. 

Beberapa relevansi mujaddid dalam peradaban Islam. Menjaga Kemurnian Ajaran Islam. Mujaddid muncul untuk membersihkan Islam dari penyimpangan, bid'ah, dan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Hal ini memastikan bahwa umat Islam tetap berada di jalur yang benar dalam menjalankan agamanya.

Menjawab tantangan zaman. Mujaddid memberikan solusi terhadap tantangan-tantangan baru yang dihadapi umat Islam, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya, dengan tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam.

Meningkatkan kualitas keilmuan dan spiritual umat. Mujaddid sering kali berkontribusi dalam pengembangan keilmuan, baik dalam bidang tafsir, fiqh, filsafat, maupun ilmu lainnya. Mereka juga mendorong umat untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moralitas.

Menghidupkan semangat ijtihad. Kapasitas keilmuan dan wawasan mereka, mujaddid mendorong ijtihad dalam memahami dan mengaplikasikan Islam sesuai konteks zaman, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip dasar Islam.

Menginspirasi perubahan sosial.Kehadiran mujaddid sering kali membawa perubahan signifikan dalam masyarakat, seperti reformasi sistem pemerintahan, pendidikan, atau budaya, sehingga memperkuat peradaban Islam secara menyeluruh.

Menjaga Persatuan Umat. Mujaddid sering kali menjadi pemersatu umat di tengah perpecahan yang terjadi akibat konflik internal atau tantangan eksternal.

Dalam sejarah Islam, mujaddid seperti Umar bin Abdul Aziz, Imam Al-Ghazali, Ibnu Taimiyyah, hingga ulama modern seperti Muhammad Abduh atau Maulana Maududi menunjukkan bagaimana mereka berkontribusi dalam menjaga relevansi Islam sebagai agama yang universal dan dinamis. Peran mereka tetap penting untuk memastikan peradaban Islam terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi dunia.

TAJDID DI ERA KOTEMPORER

Agenda pembaharuan di era kontemporer ini adalah ikhtiar, usaha dan kerja terprogram untuk menghidupkan kembali ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan semangat Al-Qur'an dan Sunnah, sambil menyesuaikan diri dengan konteks zaman. 

Agenda strategis pembaharuan Islam antaranya: 

1. Pemurnian Ajaran Islam

Mengembalikan kepada Al-Qur'an dan Sunnah: Membersihkan umat dari praktik-praktik yang menyimpang, seperti takhayul, bid'ah, dan khurafat. Penegakan Tauhid: Memperkuat keyakinan kepada Allah dan menghilangkan segala bentuk kesyirikan.

2. Pengembangan Keilmuan dan Pendidikan. Reformasi Pendidikan Islam: Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan Islam dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu modern. Promosi Ijtihad: Menghidupkan semangat berpikir kritis untuk menjawab permasalahan kontemporer berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Mendorong Literasi Keilmuan: Menghidupkan kembali tradisi keilmuan umat Islam di berbagai bidang, termasuk sains, teknologi, dan seni.

3. Reformasi Sosial dan Budaya. Pemberdayaan Perempuan. Menghapus diskriminasi terhadap perempuan dengan tetap berpedoman pada ajaran Islam. Keadilan Sosial: Mengatasi kesenjangan sosial dan memastikan distribusi kekayaan yang adil. Membendung Sekularisasi Berlebihan: Menyeimbangkan antara modernitas dan nilai-nilai spiritual Islam.

4. Revitalisasi Ekonomi Islam. Sistem Keuangan Syariah: Mengembang kan ekonomi berbasis syariah, seperti perbankan syariah dan zakat. Keadilan Ekonomi: Melawan eksploitasi ekonomi dan mendorong sistem ekonomi yang berkeadilan. Pemberdayaan UMKM: Mendukung usaha mikro dan kecil sebagai tulang punggung ekonomi umat.

5. Reformasi Politik. Pemerintahan Berbasis Nilai Islam: Mendorong sistem politik yang berlandaskan prinsip keadilan, amanah, dan musyawarah. Penegakan Hukum Syariah: Memastikan hukum dan kebijakan yang diambil sesuai dengan nilai-nilai Islam. Menguatkan Persatuan Umat: Melawan sektarianisme dan mempromosikan ukhuwah Islamiyah.

6. Dakwah dan Media. Modernisasi Dakwah. Menggunakan media modern untuk menyebarkan ajaran Islam secara global. Narasi Islam Rahmatan Lil ‘Alamin: Memperkenalkan Islam sebagai agama yang membawa kedamaian dan kasih sayang. Kontra-Narasi terhadap Islamofobia: Melawan stigma negatif tentang Islam melalui dakwah yang bijak.

7. Peningkatan Akhlak dan Spiritualitas. Pembinaan Moral dan Etika: Menanamkan akhlak mulia di tengah masyarakat. Menghidupkan Tasawuf Sejati: Meningkatkan hubungan spiritual dengan Allah tanpa melupakan peran sosial.

Agenda pembaharuan Islam ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat internal umat, tetapi juga menjadikan Islam lebih relevan dalam menjawab tantangan global, seperti perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi di era modern.

Kesimpulan

Peran mujaddid (pembaharu) dalam menjaga kemurnian Islam sekaligus menjadikannya relevan di tengah tantangan zaman yang penuh ketidakpastian. Dengan berpijak pada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah, seorang mujaddid bertugas membersihkan praktik-praktik yang menyimpang, menjawab tantangan kontemporer, serta membangun peradaban Islam yang kokoh dan inklusif.

Pembaharuan ini melibatkan berbagai aspek kehidupan, mulai dari pemurnian ajaran, reformasi pendidikan, revitalisasi ekonomi, reformasi sosial dan politik, hingga dakwah berbasis teknologi modern.

Semangat ijtihad dan penguatan akhlak menjadi kunci dalam menghadapi perubahan zaman tanpa mengabaikan prinsip-prinsip Islam.

Dengan strategi tajdid yang terencana, Islam diharapkan mampu menjadi cahaya harapan—agama yang tidak hanya menjaga kemurniannya tetapi juga mampu memberi solusi bagi persoalan global, mempererat persatuan umat, dan menjadi rahmat bagi semesta.ds@ibnusina. 22012025.

*Guru Besar UIN Imam Bonjol 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies