Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Catatan Al-Wasilah di Baitullah

Jemaah umrah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar diabadikan usai melakukan kewajiban umrah di Mekkah. (ist)

Mekkah, Sigi24.com--Masjidil Haram adalah masjid pertama di muka bumi ini. Tak heran, setiap umat Islam diwajibkan ke masjid itu, paling tidak sekali seumur hidup.

Itulah rukun Islam yang kelima, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Nah, rukun haji dan umrah banyak terpusat di Masjidil Haram.

Masjidnya luas dan besar, mencapai 88.000 meter persegi, dengan kapasitas 220.000 jemaah. Masjid ini selalu dirombak dan diperbaharui, sesuai situasi dan kondisi umat Islam yang cenderung meningkat tiap tahunnya menunaikan haji dan umrah.

Masjid ini juga disebut sebagai Baitullah. Ka'bah yang menjadi kiblat setiap waktu shalat, berada di tengah Masjidil Haram.

Subhanallah, masya Allah, ini bisik-bisik jemaah yang terdengar ketika sampai di Masjidil Haram ini.

Betapa tidak, masjidnya besar, indah, kokoh se kokoh iman dan Islam di hati masyarakat muslim. Bersih se bersih hati mau datang berhaji dan umrah ke sana. Satu kali saja kita shalat di situ, nilainya mencapai 100.000 ribu kali shalat di masjid lain, selain Masjid Nabawi di Madinah.

Arsitektur Masjidil Haram khas tersendiri, tak bisa dibuat di Indonesia. Masjidil Haram bagian tengahnya lepas, tak beratap kubah seperti masjid di kampung kita.

Sehingga jemaah beribadah di dalamnya saat melihat ke atas, langsung terlihat langit yang indah.

Jemaah umrah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar tiba di masjid ini Selasa dinihari, setelah terlebih dulu memanfaatkan waktu ziarah di Madinah selama lima hari.

Lalu, masjid kedua di muka bumi adalah Masjidil Aqsha di Palestina. Masjid inilah kiblat pertama umat Islam, sebelum ke Ka'bah di Mekkah.

Menurut sejarah, jarak pembuatan antara Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsha ini mencapai 40 tahun.

Jemaah yang dipimpin muthawif Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro ini merasa dapat keistimewaan tersendiri.

Ya, sekali Shalat Jumat di Masjid Nabawi Madinah dan satu kali di Masjidil Haram Mekkah. 

Sungguh perjalanan umrah yang amat luar biasa, bisa beribadah sebanyak-banyaknya, apalagi berkesempatan pula Shalat Jumat di dua masjid istimewa dan hebat, peradaban Islam di dunia ini.

Masjidil Haram, ritual haji dan umrah, erat kaitannya dengan Ibrahim, Ismail dan Nabi Muhammad Saw sendiri.

Masjidil Haram anti terhadap kekerasan. Dilarang berbuat zalim, karena itu Baitullah.

Dulu, ada sekolompok pasukan yang ingin menghancurkan Ka'bah. Memakai kendaraan Gajah, dan dimusnahkan oleh Allah SWT lewat segerombolan burung yang terbang di udara.

Burung itu melempari tentara pakai Gajah tadi dengan batu dari tanah liat yang dibakar. Semua tentara bersama dengan gajahnya musnah laksana daun kayu dimakan ulat.

Nah, peristiwa ini tercatat dalam kitab suci umat Islam, Quran surat Al-Fil. Artinya, Masjidil Haram berada di tanah yang suci.

Orang yang masuk masjid itu harus suci dan bersih hatinya dari semua penyakit hati. Tidak boleh ada dendam, sakit hati, banyak sabar.

Masjidil Haram adalah gerbang utama Islam. Dari berbagai aliran umat Islam bebas melakukan ibadah di situ.

Dari masjid ini kita belajar toleransi. Artinya, perbedaan cara beramal, beda cara pandang adalah mutlak dan hukum alam.

Masjidil Haram memfasilitasi itu semua. Dari masjid ini kita belajar terhadap menerima segala bentuk perbedaan.

Yakin dan tahu kita, bahwa yang dinilai oleh Tuhan ketaqwaan seseorang. Status sosial, ketika sudah di Masjidil Haram, sama semuanya.

Kemudian, Masjidil Haram Mekkah adalah tempat awal Nabi Muhammad Saw mengalami peristiwa israk mi'raj. Sebuah peristiwa hebat, diperjalankan ke tempat jauh, tapi waktunya sebentar.

Perjalanan israk mi'raj adalah perjalanan suci, dari masjid ke masjid saat israk, yakni minal Masjidil Haram ilal Masjidil Aqsha.

Lalu, setelah didampingi sejumlah para nabi dan rasul di Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad Saw dimi'rajkan ke langit sampai ke Singgasana Tuhan.

Dan peristiwa ini menjadi tonggak awal wajibnya shalat lima waktu sehari dan semalam dalam ajaran Islam.

Sungguh sebuah keistimewaan yang amat luar biasa diletakkan oleh Allah SWT di Masjidil Haram. 

Mekkah terkenal sebagai kota yang aman. Siapa yang datang berhaji dan umrah ke sana, akan dijamin keamanannya.

Dan pelayanan terhadap tamu Allah ini oleh Kerajaan Arab Saudi terus ditingkatkan dari masa ke masa.

Pantas, ketika seseorang berhasil melakukan haji dan umrah, sepulang dari situ tak pernah jenuh untuk berpikir bagaimana tahun depan bisa lagi ke sana.

Di Mekkah dan Madinah itulah jemaah melihat dengan sempurna kekuasaan Allah SWT, di atas segala kuasanya manusia.

Keimanan jemaah pasca haji dan umrah bertambah kuat, dan jadi haji dan umrah yang mabrur dinamakan.

Majelis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar pimpinan Buya Mashendri Malin Sulaiman melihat akan pentingnya amaliah jemaah selama umrah dan haji, mengacu pada ajaran Islam yang dilandasi spiritualitas tariqat Syattariyah.

Makanya, di setiap rombongan dan kelompok jemaah yang diberangkatkan dengan Malika Wisata Utama selalu ada seorang tuanku, buya untuk mendampingi. (ad/red)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies