Alfian Tarmizi |
“Bila guru belum bisa mengisnpirasi siswanya, bersiaplah untuk tergantikan oleh tekhnologi”
(AL-Tari)
Dulu, peran guru sangat urgen dalam mencerdaskan generasi pelajar yang menjadi cikal bakal pemimpin di masa depan. Betapa dulu guru sangat diidolakan di depan kelas. Kehadirannya ditunggu. Derap langkah sepatunya bagai bom waktu. Memacu degup jantung puluhan murid yang bersiap menunggu pengajaran. Perkataannya sungguh terpatri di hati setiap murid. Tidak ada yang berani melanggar. Resikonya berdiri di depan kelas dengan satu kaki. Atau lari keliling lapangan beberapa kali, push up, hormat pada bendera, membersihkan toilet dan lain sebagainya.
Sekarang, seiring bergulirnya waktu. Zaman terus berubah. Perubahan itu tidak luput menggerus eksistensi dan peran guru dalam pendidikan. Guru tidak lagi idola yang ditunggu kehadirannya. Ucapannya tidak lagi bernilai magis ketika di dengar. Pamornya makin pudar semenjak benda kecil segi empat yang bisa dimiliki oleh siapapun. Benda ini lebih menarik. Banyak fitur dan konten-konten yang menarik di dalamnya.
Handphone, dengan segala macam model dan merk bisa dikonsumsi sesuai selera. Segala macam informasi bisa didapatkan di HP. Dunia tidak lagi luas. Informasi tidak lagi sulit dan mahal. Sambil duduk diam di tempat kita bisa mengakses informasi yang diinginkan dengan mudah.
Tak heran, pemanfaatan ilmu dan teknologi dalam mencari sumber belajar disekolah sudah meminggirkan eksistensi guru, buku dan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.
Dengan perkembangan zaman yang lompatannya jauh melampaui populasi manusia, nilai kustomisasi/penyesuaian menjadi suatu keharusan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Program pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan semenjak pandemi sampai sekarang terus berinovasi dalam pemanfaatan teknologi digital pada proses pembelajaran di sekolah. Artinya, dengan memfusingkan bahan pelajaran kedalam jaringan internet yang bisa diakses pendidik dan siswa di sekolah.
Pemerintah telah menyiapkan akun belajar.id bagi siswa, guru, kepala sekolah, staf TU atau operator sekolah. Kegunaan akun ini untuk mengakses sumber belajar di internet. Akun belajar.id ini diberikan secara gratis dalam bentuk akun google suite for education.
Selanjutnya akun google ini akan dikembangkan menjadi google workspace yang akan mendukung pembelajaran seperti google classroom, google meet, google drives, google docs, google sheets, google slides dan google forms.
Pembelajaran berbasis digital ini sangat mendukung kualitas dan efektifitas pembelajaran siswa dan guru.
Untuk mendapatkan akun belajar.id ini tidaklah sulit. Melalui admin operator sekolah data di Pd.data.kemdikbud.go.id didonwload. Setelah diaktiva, akun belajar.id melalui gmail, maka sandi boleh diubah agar mudah di ingat. Selanjutnya akun belajar.id dapat digunakan setelah persyaratan akun disetujui.
Para pembaca yang budiman
Dengan pemanfaatan digitalisasi dalam pembelajaran di era kini, maka eksitensi guru makin dituntut untuk melek IT. Bukan hanya sekedar paham, namun mampu menguasai IT dan mengunakannya dalam proses pembelajaran di kelas. Karena tuntutan kurikulum sekarang ini (Kurmer) pembelajaran berbasis IT atau digital. Untuk tetap eksis, guru harus jadi pemimpin dalam pembelajaran dikelas. Idealnya pimpinan, harus selangkah lebih ahli dari yang dipimpin.
Permasalahannya sekarang adalah kompetensi guru dan kompetensi siswa dalam pemanfaatan teknologi digital pada proses belajar mengajar. Jangan sampai jeruk makan jeruk. Guru gaptek siswa melek IT. Dimana marwah guru akan ditempatkan. Penghormatan siswa terhadap guru pun jadi pudar dan hilang. Pesan moral yang dibawa seorang guru akhirnya tidak sampai.
Sebenarnya posisi guru saat ini dan sampai kapanpun tidak akan pernah seratus persen bisa digantikan oleh tekhnologi secanggih apapun. Karena manusia yang bernama guru punya roh, punya hati, punya rasa, punya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa menuju perkembangan pshikisnya di samping kognitif.
Saatnya kita para pendidik untuk belajar dalam pemanfaatan akun belajar.id dalam mengakses Plat form Merdeka Mengajar (PMM). Karena akun kita akan terdeteksi di kementerian siapa yang sudah aktif dan login dalam PMM.
Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Selagi masih mau berusaha dan gigih dalam belajar, pasti ada jalan. Mungkin kita bisa mulai belajar pada anak, keponakan, teman sejawat yang masih muda dan pintar IT, operator sekolah atau belajar mandiri melalui youtube.
Untuk menjadi pemimpin dalam pembelajaran di kelas kita harus memahami gaya dan profil belajar siswa sesuai kebutuhan belajar mereka. Berangkat dari sinilah kita akan merancang skenario pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi informasi melalui media IT di sekolah. Sehingga pembelajaran yang kita pimpin menjadi bermakna, bermartabat sesuai dengan kebutuhan siswa, sesuai tuntutan kurikulum yang fleksible dengan zaman. Karena guru yang hebat itu adalah guru yang bisa menginspirasi muridnya...
Selamat mencoba dengan inovasi baru di era Kurikulum Merdeka...
Merdeka Belajar...
Merdeka Mengajar...
*Pemerhati Pendidikan Dasmen Padang Pariaman
Sumber Bacaan:
Alfian Tarmizi, Pemanfaatan Teknologi Di Era Digital, FajarSumbar.com, 2022
-------------------, Literasi Menentukan Kompetensi di Era Digital, Sigi 24.Com, 11 November 2021
Lestari, Y. P. (2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. Adalah. Http://Journal.Uinjkt.Ac.Id/Index.Php/Adalah/Article/View/15394
Jdih.kemdikbud.go.id. 2020. Salinan Peraturan Sekretaris Jenderal No.18 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Data Pokok Pendidikan Untuk Akun Akses Layanan Pembelajaran Dengan. In Orphanet Journal of Rare Diseases (Vol. 21, Issue 1).