Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Basafa Buya Lubuk Pandan sebagai Catatan Sejarah Panjang Perjalanan Madrasatul 'Ulum

Lubuk Pandan, Sigi24.com--Jumadil Akhir, merupakan bulan yang punya sejarah tersendiri bagi Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Di bulan inilah perginya sang pendiri dan guru besar pesantren ke hadirat Yang Maha Kuasa. Dialah Buya H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah.

Untuk mengenang hal demikian, Jumadil Akhir kali ini akan diadakan berbagai kegiatan guna mengisi lembaran sejarah, yang tentunya untuk kemajuan pesantren di masa mendatang. Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah adalah sang inspirator bagi seluruh keluarga besar pesantren.

Di belakangnya, muncul sosok H. Iskandar Tuanku Mudo. Pimpinan Pesantren Madrasatul 'Ulum semasa Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah masih hidup. Sayang, sosok ini lebih dulu meninggalnya dari Buya Abdullah Aminuddin.

Buya Iskandar pernah mencatat sejarah penting, yang kini masih diikuti oleh para santri dan alumni pesantren yang terletak di Kampung Guci, Lubuk Pandan ini. Dia pernah terpilih sebagai anggota DPRD Padang Pariaman dari Golkar.

Pernah menjadi Ketua Tanfizdiyah PCNU Padang Pariaman. Barangkali, kawan alumni yang terjun ke dunia politik saat ini, berangkat dari inspirasinya Buya Iskandar. Hasil Pemilu 2019, ada dua orang alumni Madrasatul 'Ulum yang bergelud di lembaga wakil rakyat, yakni Afredison di DPRD Padang Pariaman dari PKB, dan Asrizal Malin Sinaro dari PKS di DPRD Kabupaten Agam.

Masih di belakang Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, hadir dan banyak mewarnai pembangunan pesantren, adalah Buya Buchari Rauf. Tokoh PPP Sumatera Barat yang ikut membesarkan Perti ini terkenal dengan politisi vokalis dan idealis.

Pernah duduk di DPRD Padang Pariaman di zaman Orde Baru, dan DPRD Sumbar setelah sebelumnya juga seorang dosen di IAIN Imam Bonjol Padang, yang kini berganti nama jadi UIN tersebut.

Soal membangun dan menambah gedung serta asrama, Buya Abdullah Aminuddin selalu minta tenaga Buya Buchari Rauf. Baginya tak sulit memanggil Buchari Rauf. Cukup disuruhnya anak siak ke rumahnya di Ringan-Ringan, lalu Buchari Rauf datang ke pondok, menemui Buya Abdullah Aminuddin.

Sepertinya, zaman itu Buya Buchari Rauf adalah solusi utama dalam memperkenalkan pesantren ini ke dunia luar. Lecut tangannya, sampai-sampai pembangunan asrama pesantren masuk dalam APBD Sumbar.

Buchari Rauf memang tak pernah mengajar di pesantren. Namun, kontribusinya lumayan besar, dan patut dikenang oleh generasi sekarang, agar diketahui, betapa berjuang di pesantren itu tak melulu hanya soal mahir dengan kitab kuning.

Tetapi juga mampu berkomunikasi dengan dunia luar. Mampu melihat peluang dimana rasanya pesantren ini bisa maju dan berkembang.

Pasca wafatnya Buya Iskandar, Buya Abdullah Aminuddin bersama seluruh alumni dan santri menetapkan Buya Marzuki Tuanku Labai Nan Basa sebagai khalifah dan pimpinan. Alumni yang asli Singgalang, Tanah Datar ini lama tinggal dan memimpin jalannya pesantren.

Dia melahirkan banyak alumni dan anak asuh yang kini mewarnai perjalanan pesantren ini. Saat Buya Marzuki memimpin pondok, perubahan bangunan lumayan terasa hebat dan berkesan. Bangunan utama dari kayu berganti dengan pembangunan permanen, berlantai dua.

Tentu, terwujudnya pembangunan demikian tak terlepas dari kebersamaan seluruh keluarga besar pesantren, dan giatnya para pengurus santri untuk mencari anggaran pembangunan dari berbagai pihak.

Hingga sekarang, Madrasatul 'Ulum punya empat orang tokoh inspirator yang telah mendahului kita bersama. Mulai dari Buya Abdullah Aminuddin, Buya Iskandar, Buya Buchari Rauf, dan Buya Marzuki. Tentu besar harapan, kepemimpinan Buya Marulis Tuanku Mudo saat ini, menjadikan pesantren itu lebih hebat lagi.

Mengenang, keempat pimpinan dan guru besar itu, Madrasatul 'Ulum menggelar kegiatan "Basafa Buya Lubuk Pandan", Jumat (21/1/2022) malam. Basafa, dengan agenda tahlil dan zikir bersama sehabis Magrib sampai Isya.

Lalu, badikie atau membaca Sarafal Anam oleh orang siak tukang dikie. Kemudian, dalam acara itu juga diselingi dengan agenda diskusi dan rapat bersama. Setidaknya, ada testimoni keempat buya demikian yang akan menjadi catatan sejarah penting bagi masa depan Madrasatul 'Ulum. (*)


Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies