Evaluasi Eco Green di KWT Harapan Bunda Marantiah. (ad) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Program Eco Green yang berjalan sejak 2020 terasa sekali manfaatnya oleh masyarakat, terutama bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) yang jadi dampingan program ini.
Walinagari Ketaping, Kecamatan Batang Anai Alwis Jaya menyebutkan, bahwa Eco Green sangat membantu warga, terutama KWT yang dijadikan demplot.
"Ini perlu dilanjutkan, jangan terputus. Sebab, di Ketaping ada pertanian, perkebunan, kelautan dan sungai, yang patut dapat dampingan dari program ini," katanya, Selasa (13/6/2023).
Alwis Jaya menyampaikan hal itu langsung ke Tendri, tim evaluasi program ini, yang turun menanyakan perkembangan Eco Green tersebut.
Menurutnya, lewat program ini, masyarakat sudah punya rumah kompos yang baru siap dibangun dengan anggaran nagari.
"Dan ini membantu KWT untuk berkembang. Eco Green ini luar biasa, mampu mengembangkan petani milenial yang ada di nagari ini," kata dia.
Sesuai konsep Alwis Jaya, bahwa dia memimpin nagari adalah apa maunya dan apa butuhnya masyarakat, dia terus fasilitasi. Bukan kemauan dia, selaku walinagari.
"Kedepan, ini perlu diperluas, seperti pelatihan dan pertemuan antar KWT yang ada di Padang Pariaman dan daerah lain, sehingga anggota giat dan semangat terus," ungkapnya.
Di sisi lain, Alwis Jaya pun menyampaikan ke tim evaluasi, bahwa lahan pertanian yang tidak produktif masih ada dan cukup luas di nagari itu.
Tentu hal demikian butuh dampingan dari Eco Green, sehingga semua lahan yang ada produktif, sesuai peruntukannya.
Dan dia bisa pula mempetakan seluruh wilayah itu, mana yang produktif pertanian dan mana yang untuk perumahan. Sebab, perkembangan Ketaping, orang pada melirik nagari ini untuk pengembangan perumahan.
"Nilai yang paling menonjol dari program ini, adalah tertata dan punya ilmunya para ibu-ibu dalam memberdayakan lahan pekarangan," ujar Alwis Jaya.
"Apalagi petani wanita itu diajak belajar ke luar daerah, seperti pelatihan di Jawa misalnya, ini sangat mendukung sekali untuk pengembangan lahan di nagari," sebutnya.
Dan Alhamdulillah, katanya, dorongan pemerintah nagari agar membuat pupuk organik, telah memasyarakat di kalangan KWT.
Rumah kompos sebagai produksi pupuk organik di KWT Harapan Bunda yang akan diresmikan. (ad) |
"Mereka telah merasakan hasil dan dampak menggunakan pupuk organik dengan pupuk kimia, sehingga nagari membuatkan satu unit rumah organik di KWT Harapan Bunda Marantiah," ujar dia.
Dengan organik, kata Alwis Jaya, pertanian jadi ramah lingkungan, dan tentunya amat cocok di nagari ini.
Ketua KWT Harapan Bunda Ernawati dalam paparan ke tim evaluasi merasa puas dan senang dengan program ini.
"Terutama soal kompos dan petani hijau, ramah lingkungan. Kemudian banyak dapat ilmu pertanian, sehingga semua lahan bisa termanfaatkan untuk produktif," kata Ernawati.
Kini, katanya, pupuk organik sudah menjadi kebutuhan. Jadi, bantuan rumah produksi ini amat penting dan perlu untuk menunjang kemajuan KWT," katanya.
Selain padi dan tanaman jagung biasa, KWT Harapan Bunda Marantiah ini pun memasyarakatkan tanaman sayuran, dengan bervariasi di setiap pekarangan rumah anggota KWT. (ad/red)